Hari ini ada dua hal krusial yang perlu kulakukan. Pertama, mengklarifikasi huru-hara yang terjadi di media sosial, terutama Twitter, Instagram, dan TikTok--sebelum masalah kian melebar dan memengaruhi kontrak kerja sama. Markus dan anggota Dairy sudah kemari--area paling rindang di taman rumah sakit--usai pulang sekolah. Aku sengaja memilih tempat ini karena tidak mau mengganggu Pak Eko yang masih ditemani Bu Eko, Pak Lukito yang kali ini bermain bersama cucunya, dan Mas Agung yang sedang lovey dovey dengan calon istri. Lagi pula, suasana di sekitar sini lebih tenang dan menyegarkan. Aku bisa sekalian cuci mata, dibanding harus terus-terusan di kamar dan memeluk bantal guling saja--saking sendirian mulu di muka bumi ini.
Perihal kedua biarkan dipendam lebih dulu. Aku mesti membantu Markus dalam mengatur setup kamera dan kembali memahami skrip yang ditulisnya semalam. Tapi, lelaki itu lekas melarang dan memintaku duduk manis layaknya seorang pasien--tidak banyak tingkah dan berlagak sakit seperti seharusnya. Aku menutup mulut, malas berdebat karena lapar--lagi puasa. Lembar demi lembar pun kujadikan pelarian agar bisa membunuh waktu, sekaligus menata sikap agar tidak melakukan kesalahan.
Skrip yang dibuat Markus tidaklah panjang. Hanya dua halaman. Isinya juga tidak ada yang direkayasa. Cuma terdiri dari spekulasi buruk tentang agensi dan kronologi yang sebenarnya--tanpa menceritakan kalau aku telah bersahabat dengan kanker. Juga terdapat hasil screenshot beberapa hate speech yang perlu di-call out dan diberi pelajaran. Aku tidak akan menyensor username-nya, toh mereka--kebanyakan pengguna Twitter--seringkali memakai second atau fake account. Jujur aku tidak tahu efek apakah yang menungguku nanti, mengingat mereka hanya ingin membela dan melindungiku, meski caranya salah dan berlebihan. Hanya saja mereka tidak sendiri. Aku juga punya orang-orang yang mesti kubela dan kulindungi.
"Done, Di. Lo udah siap?"
Tarik napas, buang.
"Aman. Bisa lo mulai, kok."
"Oke."
Bela memberiku aba-aba saat Markus telah memulai streaming di akun Instagram Dairy--karena lelaki itu sibuk menatap layar sampai tidak memperhatikanku sama sekali. Sebelumnya kami sudah mengunggah pengumuman resmi di feed tentang acara live sore ini. Aku terus menatap kamera dan baru menyapa saat Bela sudah mengangkat kesepuluh jarinya, tanda bahwa sudah ada minimal seribu penonton tetap--tidak keluar masuk.
"Hai, Daily with Audi Dairy here. Makasih buat teman-teman yang udah nyempetin klik notifikasi kami, walaupun bisa jadi di sana lagi sibuk atau malah istirahat. I'm so sorry udah ganggu itu. To be honest agak aneh rasanya ngobrol sendirian begini, but it's ok, gue pengin ngobrol sama kalian aja sekarang."
Kiko mengacungkan jempol dan manggut-manggut. Aku tersenyum tipis, memainkan lembaran skrip yang kuputar menyerupai tabung, lalu segera membuka kembali dan mengetuk-ngetuknya saat Bela menegurku dengan petikan jari.
"Ehm, as you can see, gue baik-baik aja dan dirawat dengan baik di sini."
Markus tersenyum. Aku melihatnya. Mungkin dia ikut lega? Syukurlah kalau iya.
"Jadi tiga hari lalu, mungkin yang nonton pas live atau lihat cuplikan-cuplikan yang beredar udah tahu kalau gue sempat gak sadarkan diri setelah main beberapa lagu. Kelihatan out of nowhere gitu gue kolapsnya, tapi ada juga di antara kalian yang notice kalau gue 'kenapa-napa'. Banyak screenshot-an yang mengisyaratkan gue pucat, nahan sakit, dan kecapekan. Speechless banget, ternyata tampang gue kalau lagi lost gitu amat, ya. Haha!
"But yah, banyak kalian yang khawatir sama keadaan gue, sampai akhirnya muncul macam-macam thread yang nggak pernah gue kira bakal ada. Makasih sebelumnya, makasih udah peduli sama gue dan anggota Dairy yang lain. Maybe penjelasan gue hari ini bakal belibet, maklum masih newbie, tapi semoga bisa memperbaiki keadaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala Audi
Teen FictionDivonis osteosarkoma merupakan mimpi buruk terbesar bagi drummer seperti Audi. Amputasi menjadi salah satu harapannya untuk tetap bertahan hidup, tetapi sama saja mematikan dunianya. Terlebih ia sudah terbiasa menikmati keuntungan viral di TikTok de...