22. Di balik Senyap

3 5 0
                                    

“Seperti ombak yang tenang namun menyimpan energi dahsyat, begitu juga dengan kesunyian yang dapat menguatkan dan memberi ketenangan dalam keheningan. “

***

Pukul 15.48 sore
Angin berhembus lembut di tepian pantai, di temani dengan semilir rintik hujan yang jatuh satu-persatu.

Terlihat sang Ombak saling kejar­kejaran menghampiri tepi laut.

Pasir-pasir pantai terdengar riuh seperti sedang berbisik.

Awan mulai murung saat sang senja akan tiba,Ombak di pantai itu berlomba lomba saling mendahului.

Niskala, berdiri di tepi pantai,
Alunan suara deburan laut bagaikan nyanyian lembut yang menyentuh jiwa Niskala, memberinya ketenangan dan kedamaian yang begitu dalam.

Pantai pun menjadi teman setianya, menyaksikan setiap langkahnya dengan penuh pengertian, seolah menjadi cermin bagi keindahan dan ketenangan yang ada dalam diri Niskala.

Rani, berjalan bersama Niskala di sepanjang pantai yang berpasir putih, tiba-tiba merasakan kehangatan tersendiri dalam detak jantung Niskala yang semakin cepat.

Niskala berjalan di antara desiran ombak,gadis itu berhenti menatap dengan serius sebuah senja kerap di jadikan tempat berfoto yang berada di tepian pantai, sepertinya ia mengingat sesuatu.

"Niskala?" Panggil Rani

Niskala tak menoleh.

"Niskala?" Panggil Rani sekali lagi

Niskala pun menoleh ke samping kanannya, menatap wajah dari seseorang yang telah memanggilnya.

"Lo kenapa?kok ngelamun"

"Gapapa"

"Serius gapapa?"

"Iya"

"Tapi kenapa lo lihat tempat itu jadi diam?"

"Gue hanya teringat seseorang aja"

Rani pun tak lagi berkata apa-apa kepada Niskala,ia mengerti siapa yang di maksud oleh Niskala, tak lain adalah Aditya

Angin pantai pun terasa ikut terhenti sejenak, seolah ikut larut dalam nostalgia yang kembali hadir. Di dapur zaman, Niskala dan Aditya terlihat bahagia dalam sebuah foto, senyum cerah dan tatapan penuh kasih sayang melintas di dalamnya.

Pantai itu pun seperti menyaksikan kebersamaan yang kini hanya tinggal dalam kenangan, namun tetap terpatri dalam hati yang ingin terus mengingat dan mencintai.

"Ran" panggil Niskala

"Iya?"

"Kenapa semesta ga mengizinkan gue sama Aditya bersama lebih lama?"

"Mungkin ini bukan takdir kalian untuk bersama Niskala..."

"Gue ngerti akan hal itu,tapi setidaknya semesta bisa kasih gue waktu lebih lama lagi buat bersama Aditya, dia itu baik sama gue"

"Aditya emang baik, tapi pasti lo bakal dapat yang lebih baik lagi"

"Ternyata dua orang laki-laki yang paling gue sayang di hidup gue sama-sama ingkar janji ya, sama-sama hilang dan pergi."

Rani tak menjawab, ia hanya menatap wajah Niskala yang terlihat masih dengan mata sembab, senyuman yang biasanya terbit di pipi Niskala kini telah hilang ,sejujurnya Rani tak ingin melihat Niskala terus-menerus sedih seperti ini.

Namun perlu waktu bagi Niskala agar bisa kembali seperti biasanya.

***

Bersendu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang