Jingga dan Eleghi

11. Hati ke hati

Selamat membaca... Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak..💜💜💜

➖️➖️➖️➖️➖️

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam,Jingga dan Eghi masih asik berdiri dibalkon menikmati pemandangan lampu kota dimalam hari.

Mereka berdua masih nyaman berpelukan satu sama lain,seperti melepaskan rasa rindu. Padahal hampir setiap hari mereka bertemu.

"Eh,gue mau nanya. Kok loe bisa ada disini?"

"Masih aja nanyain soal itu,gu-gue cuma kawatir sama loe. I-iya gue nyariin loe lah." Jawabnya sedikit gugup.

"Lahh,kan gue nggak kemana-mana. Lagipula gue cuman pengen nenangin diri disini aja."

"Iya,loe udah tanggung jawab gue sekarang. Kalau ada apa-apa loe harus kabarin gue pokoknya."

Jingga melepaskan pelukan Eghi,dengan langkah perlahan dia masuk mengambil dompetnya didalam tas dan mengambil beberapa lembar uang 100 ribuan.

"Ini buat ganti biaya dokter,obat sama makanan gue tadi." Ucapnya seraya menyerahkan uang tersebut.

Eghi mengerutkan dahinya,dan menggeleng perlahan.

"Nggak usah,udah tanggung jawab gue Jingga."

"No no ya,gue nggak mau hutang budi sama loe, tau prinsip gue kan Ghi? Please!"

"Oke gini,dari pada kita berdebat. Gue mau sebagai bayarannya besuk kita jalan seharian gimana? Itupun kalau kondisi loe udah bener-bener baik." Pinta Eghi.

Sebenarnya Jingga tidak tertarik,tapi dia ingin menghargai bantuan Eghi padanya tadi.

"Yaudah,kalo gitu. Oke." Jawab Jingga.

"Yuk masuk,loe harus istirahat. Angin malam nggak baik buat loe."

Eghi menuntun Jingga masuk kedalam kamar,membantunya berbaring dan menyelimuti gadis itu.

"Istirahat ya,gue disofa. Kalau ada apa-apa loe bisa panggil gue." Ucap Eghi sambil mengelus puncak kepala Jingga.

Jingga hanya mengangguk,dan menatap kepergian Eghi.

○○○○○○○

Dinginnya malam,telah berganti dengan hangatnya sinar mentari pagi.

Kondisi Jingga sudah jauh lebih baik dibanding 2 hari kemarin. Semua berkat Eghi yang merawat dan memperhatikannya dengan baik.