BAB 3 PERTEMUAN

46 2 0
                                    


Halo semua...

Selamat membaca...

Hari ini hari rabu, tampak Cilla sudah bersiap di meja makan menggunakan seragam SD warna hijau kotak-kotak dengan rok hijau tua polos dan ramburnya dikuncir kuda sedang memakan makanannya. Begitu juga ayah dan ibunya. Hari ini dia tidak kesiangan lagi karena tadi malam Ia tidur pukul 9 malam.

"Makanannya dihabiskan nggak usah buru-buru, masih pagi, kok." Ucap bundanya yang melihat putrinya itu makan dengan tergesa-gesa.

"Iya, Bun." Jawab Cilla memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Bunda Cilla pun ikut duduk di kursi yang bersebrangan dengan Cilla, tepat di samping suaminya.

"Assalamualaikum, Bu Dina." Terlihat perempuan setengah baya dengan membawa kantong plastik di tangannya sedang ada di pintu dapur.

"Waalaikumsalam, eh, Bu Tuti, ada apa, Bu." Balas bunda Cilla sambil berdiri menghampiri perempuan itu.

"Ini Bu, tadi saya buat pentol bakso tadi malam tapi saya buatnya kebanyakan jadi ini untuk ibu dan keluarga." Jelas Bu Tuti yang merupakan tetangga Cilla.

"Wah, terima kasih banyak lho Bu, Saya terima ya." Jawab Bu Dina menerima kantong plastik itu.

"Ya sudah Bu, Saya pamit dulu." Ucap Bu Tuti berjalan pulang.

Nama ibu Cilla adalah Dina Susanti.

***

Cilla turun dari motor dan menyalimi tangan ayahnya.

"Assalamualaikum, Yah, Cilla masuk dulu ya."

"Waalaikumsalam, ya udah gi masuk, nanti keburu bell lagi."

Cilla pun berjalan masuk ke dalam sekolah dengan memakai jaket berwarna navynya, dan Ayahnya pun kembali mengendarai motornya.

Sesampainya di depan koperasi Ia tidak sengaja bertemu kak Bintang.

"Eh, Dek, nanti kalau sudah sampai kelas jaketnya dicopot ya, soalnya kalau di lingkungan sekolah nggak boleh pakai jaket." Ucap kak Bintang yang sedang bersama temannya menuju koperasi.

"Iya, Kak." Cilla menjawab dengan anggukan.

Kak bintang pun berjalan masuk koperasi dan cilla berjalan menuju kelasnya. Kelas VII-G hanya berjalak 10 meter dari koperasi dan dan depan kelasnya lapangan voli. Sesampainya di kelas Cilla pun membuka jaketnya, bukan karena memenuhi nasihat dari kak Bintang melainkan kemauan Cilla, karena Cilla juga tahu tidak mungkin di kelas memakai jaket. Belum banyak murid yang berangkat karena ruang kelas masih terlihat sepi.

***

Jam di atas papan tulis dan di bawah foto presiden dan wakilnya serta lambang garuda menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit. Ruang kelas sudah terisi penuh. Terlihat ada guru yang sedang berkeliling di kelas-kelas, Cilla melihatnya dari bangkunya, karena bangku Cilla terletak nomor dua dari depan dan baris nomor dua pula dari utara yang merupakan tembok yang dapat melihat ke arah luar dengan jelas.

"Assalamualaikum semuanya, mohon semuanya duduk dengan tenang. Karena pelajaran akan dimulai 15 menit lagi, jadi diisi dengan membaca Asma'ul Husna terlebih dahulu dipimpin ketua kelas." Ucap guru dengan kumis tebal yang masuk ke dalam kelas.

"Tapi kami belum menentukan ketua kelas pak. Baru ingin di susun hari ini." Jawab salah satu siswa laki-laki yang ada di belakang.

"Kalau begitu terserah siapa yang pimpin atau bersama-sama saja." Jelas guru itu yang mulai berjalan pergi.

Akhirnya Asma'ul Husna dibaca bersama-sama.

***

Suasana penyusunan organisasi kelas...

"Oke, untuk yang menjadi ketua Chiko, ya."

"Lho, Pak, kok, Saya sih, kan yang lain banyak." Protes siswa tinggi kulit putih yang ada di pojok ruangan.

"Kan yang lain setuju dengan keputusan ini."

"Ah, Bapak nggak adil."

"Adil, dong, kan sesuai musyawarah." Jawab Pak Tono.

"Udahlah Ko, terima aja." Sahut siswa yang duduk di samping Chiko.

Mendengar itu akhirnya Chiko pun pasrah.

"Oke, siapa untuk wakilnya? Silahkan mengajukan diri." Tanya Pak Tono.

Suasana kelas mendadak hening tanpa jawaban.

"Oke, karena tidak ada jawaban maka saya tunjuk secara acak saja, yang menjadi wakil ketua kelas adalah... Andini."

Gadis yang ada dibarisan dua kolom dua dari selatan itu pun terkejut dan mendongakkan kepalanya yang awalnya menunduk.

"lho, kok, Saya, Pak?" Sahut gadis itu dengan wajah yang tidak terima.

"Bagaimana semuanya? Setuju?" Tanya Pak Tono pada semua murid.

"Setuju." Jawab semua murid secara serentak.

"Oke mari kita lanjutkan ke bendhara."

Momen tidak terima itu terus berlangsung saat penyusunan organisasi kelas hingga akhir.

Dan pada akhirnya semua telah ditentukan.

Ketua kelas : Chiko Ramadhani

Wakil ketua kelas : Andini Najwa

Bendahara 1 : Naila Maharani

Bendahara 2 : Suci Atikasari

Sekretaris 1 : Jasmin Asyifa

Sekretaris 2 : Dafina Azzahra

Seksi kebersihan : Pricilla Arumita Anggraini

Seksi Upacara : Rayan Aditya Firmansyah

Seksi Rohani : Aninda Putri Luciana

Seksi ketertiban : Dion Wahyu Nugraha

Cilla pun tidak menyangka Ia mendapatkan peran dalam organisasi kelas sebagai seksi kebersihan. Bahkan Ia tidak terlalu suka bersih-bersih dalam kesehariannya. Tapi ia hanya pasrah karena mau membantah pun percuma.

"Yaelah kenapa gue, sih, yang jadi seksi kebersihan, males banget." Batinnya dengan ekspresi malas.

"Udah terima aja, nggak usah ditekuk mukanya." Ucap seorang siswi di samping Cilla.

Cilla pun hanya meliriknya saja.

Jangan lupa vote...

Cinta dalam MimpiWhere stories live. Discover now