BAB 8 PRAMUKA

20 0 0
                                    

Halo semua apa kabar?

Selamat membaca...

"Aduh, panas banget bisa gosong kulit Gue kalau kayak gini." Ucap Jasmin dengan tangan menutupi wajahnya.

"Tau nih, nyiksa banget dijemur gini." Balas Suci.

"Ini kapan kita dipindahin sih, mana pembinaanya lama lagi." Timpal siswi bernama Salsa.

"Amanat Pembina." Ucap petugas upacara.

Saat ini memang semua murid kelas 7 sedang dibariskan di lapangan upacara dengan matahari yang sangat terik di atas kepala membuat beberapa murid mengeluh, dan tampak di jam yang Cilla gunakan menunjukkan pukul 14.30. Hari ini perdana pramuka. Dan barisan perempuan maupun laki-laki dibedakan.

"Assalamualaikum, semua, selamat sore." Sapa guru laki-laki dengan perut sispack yang sekitar berumur 30 tahunan.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatu, sore, Pak." Ucap murid serentak.

"Baik, pertama-tama kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul di lapangan ini dengan keadaan sehat wal afiat. Perkenalkan nama Saya Kak Wimar An-Nugraha, panggil saja Kak Wimar, dalam pramuka saya sebagai pembina di sini, dan dalam pramuka memanggil pembina dengan sebutan Kak, bukan Pak, paham semua?" Ucap Pak Wimar Panjang kali lebar seperti rumus luas persegi panjang.

"Paham, Kak."

"Dalam SMP tingkatan kalian sekarang sebagai penggalang, ada penggalang ramu, rakit, dan terap. Kelas 7 sekarang penggalang ramu, kelas 8 rakit dan 9 terap, mungkin nanti saat kelas 9 hanya semester satu saja atau tidak sama sekali hanya sampai kelas 8, karena kalian kan harus mempersiapkan ujian. Jadi untuk pertemuan pertama kita kali ini kalian bisa membagi regu, untuk regu laki-laki dan perempuan masing-masing kelas 2 regu, silahkan nanti kalian bagi dibantu oleh kakak-kakak gugus inti ya." Jelas Pak Wimar dengan saksama.

"Untuk sabtu besok akan diadakan PERSAMI, jadi mohon diperiapkan ya, untuk informasi lebih lanjut tanyakan sama kakak didepan kalian ini." Tambah Pak Wimar sambil menunjuk kakak-kakak gugus inti, dan terlihat wajah para murid menjadi badmood.

"Mengerti ya, sekian pembinaan dari kakak, wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh." Ucap Pak Wimar mengakhiri amanatnya.

"Mengerti, Kak, waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatu." Jawab semua murid.

"Akhirnya selesai juga amanatnya, Cuy." Celetuk Nafisha pada Cilla dimana mereka baris berdampingan.

"Hm." Jawab Cilla dengan deheman karena fokus memperhatikan depan.

"Penghormatan kepada pembina." Suara protokol.

"KEPADA PEMBINA, HORMAAAT, GRAK." Suara kak Bintang tegas yang menjadi pemimpin pembinaan.

Semua murid mengangkat tongkatnya memberi hormat.

***

Kini semua murid sedang duduk di barisannya, sambil mengobrol beristirahat dan membentuk regu.

"Cila, Lo udah ada persiapan buat besok?" Tanya Nafisha pada Cilla.

"Hm, belum, sih, terus Lo udah ada persiapan, Sha?" Respon Cilla menatap wajah Nafisha.

"Gue juga belum ada persiapan, Gue masih bingung."

"Nanti paling didiskusikan lagi deh." Sambung Nafisha.

"Hm." Jawab Cilla manggut-manggut.

"Jadi, gimana nih regunya?" Tanya Naila.

"Buat satu regu aja." Usul Jasmin.

"Iya tuh, dari pada ribet, kan." Sahut Salsa sohib Naila.

"Ya, udah deh, Gue coba usulin dulu." Ucap Andini beranjak dari tempat duduknya.

Yang lain hanya mendengarkan mereka tanda setuju.

Beberapa menit kemudian Andini selesai berdiskusi dengan salah satu kakak gugus inti.

"Gimana? Boleh nggak?" Tanya Suci.

"Boleh katanya." Ucap Andini kembali duduk di tempatnya semula.

Entah ada angin keberuntungan apa hingga kelas VII-G diberikan kebolehan membentuk satu regu dalam satu kelas.

"Sekarang kita harus tulis nama regu dan anggotanya di kertas ini, siapa nih yang jadi ketua regu sama wakilnya?" Tanya Andini mengeluarkan selembar kertas dan sebuah pensil dari tas pramukanya.

"Lo aja lah An." Ucap Suci.

"Masak Gue, sih, ksn Gue udah menjabat sebagai wakil ketua kelas." Ucap Andini mencoba mengelak tak mau.

"Oh, ayolah." Ucap Dafina yang semula hanya diam pun bersuara.

"Ya, An, Lo aja, udah." Dukung Naila.

"Siapa yang setuju angkat tangan." Ucap Salsa.

Semuanya pun mengangkat tangan tanda setuju. Dan dengan wajah pasrah akhirnya Andini pun bersedia menjadi ketua regu.

"Ya, Gue terima." Jawab Andini dengan wajah kesal.

"Wakilnya siapa, nih?" Tanya Andini.

"Nih si Naila apa Jasmin nih bisa." Ucap Suci menunjuk mereka.

"Ih, kok Gue males ah." Jawaab Jasmin.

"Naila aja nih." Sambungnya.

"Ya udah, Gue, daripada ribut mulu." Ucap Naila mengajukan diri.

"Oke." Ucap Andini dengan membentuk hurup o di jari jempol dan telunjuknya yang disatukan.

"Tinggal nama regunya nih."

"Ayo usulkan teman-teman." Ucap Andini menatap teman-temannya.

"Mawar?" Ucap Nafisha.

"Anggrek?" Ucap Hani.

"Kayaknya udah ada yang pakai deh." Ucap Cilla yang akhirnya bersuara.

"Ya sih, soalnya tadi gue lihat kelas sebelah ada yang pakai mawar ama anggrek." Sahut Dafina.

"Ya terus apa?" Tanya Nafisha.

"Raflesia aja gimana?" Usul Cilla.

"Hm, itu kayaknya belum ada yang pakai deh." Sahut Mina yang ada di sebelah Nafisha.

"Oke, deh itu aja, gimana menurut kalian, Guys?" Tanya Andini.

"Oke, setuju." Jawab semua anggota.

"Kayaknya yang anggotanya paling banyak regu kita sendiri deh." Celetuk Suci.

"Hm, iya sih, tapi ya udah lah lagi pula di bolehin kan." Ucap Andini yang sedang menulis.

"Ya udah, Gue pergi kumpulin ini dulu ya." Pamit Andini yang beranjak pergi mengumpulkan kertas bertuliskan regu dan nama anggota.

"Hm." Sahut Suci.

***

"Oke semuanya karena semua sudah mengumpulkan nama regu dan anggotanya, langsung saja kalian diskusikan untuk perlengkapan yang kalian bawa besok dalam PERSAMI. Perlengkapan yang harus dibawa seperti tikar, seragam olahraga, perlengkapan pramuka, buku, obat dan lainnya yang kalian butuhkan." Ucap Kak Bintang di depan barisan murid.

"Baik, Kak." Ucap semua murid bersamaan.


Jangan lupa untuk vote ya...

Terimakasih...

Cinta dalam MimpiWhere stories live. Discover now