Kembali Berulah

813 8 1
                                    

Yang mau ikut GA, bisa dm ig feby_dwi17. Bagi yg sudah memenuhi syarat dan kirim bukti berupa screenshot.

"Ares, kamu bantu Papa bawa Mama ke mobil, kita harus ke rumah sakit sekarang," ucap Devin kepada Ares.

Ares hanya menuruti perkataan papanya itu lalu membantu menggendong tubuh Kaira dan membawanya masuk ke dalam mobilnya Devin. Di dalam sanna sudah ada Devin yang menyalakan mesin mobilnya.

"Kami juga masuk, kita ke rumah sakit sekarang. teman kamu bisa pulang lebih dulu," ucap Devin memandang ke arah Jeremy dengan tatapan yang cukup tegas. Dia masih ingat dengan apa saja yang dikatakan Jeremy kepada istrinya. "Kejadian hari ini, jangan dibahas lagi."

Ares pun mau tidak mau ikut bersama dengan Devin dan menuju ke rumah sakit. Sedangkan Jeremy dimintai pulang oleh Ares karena tugasnya Jeremy tadi juga sudah selesai dan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang Ares inginkan.

Selama perjalanan menuju ke rumah sakit, Devin tidak henti-hentinya melirik ke arah Kaira dengan perasaan cemasnya.

"Aku harap dia baik-baik aja," ucap Devin pelan.

Sedangkan Ares tentu saja berharap hal yang lain. Dia malah berharap kalau nantinya akndungan Kaira akan memburuk dan kalau bisa dia ingin Kaira keguguran. Dengan begitu Ares masih punya kesempatan untuk mendekati Kaira lagi.

Tidak selang beberapa lama kemudian, akhirnya mobil yang dikendarai Devin tiba di parkiran rumah sakit.

Mereka langsung turun dari mobil. Sekarang gantian Devin yang menggendong istrinya lalu melangkah lebar masuk ke dalam gedung rumah sakit.

Perawat pun langsung menghampiri Devin dan membawa Kaira masuk ke dalam ruang ICU untuk diperiksa. Sedangkan Devin dan Ares menunggu di kursi tunggu sampai dokter keluar dari ruang ICU itu.

"Hahh ...." Devin tidak hentinya menghela nafasnya itu. dia benar-benar mencemaskan masalah kandungannya Kaira saat ini.

Sedangkan Ares hanya duduk tenang di samping Devin sambil melirik ke arah pintu ruangan ICU. 'Aku berharap dia keguguran aja,' batin Ares dengan senyum sinis yang terukir di wajahnya.

"Ares," panggil Devin yang membuat Ares tersadar dari lamunannya itu.

"Ada apa, Pa?" tanya Ares menatap ke arah Devin yang juga menatap ke arahnya.

Devin mengusap wajahnya pelan lalu memalingkan pandangannya ke arah lantai koridor itu. "Papa nggak akan tanya tentang apa hubungan kamu dengan Kaira dulunya. Kalau memang kamu itu mantannya Kaira, Papa juga nggak mempermasalahkannya lagi karena itu artinya sekarang kalian nggak ada masalah lagi, kan? Papa harap kamu tetap menganggap Kaira sebagai Mama kamu karena Papa tetap akan mempertahankan Kaira sebagai Mama kamu," ucap Devin menegaskan pendapatanya kepada anak laki-lakinya itu.

Ares terdiam mendengar perkataan Devin. Tangannya terkepal tanpa dia sadari. Dia tidak menyukai perkatana Devin yang seakan menentang kaau Ares memiliki perasaan lebih kepada Kaira.

'Padahal aku yang suka sama Kaira lebih dulu dan aku yang mengenalnya lebih dulu. Eknapa juga Papa yang dapetin Kaira? Aku nggak rela!' batin Ares kesal.

Tidak lama setelah itu pun, pintu ruangan ICU terbuka lebar dan seorang dokter keluar dari ruangan itu lalu menghampiri Devin serta Ares yang sedang duduk di kursi tunggu itu.

Devin dengan sigap langsung bangkit berdiri dari duduknya dan mendekati dokter tersebut. "Gimana keadaan istri saya?" tanya Devin dengan raut wajah cemasnya.

Sedangakn Ares hanya tetap terduduk di kursinya dan memandang ke arah papanya yang tengah berhadapan dengan dokter itu.

"Keadaan istri Anda baik-baik saja. Hanya saya kandungannya ... maaf saya tidak bisa menyelamtkannya," ucap dokter itu dengan raut wajah sendunya.

Devin terbelalak mendengar perkatana dokter itu. "I-Itu ... artinya istri saya keguguran?" tanya Devin tidak percaya dengan kabar buruk yang dia dengar itu.

Dokter itu menghela nafas pelan lalu menganggukkan kepalanya. "Benturan yang cukup keras mengenai tepat di perutnya membuatnya pendarahan hingga akhirnya kandungannya itu tidak bisa kami selamatkan. Maaf," ucap dokter itu menjelaskan kepada Devin.

Devin merasa kedua kakinya lemas sekali. Namun dia tetap harus tegar dan bertemu dengan istrinya yang mungkin lebih terpuruk lagi setelah mendengar kabar ini nantinya.

"Apa istri saya harus menginap di sini, Dok?" tanya Devin.

"Istri Anda bisa dibawa pulang besok hari. Untuk hari ini saya berharap agar istri Anda tetap di sini lebih dulu."

Devin pun hanya mengangguk dan memutuskan untuk menunggu sampai Kaira dipindahkan ke ruang rawat biasa.

***

Keesokan harinya, Devin pun memutuskan untuk membawa Kaira pulang. Kaira tentu saja sudah tahu apa yang telah terjadi dengan kandungannya itu. hal itu membuat Kaira menangis semalaman penuh di dalam ruang rawatnya itu.

Beruntung saat itu Kaira ditemani oleh Devin yang semalaman penuh berada di sampin Kaira.

"Kita sudah sampai," ucap Devin kepada Kaira yang masih memasang wajah sedihnya.

Kaira membuka pintu mobilnya dan dibantu oleh Devin untuk melangkah masuk ke dalam rumah mereka.

Setelah itu, Devin membawa Kaira masuk ke dalam kamar tidur mereka.

"Kamu istirahatlah dulu," ucap Devin membiarkan Kaira terbaring di atas kasur mereka. "Aku keluar dulu dan ambilkan minum untuk kamu."

"Mas," panggil Kaira menghentikan langkah Devin. "Maaf."

Devin menoleh ke arah Kaira lagi. "Untuk apa?"

"Untuk semuanya," jawab Kaira. "Bukan hanya karena aku gagal menjadi istri yang baik sampai aku menyebabkan kandunganku keguguran. Tapi aku minta maaf karena udah bohongin kamu. Aku bukan berniat buat nyembunyiin ini. aku hanya ingin nunggu waktu yang tepat untuk kasih tahu kamu, Mas. Maaf."

Devin terdiam lalu mendekat ke arah Kaira. Dia mengelus lembut puncak kepala istrinya itu. "Aku nggak akan bilang kalau aku nggak kecewa dengan aku, Kaira. Tapi aku pikir kamu sengaja ngelakuin itu agar aku nggak ngerasa canggung nantinya kalau kamu ternyata adalah mantan kekasih anakku sendiri."

Kaira menganggukkan kepalanya lalu tanpa sadar air mata pun mengalir di wajahnya. "Maaf, Mas."

"Sudahlah, kamu istirahat dulu, ya. Perut kamu gimana sekarang?" tanya Devin mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Perutku masih sakit," ucap Kaira.

Devin yang mendengar itu hanya percaya-percaya saja. "Kalau gitu aku akan ambilkan minum dulu.

***

Malam harinya, tepat setelah Devin dan Kaira tengah tertidur, tanpa sadar Kaira terbangun dari tidurnya.

Dia memang sejak kemarin malam tidak bisa tidur dengan nyenyak. "Lebih baik aku ke dapur buat ambil air hangat," ucap Kaira pelan.

Dia tidak ingin membangunkan Devin karena Kaira masih tidak enak dengan Devin mengenal masalah kandungannya dan juga masalah dirinya dengan Ares.

Ceklek!

Kaira melangkah keluar dari kamarnya, namun bertepatan dengan itu, dia melihat Ares yang tengah bersandar di depan pintu kamarnya sendiri.

Ares memanda sinis ke arah Kaira. "Kamu itu emang nggak layak jadi istrinya Papa, Kaira. Sekarang anak di dalam perut kamu udah nggak ada lagi. Itu salah kamu karena kamu lebih milih Papa dibandingkan aku," ucap Ares menghina Kaira.

"Jujur aja aku bersyukur kamu keguguran, Kaira. Dengan begitu aku bisa punya peluang besar buat dapetin kamu lagi, kan? Sekarang nggak ada lagi alasan buat kamu nolak aku," lanjut Ares.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Affair With Mantan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang