Akankah?

463 2 0
                                    

“Huek! Huek!”

Setelah beberapa bulan berlalu, ada yang berbeda dengan kondisi tubuh Kaira. Dia merasa begitu lemas bahkan nafsu makannya selalu berubah-ubah. Belum lagi dia yang mulai sering merasa pusing dan mual-mual.

“Kaira, kamu nggak apa-apa?” tanya Devin mengetuk pintu kamar mandi setelah dia mendengar suara istrinya yang tengah muntah-muntah itu.

Tidak berapa lama suara air keran yang terbuka pun terdengar. Setelahnya itu Kaira membuka pintu kamar mandi dan menatap wajah cemas suaminya itu.

“Mas … aku merasa pusing,” ucap Kaira dengan lemas.

“Kita ke rumah sakit sekarang. Aku takut ini bukan hanya masuk angin aja, Kaira,” ucap Devin mengelus punggung Kaira dengan lembut.

Kaira pun menganggukkan kepalanya. “Iya, Mas. Aku juga sering mual-mual kayaknya aneh kalau ini masuk angin biasa.”

Devin pun menuntun Kaira keluar dari kamar. Tidak lupa dia membawa kunci mobilnya lalu melangkahkan kakinya bersama dengan Kaira hingga keluar dari rumah mereka.

“Ayo masuk, pelan-pelan, ya,” ucap Devin membukakan pintu mobil untuk Kaira.

Kaira pun duduk di dalam mobil sedangkan Devin menutup pintu mobil dengan pelan. setelahnya Devin pun ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di depan stir mobil.

Tanpa membuang banyak waktu lagi, Devin mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit terdekat.

Beberapa menit berlalu hingga akhirnya mobil Devin tiba di parkiran rumah sakit. Dia turun lebih dulu lalu kembali membukakan pintu untuk istrinya.

Keduanya pun melangkah masuk ke dalam rumah sakit dan mengunjungi perawat yang ada di sana.

“Permisi, saya ingin memeriksakan kondisi istri saya. Akhir-akhir ini dia sering mual dan pusing,” ujar Devin menjelaskan kondisi istrinya.

Perawat itu memandang ke arah wajah Kaira yang agak memucat. “Kalau begitu ikut saya ke ruangan dokter kandungan, ya.”

Devin dan Kaira saling pandang mendengar perkataan perawat itu. “Dokter kandungan?”

“Benar, Pak. Kondisi istri Anda kemungkinan karena istri Anda sedang hamil.”

Devin dan Kaira punn dituntun menuju ke ruangan dokter. Untungnya tidak banyak orang di sana sehingga giliran mereka diperiksa pun tiba.

Kaira dibaringkan di atas bangsal rumah sakit lalu diperiksa sebentar oleh dokter kandungan itu. Setelahnya, dokter itu kembali menatap ke arah Devin dengan senyumannya.

“Selamat, Pak. Istri Anda sedang hamil dan sekarang sudah berjalan hampir 1 bulan,” ucap dokter itu.

Devin dan Kaira terkejut mendengar perkataan dokter itu. Air mata haru pun mengalir di wajah Kaira.

Devin memeluk tubuh istrinya dan mengecup kening istrinya dengan lembut. “Akhirnya,” lirihnya pelan.

Setelah menerima resep dan pesan dari dokter tersebut, mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

Devin tidak sabar ingin mengabari hal bahagia ini kepada anak laki-lakinya.

“Ares,” panggil Devin sesaat dia sampai di rumah dengan Kaira.

Ares yang kebetulan baru keluar dari kamarnya langsung menghampiri ayahnya itu. “Ada apa, Pa?” tanya Ares.

Devin tersenyum senang. “Papa ada kabar bahagia untuk kamu. Sekarang Mama kamu sedang hamil,” ucap Devin seraya merangkul pinggang Kaira dengan erat namun lembut. “Kata dokter kandungannya sudah berjalan hampir 1 bulan.”

Affair With Mantan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang