Tentang Kiren 4

32 17 0
                                    

Kiren berjalan menuju kelas setelah pertemuannya dengan Aldi. Dirinya masih memikirkan laki-laki yang manis itu. Kiren menggelengkan kepalanya pelan. Apa yang dirinya pikirkan, selama ini ia tak pernah memikirkan laki-laki.

Tak terasa langkah Kiren sudah sampai di kelasnya. Kiren berhenti di depan kelas dan termenung dengan apa yang dia lihat. Dan boom! Banyak perempuan di kelasnya yang mengerubungi meja Zora, terlihat seperti Zora sedang diinterogasi.

"ZORA! Cepetan cerita, tadi gimana kronologi Aldi ketemu sama Kiren!" Ucap salah satu perempuan.

"Ra! Sahabat kamu itu punya hubungan ya sama Aldi?"

"Cowo gue suka sama modelan berlian, terus apakah gue masih ada harapan?"

"Dih cowo lo, mimpi kali ah! Aldi calon pacar gue!"

"Gila woi! Itu beneran ketemu? Pantes Kiren nggak sama lo."

Zora terlihat frustasi dengan pertanyaan-pertanyaan perempuan di hadapannya.

Mengapa mereka semua tiba-tiba menginterogasi dirinya harusnya kan Kiren, batin Zora menjerit.

Zora melihat sekitar kelasnya, dan ia menemukan sang pelaku yang tepat untuk di interogasi.

"NAH ITU KIREN! Sana kalian tanya diaa!" Ucap Zora lantang sembari menunjuk teman sebangkunya itu.

Kiren terkejut dan panik. Ia pasti akan di beri pertanyaan yang sangat amat panjang seperti Zora tadi.

Semua anak yang mengerubungi Zora beralih menuju ke depan kelas dan memberi banyak pertanyaan panjang yang tak berfaedah dengan tema Aldi dan Kiren. Dirinya menjawab pertanyaan tersebut dengan kebohongan agar tidak panjang lebar.

"Hmm tadi gue ketemu sama Aldi buat ngerjain tugas bareng. Soalnya tadi nilai gue sama Aldi sama-sama remidi alias kurang, iya gitu ceritanya haha." Jelas Kiren dengan muka percaya dirinya.

Salah satu dari mereka yang kurang puas dengan jawaban Kiren berceletuk, "hah beneran gitu? Bukannya nilai kamu A terus ya? Kamu Kiren yang terkenal pintar itu kan?"

"Nah iya! Kebetulan kemarin aku ngerjain tugasnya ngasal karena ngga belajar. Jadi remidi," ucap Kiren meyakinkan.

Zora yang berada di belakang Kiren menatap Kiren malas. Pintar sekali temannya mengelabui orang-orang. Lihat saja, Zora akan menginterogasi saat sampai di rumah Kiren.

🐱🐱🐱

Zora turun dari motor sport hijau milik Kiren, disusul oleh sang pemilik motor. Saat ini mereka berdua sudah pulang sekolah. Semenjak di interogasi itu, Zora mendiamkan Kiren. Zora kira Kiren akan peka dan menceritakan pertemuannya dengan Aldi ternyata tidak.

"IYENNN! Ih cerita dong, gimana tadi ketemuannya," tanya Zora setengah merengek.

"Nanti aja di kamar gue, bakal gue ceritain semua," jawab Kiren.

Mata Zora berbinar, "OKE! Janji yaa!"

"Iya, bocil."

Kiren dan Zora masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Sesampainya di kamar Kiren. Mereka berdua sama-sama meletakkan tas dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.

"Cape banget hari ini," ucap keduanya.

"Apaansi, ikutan!" Sensi Kiren.

"Apasi, ya nggak tau ya. Tiba-tiba aja keluar dari mulut gue," ucap Zora menatap Kiren.

"Mana, katanya mau cerita," celetuk Zora.

Kiren duduk dari rebahannya kemudian di ikuti oleh Zora. Kiren menceritakan kejadian sebenarnya secara detail tanpa ditambah dan dikurangi. Dan Zora mendengarkannya dengan serius.

"Ohh, jadi lusa malamnya lo balapan motor dong? Wah gue mau nonton yaaa!" Ucap Zora dengan semangat membara.

"Iya. Gue niatnya emang mau ngajak elo buat nemenin gue, karena pasti banyak fans brutal Aldi yang nonton dan ada gengnya Aldi juga kan?" Ucap Kiren.

"Hmm betul," ucap Zora menyetujui.

Zora memandang Kiren sambil tersenyum penuh arti. Ia kemudian berceletuk.

"Gue lihat-lihat nih ya, lo cocok sama Aldi. Yang satu cool, yang satu cuek. Ugh apa ngga luar binasa teori percocokan gue?" ucap Zora dengan alis yang dinaik turunkan. Menyebalkan.

Kiren menabok kepala Zora dengan bantal, "Muka lo biasa aja jono! Ngeselin banget. By the way itu mulut minta di tarik yaa, gue nggak mau sama Aldi. Nggak cocok!" ucap Kiren dengan muka datar.

"Yaelah, beneran gue! Lo ngomong nggak cocok kaya begitu, kalo tiba-tiba lo suka dia. Omongan lo udah gue screenshot loh ini," cerocos Zora dengan tangan belagak seperti memotret.

"Apasih, emang bisa omongan di screenshot," ucap Kiren kembali merebahkan diri.

"Bisa, ini nyatanya."

"Iya, terserah lo deh."

"Lodeh bukannya sayur?" Tanya Zora random.

"Ya Allah, mau bunuh orang!"

Zora tertawa puas, senang sekali mengerjai sahabatnya. Kiren menutupi mukanya dengan bantal. Malas dengan Zora yang kelewat tidak normal.

KIREN🌧

halooo!! ini cerita pertamakuuu~
terimakasih yang sudah membaca yaa~
tolong benarkan jika menemukan typo^.^
nantikan bab selanjutnya~
paipai~~!!!

Tentang KirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang