Tentang Kiren 6

39 12 1
                                    

Haloo semuanyaa! Apa kabar?
Hanice mau minta maaf karena lama banget update cerita Tentang Kiren, apaya, sibuk ngambis hehehe. Kalian jangan banyak banyak baca Wattpad ya! Jangan lupa ada cita-cita yang harus dikejar!
Selamat membaca!!
.
.

Cahaya mentari masuk melalui kaca jendela yang membias. Suara burung khas pagi hari terdengar. Zora bangun lebih awal, terusik oleh kicauan burung di luar rumah. Zora mengucek matanya sebentar lalu beralih membangunkan Kiren. Ingat bahwa Zora masih menginap di rumah Kiren.

"Ren, bangun, udah pagi ayo sekolah," ucap Zora sambil menggoyangkan sedikit kaki Kiren.

"Hmmm iyaa, lo mandi duluan aja," ucap Kiren sembari menyesuaikan cahaya yang masuk dalam pandangannya.

Mendengar jawaban Kiren, Zora langsung berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Kiren duduk di atas kasur. Kiren melamun, ia teringat kejadian semalam dimana dirinya menolong Aldi yang dikeroyok oleh geng motor yang Kiren tidak tahu apa namanya. Betapa khawatir dirinya terhadap kondisi Aldi semalam.

"Udah sampai, thanks udah bantuin gue. Kalo nggak ada lo, gue nggak tau keadaan gue bakal gimana," ucap Aldi lirih disertai senyuman miris, setelah turun dari motor Kiren.

Kiren terpaku melihat senyum miris Aldi, sangat manis. Ya, Kiren tau itu adalah senyuman pedih, tapi KENAPA SANGAT MANISS?

"I-iya, gue juga kasian liat lo dikeroyok di gedung tadi, gue duluan. Jangan lupa obatin luka lo. Kalo belum sembuh, lo nggak usah berangkat aja," ucap Kiren bingung sendiri, kenapa dirinya sangat mengatur. Sedetik kemudian Kiren menampar mulutnya sendiri.

Aldi mengerutkan dahinya bingung, ada apa dengan wanita di depannya, "kenapa lo? Sakit?"

"Iya, gue sakit! Gua mau pulang!" Ucap Kiren malu dan kabur menggunakan motornya.

"WOI!"

"Hah?" ucap Kiren tersadar. Ia memikirkan kejadian semalam. Sungguh.

"Dipanggil-panggil, suruh mandi ngelamun mulu! Sana mandi, udah jam setengah 6!" Zora memarahi Kiren layaknya ibu yang menyuruh anaknya mandi. Ia heran, kenapa anak ini melamun terus, bahkan dari semalam setelah pulang dari supermarket, mana tidak membawa barang belanjaan, katanya dari supermarket.

"Iya, bawel," ucap Kiren bergegas mandi.

🍊🍊🍊

Kiren dan Zora telah sampai di sekolah. Ia berjalan beriringan menuju kelas. Sepanjang perjalanan menuju kelas, banyak dari beberapa murid yang menyapa Kiren. Kiren bukan tipe gadis yang terkenal dan menonjol. Ia murid yang sedang sedang saja. Tapi banyak orang yang mengakuinya pintar dan cantik.

"Zora, Kiren! Stop! Kalo mau masuk kelas, kas dulu!" Kiren dan Zora dihadang oleh bendahara kelas, Nifa.

"Ihh, gue dari kemarin aja nggak pulang ke rumah, uang cuma pas buat nginap di rumah yayang iyen. Hehe maaf ya Nif, minggu depan aja," ucap Zora sambil menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

Kiren menatap Zora malas, Zora itu tajir. Hanya suka kabur-kaburan dari rumah. Ibunya juga tidak mencari karena tau pasti menginap di Kiren. "Berapa Nif total kas gue sama Zora?"

Nifa tersenyum mendengar ucapan Kiren, "50 ribu, Ren."

Kiren mengernyit mendengar jawaban Nifa, "banyak banget Nif, dari minggu kemarin kayanya gue kas terus. Zora nunggak ya?"

Zora melotot mendengar penuturan Kiren. Tapi Zora mengangguk membenarkan.

Kiren merotasikan bola matanya malas. Ia mengeluarkan uang dari dalam dompet dan memberikannya pada Nifa.

Kiren berjalan masuk ke dalam kelas disusul oleh Zora, "HEHHE maaflah yen, 50 ribu bukan apa apa juga buat lo yang tajir. Terimakasih banyak Kiren, kaulah sahabat terbaikku," ucap Zora dengan nada seperti karakter monyet di Upin Ipin.

Kiren hanya mengangguk mengiyakan. Tak lama guru masuk dan memulai pelajaran di kelas.

🍊🍊🍊

Jam istirahat telah tiba, murid-murid SMA Tirtayasa keluar berhamburan menuju kantin. Kiren dan Zora pun sama. Saat ini mereka sudah berada di kantin. Kiren sedang menunggu Zora yang mengambil bekal yang disediakan oleh sekolah.

Kiren menatap sekeliling, dari tempatnya duduk, ia melihat ada 3 wanita yang sedang menuju ke arahnya. Terlihat akan marah pada Kiren.

"Kiren! Jadi elo, cewe yang tadi malam boncengan sama Aldi. Lo siapanya Aldi?" Ucap wanita bername tag Lady Dyan. Kiren menatap wanita di depannya datar. Datang-datang sudah menghancurkan mood orang.

"Gue temennya, tapi bukan temen," jawab Kiren ambigu.

"Lo tau nggak sih? Gue pacarnya Aldi, lo kenapa deket-deket dia hah?" Ucap Lady dengan wajah yang memerah.

Kiren mengedipkan matanya berkali-kali dan tersenyum, "lo harusnya makasih, karena gue udah nolongin pacar lo semalem, nggak tau si pacar lo beneran apa lo ngaku-ngaku."

Lady mengetatkan rahangnya kuat, "maksud lo apa ngomong kaya gitu hah? Lo pikir gue se-nggak tau diri itu?"

Dua orang teman nya Lady juga ikut tersulut emosi. Maica dan Noilley namanya. Maica mendorong bahu Kiren yang sedang duduk. Membuat Kiren berdiri menatap tajam mereka.

"Iya bisa aja lo bohong dan ngaku-ngaku kan?" Ucap Kiren tajam dan mencoba menghapus jejak tangan Maica di bahunya. Ia jijik disentuh oleh mereka.

"IYEN! Anjir, lo siapa marahin besti gue? Petinggi negara bukan," ucap Zora tidak terima.

"Jaga nih, temen lo! Dia mencoba buat jadi selingkuhannya Aldi!" Ucap Noilley, teman nya Zora.

Lady menghentakan kakinya kesal dan pergi dari sana. Lady ingin melabrak Kiren tapi tidak di kantin. Karena di kantin ramai. Ia hanya memberi peringatan pada Kiren.

"Dih, sinting tu cewe, nggak jelas!" Zora mendumel sembari meletakan nampan yang ia bawa sehabis mengantri mengambil bekal. Mata Zora juga tak lepas dari 3 wanita itu.

"Udah biarin, emang cewek stres," ucap Kiren santai dan mulai menyantap makanannya.


KIREN🌧

halooo!! ini cerita pertamakuuu~
terimakasih yang sudah membaca yaa~
tolong benarkan jika menemukan typo^.^
nantikan bab selanjutnya~
paipai~~!!!

Tentang KirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang