Seorang gadis cantik berseragam sekolah lengkap turun dari motor sport hijau miliknya. Yap! Gadis itu adalah Kirenia Azalea Laurel. Ia berjalan dengan wajah dingin andalannya bersamaan dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku seragamnya.
Kiren berjalan melewati koridor dengan tenang. Gadis berparas cantik itu memang sedikit terkenal di SMA Tirtayasa. Bahkan sedari tadi banyak yang menatapnya, terutama kaum adam.
Sampai di kelas, seperti biasa Kiren disambut oleh makhluk cempreng yang sebangku dengannya. Siapa lagi kalau bukan Zora Yukira, sahabat Kiren satu-satunya.
"Ren, Ren, lo tahu nggak?"
"Nggak."
Zora menatap Kiren malas, selalu saja begini. "Kemaren gue nggak sengaja nabrak Aldiii, AAAA MLEYOT GUE!"
"Dih lebay lo, kalo kemaren lo nabrak Aldi, terus gue harus ngapain?" Tanya Kiren bingung pada sahabatnya itu.
Zora menoyor kepala Kiren, "Astagaaa, punya temen gini amat sih gue."
Kiren sebetulnya paham arah pembicaran Zora, hanya saja dirinya malas. Kalau diterusin malah tidak ada ujungnya nanti.
"Yang lo maksud itu Aldi siapa?"
"Heh! Lo nggak tahu Aldi?"
"Kalo gue nanya--"
Zora memotong perkataan Kiren, "Berarti lo nggak tahu? Nih jadi Aldi yang gue maksud tadi tuh yang biasa nempel terus sama Nervan. Lo tahu Nervan kan?"
Gadis berambut sebahu itu bertambah bingung, dirinya menanyakan siapa Aldi tapi kenapa Zora malah nambah lagi Nervan? Pagi-pagi Kiren sudah harus dibuat mikir dengan pertanyaan Zora. "Au ah bingung gue. Aldi siapa? Nervan juga siapa? Gue nggak tahu sama sekali. Coba lo jabarin biar gue paham."
Zora sangat gemas dengan teman sebangkunya ini, ingin sekali Zora menenggelamkan Kiren di Sungai Amazon. "Kudet banget sih lo Ren, nih ya mereka itu pangerannya Tirtayasa. Paling famous banget. So makanya gue seneng kemaren nabrak Aldi, dilempar batu pun gue ikhlas kok ahahay," ucap Zora panjang lebar dengan senyum-senyum sendiri.
"Lo waras kan Ra? Atau.. ya ampun kayaknya lo harus ke RSJ deh."
Zora hanya bisa sabar dengan sahabatnya ini, menyebalkannya tingkat akut. Padahal sudah dijelaskan panjang lebar. Siapapun bantu Zora teleportasi agar tidak satu kelas dengan Kiren. "Zora cangtip, Zora sabar hehe," ujar Zora dengan senyum terpaksanya.
🐻🐻🐻
Sekarang ini Kiren dan Zora sudah berada dimana tempat manusia berkumpul untuk membeli makanan. Yap! Kantin, mereka berdua sedang mengantri mengambil bekal yang disediakan oleh pihak sekolah.
SMA Tirtayasa adalah sekolah paling favorit di Bandung, juga sebagai salah satu sekolah dengan bayaran termahal. Jadi wajar saja ada bekal khusus dari kantin untuk siswa/siswi disini.
Dua sahabat itu akhirnya sudah mendapat meja, setelah daritadi mengantri panjang.
"Ren, besok gue nggak berangkat." Ucap Zora sedikit pelan.
Kiren yang sedari tadi fokus menyantap bekalnya, beralih menghadap Zora, "Kenapa? Lo sakit?"
Zora memutar bola matanya malas, ada-ada saja jawaban temannya ini, "Sakit tuh nggak ada yang tahu Ren. Besok gue nggak berangkat ada acara keluarga."
Gadis berambut sebahu itu mengerjapkan matanya lucu, "Lo nikah?" Ucap dirinya polos.
"Kiren.. astagaa sumpah yaa lo itu polos apa bego sih, Ren." Gemas Zora meremas angin.
"Apasih gue nggak paham."
"Lupain."
Zora masih menahan sabar dalam hati, harusnya Zora dulu mempersiapkan mental sebelum bersahabat dengan Kiren. Jadi tidak akan seperti ini kejadiannya.
Sedangkan Kiren, ia hanya menyantap bekalnya santai sesekali memikirkan 'apakah dirinya salah?'. Kiren rasa tidak.
Setelahnya tiba-tiba suasana menjadi hening. Mereka berdua sibuk dengan acara makannya masing-masing. Sampai tidak sadar bahwa ada seorang perempuan duduk di meja mereka.
"Hai."
Kiren dan Zora sontak menengok, kaget akan kedatangan orang lain di meja keduanya.
Kiren tersenyum kikuk, "hmm iya."
"Kalian yang namanya Kiren sama Zora?" Ucap perempuan berambut panjang itu.
"Iya gue Kiren, ini temen gue Zora," ia tersenyum ramah.
Perempuan tersebut memangku dagunya menggunakan tangan, kemudian menjawab "Kenalin gue Maica. Cewek tercantik di SMA Tirtayasa, plus terfamous di sini," ujar Maica dengan mengibaskan rambutnya.
Kiren tersenyum kikuk, entah harus menjawab apa. Sedangkan Zora menelisik Maica seperti ada yang aneh pada perempuan itu. Dari cara berkenalannya benar-benar menyombongkan diri, dan.. ada maksud tertentu?
"Ohh.. terus kalo lo terfamous, kenapa harus diumbar?" Zora menatap sedikit kesal pada Maica.
Maica tersenyum sinis, "Kenapa emang? Suka-suka gue lah. Lagian nih ya, kalian harusnya senang karena bisa kenalan sama gue."
Kiren menatap Zora, sepertinya Zora akan mengeluarkan kata-kata pedas andalannya.
"Pardon me? Senang? Dari cara lo ngenalin diri aja nggak ada aura positifnya, dasar!" Semprot Zora dan langsung menarik Kiren untuk pergi dari kantin.
Maica kesal, bisa-bisanya dua perempuan itu nyolot saat berkenalan dengannya. Biasanya cowok ataupun cewek akan bangga dan senang jika mengobrol bersamanya.
"Hmm liat aja nanti, gue bakal bikin lo berdua malu karena udah nyolot tadi."
KIREN🍃
halooo!! ini cerita pertamakuuu~
terimakasih yang sudah membaca yaa~
tolong benarkan jika menemukan typo^.^
nantikan bab selanjutnya~
paipai~~!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kiren
Подростковая литератураKirenia Azalea Laurel, gadis cuek dengan seribu plot twist yang ia sembunyikan. Seribu luka yang orang lain torehkan untuknya. Akankah ia sanggup bertahan dan kuat menghadapinya? Kirenia Azalea Laurel, gadis yang mampu memikat hati lelaki yang menat...