P R O L O G

135 18 2
                                    

" Kisah ini mewakili tiap rasa yang mengalir dalam setiap rangkaian bait, di tulis bersama kekuatan emosi dan sendu yang memenuhi ruang kosong di antara huruf-huruf, di temani dengan setiap kata yang terpilih, terselip rintihan dan harapan.

Untuk mereka yang hidup terus berlanjut meski luka hati tak kunjung sembuh.

Untuk mereka yang sedang mencari cahaya di ujung kegelapan.

Untuk mereka yang berusaha menyatukan potongan hati yang terpecah.

Dan semoga setiap langkah membawa cahaya, kesembuhan,dan kekuatan baru."

_______

Selamat membaca.

****

Di sebuah senja yang kelam, terjadilah detik pahit di sebuah rumah, awan menyelimuti langit keluarga yang hancur.

Kata-kata tajam menusuk perasaan , memecah belahan jiwa,awal dari perpisahan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Mereka, sang ibu dan ayah, dulu tuk selamanya
Namun terkoyak oleh perbedaan, hening dalam pertikaian

Suara gemuruh di malam, kata-kata menusuk sanubari, seorang putri kecil itu menyaksikan kehancuran, kelamnya perpisahan.

"Niskala! Kamu pilih Ayah atau ibu?!" Tanya sang ayah pada putri kecilnya itu

Niskala tak menjawab, ia terdiam dalam kebimbangan dan kebingungan.

Mata yang berkaca-kaca mencari jawaban di tengah kehampaan.

Seperti terjepit antara cinta dan luka yang tak terucapkan.

Niskala kemudian berlari menuju ke dekapan sang ibu.

Sang ayah pun mendekati sang Putri nya dan memberikan sebuah kecupan hangat.

"Anakku, kini saatnya ayah harus pergi"

Terdengar langkah demi langkah keluar dari pintu rumah.Tubuh yang besar itupun tak terlihat lagi.

Saat Niskala memilih ibunya,
Ada kelegaan namun juga luka yang mendalam,
Pilihan yang diambil dengan hati yang rapuh,
Menyadari bahwa keputusan ini takkan pernah mudah.

Ibunya menjadi tempat berlindung dari badai,
Dalam dekapannya Niskala merasakan ketenangan,
Meski cinta pada ayah tetap dalam benak,
Keputusan telah dibuat, takdir pun terpatri.

Perjalanan Niskala bersama ibu dimulai,
Menyembuhkan luka dan mencari kebahagiaan,
Meskipun ada pilu di balik senyumnya.

Cerminan waktu yang tak terbendung, di mata yang sayu
Awal dari kehilangan,

Hati kecil Niskala terpaut dalam ruang hampa,
Awal perceraian yang merangkai pilu, hampa dan lara.

Rumah itu,kini telah terbagi.

Sekumpulan ingatan tentang masa lalu itu usang karena tiba-tiba menghilang karena suara ini. " Sampai kapan melamun nya kak Niskala ?" Tanya seorang anak kecil

Niskala tersenyum mendengar pertanyaan anak kecil itu.

Terdapat puluhan layang-layang berterbangan di luar sana terlihat seperti rangkaian burung yang sedang bermigrasi, angin yang berhembus kencang membuat mereka semakin lebih tinggi dan terbang lebih jauh.

Terlihat seorang gadis yang sedang duduk manis di halaman rumahnya itu melihat-lihat kearah langit yang terdapat banyak sekali layang-layang yang sedang berterbangan.

Terdengar sangat jelas sorakan gembira dari anak-anak yang sedang bermain layangan itu.

Tak lama setelah itu terdengar panggilan yang sangat familiar dari belakang "Niskala...." Panggil ibu seraya menyentuh bahu Niskala dengan lembut dan sedikit memberi senyuman.

"Iya Bu?"

" Ngapain di sini?"

" Lagi ngeliat anak-anak itu bu, mereka keliatan bersemangat sekali memainkan layangan"

"Bermain di saat angin kencang seperti ini memang membuat layangan itu terbang dengan sangat bagus "

"Kayaknya menjadi sebuah layang-layang itu enak ya Bu?"

"Enaknya dari mana?"

"Hm,Ia bisa terbang tinggi dengan bebas tanpa beban dan tak lupa di temani dengan langit yang sangat cerah itu"

"Tapi jika talinya putus, pastinya tak akan ada harapan lagi kan untuk kembali?"

Niskala tersenyum.

***

pukul 18.23 malam

Niskala sedang duduk di kursi sambil membaca buku,ia sontak bangun dari duduknya untuk melihat ke arah jendela.

Terlihat jendela rumahnya yang kian basah sebab rintik hujan,perlahan-lahan hujan itu semakin deras dan Semakin membasahi jendela rumah Niskala.

Terdengar suara hujan dari luar yang semakin riuh dan berisik, Niskala segera menemui ibunya yang berada di dapur lalu berkata "ibu ada pesanan kue?" Ucap Niskala saat melihat ibunya sedang mengaduk adonan

Kue, ibu Niskala seraya menjawab "iya nak, pesanan untuk besok hari"

Segeralah Niskala membantu ibunya untuk membuat adonan kue dia sudah terbiasa membantu ibunya pada malam hari sebab Niskala hanya tinggal berdua bersama sang ibu,jika bukan dia yang membantu maka siapa lagi?

***

Ini adalah kisah tentang seorang gadis bernama Niskala, terlahir dari keluarga broken home sejak kecil bukanlah keinginan dari semua anak, apalagi anak perempuan.

Dulu rumah yang di tempati Niskala beserta ibunya penuh dengan keramaian, tawa,dan kebahagiaan,namun seketika Rumah itu menjadi sepi, dan tersisa Niskala bersama ibunya,Niskala menjadi anak broken home Sejak ia berusia 10 Tahun dan kini usia Niskala beranjak 19 Tahun.

Lalu di mana keberadaan ayah Niskala? Ia telah memiliki kehidupan dan keluarga baru.

Walaupun terasa berat bagi Niskala, ia tetap kuat dan kokoh untuk menjalani kehidupan nya yang terlihat sendu.

Apalagi cinta pertama dari seorang anak perempuan adalah ayahnya bukan?

Hal ini tak menjadi halangan untuk Niskala tetap bersemangat.

Niskala belum menjadi gadis beruntung...

Namun harap besar, hal-hal baik akan datang kepada Niskala serta ibunya...

Bersendu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang