"ZORAAAAAA," teriak Kiren memanggil Zora yang tertidur sangat lelap.
"Apasi yeennn, berisik anjirrr," jawab Zora yang tengah menutup kedua telinganya dengan bantal.
Di pagi yang cerah ini, dua anak gadis SMA masih bergelut dengan urusannya masing-masing. Kiren yang sibuk menyisir rambutnya dan berteriak memanggil Zora. Lain dengan Zora yang dipanggil malah menutup telinga dan asik dengan tidurnya.
Kiren memutar bolanya, males sebenarnya meladeni anak itu, "Woee! Lo nggak mau sekolah atau gimana buset."
"HAH? SEKOLAH?!" Zora yang mendengar kata sekolah pun langsung beranjak duduk dari kasur. Ia lupa kalau hari ini berangkat sekolah seperti biasanya.
"Astaghfirullah, terserah lo aja lah, gue udah bangunin ya dari tadi," ucap Kiren lelah.
Zora berlari menuju kamar mandi dan mandi secepat kilat. Ia benar-benar asik memimpikan cowo ganteng sampai susah dibangunin.
Setelah selesai mandi Zora menggunakan seragam sekolahnya, gugup. Ia takut ditinggal oleh Kiren. Masalahnya kemarin ia datang ke rumah Kiren memakai taxi.
"IYENNN, tungguin guee" teriak Zora sambil menyambar roti dan secepat kilat mengunci rumah Kiren lalu menyusul Kiren ke depan gerbang rumahnya.
"Lama banget sih lo, jamuran nih guee," gerutu Kiren.
"Iya maaf, yaudah cepetan. Nanti terlambat loh."
Motor yang dikendarai Kiren membelah jalanan di Bandung. Kiren mengendarai motornya layaknya dikejar makhluk halus. Benar-benar gaspol.
🍃🍃🍃
Sesampainya di sekolah, Kiren turun dari motor sport hijau lebih dahulu kemudian disusul oleh Zora. Mereka berdua menjadi sorotan. Bagaimana tidak menjadi sorotan, penampilan keduanya kali ini seperti pembalap perempuan yang ada di China. Cantik, motornya pun cantik karena Kiren rawat tiap hari.
Zora menatap orang yang menatapnya dengan sangar. Ia risih.
"Apa kalian liat-liat! Gue colok nii," ucap Zora dengan menunjukkan dua jarinya gaya mencolok mata.
Lain dengan Kiren yang tidak peduli dengan sekitar, karena gadis berambut panjang itu sudah biasa menerima tatapan seperti itu.
Keduanya berjalan dengan ketukan kaki seirama hingga sampai di kelas.
"Ren, ren, ada yang nyariin lo tadi," ucap teman sekelas Kiren.
"Siapa yang nyariin besti gue?" Bukannya dijawab Kiren tapi malah sudah keduluan Zora.
"ITUUU, hmm apaa ituu, cowonya maniss bangett," hawab teman Kiren.
"Siapa?" Tanya Kiren penasaran.
Teman Kiren pun menjawab, "ITUU, yang maniss bangettt si Aldiii anak motor ituuu Renn."
"Aldi? Siapa?" Tanya Kiren kebingungan.
Zora melotot kaget, "RENNN! ALDII RENN! Gilee lo, dicari Aldii, ckckck. Lo punya hubungan ya?"
Kiren tak mengerti yang dimaksud oleh temannya, ia tidak mengenal Aldi.
"Aldi siapa si, ko namanya mirip orang yang nabrak lo kemarin ya Ra?" Tanya Kiren.
Zora menoyor kepala Kiren, "Ya emang itu Iyennn, lama-lama gue makan lo bocah."
Kiren mengelus kepalanya yang ditoyor oleh Zora, ia mengerti sekarang yang dimaksud Aldi. Ia kemudian bertanya kepada teman sekelasnya.
"Dimana dia?" Tanya Kiren.
"Aldi nyuruh lo dateng ke taman belakang, ada yang mau diomongin katanya, lo menang banyak dong Rennn!!" jawab teman sekelas Kiren antusias.
"Cie cie, aduh. Katanya nggak kenal ko minta ketemuan, uhuk."
"Diem lo Ra, berisik. Gue ke cowo itu dulu, jangan kangen."
"Gabisa si, kangen beratttt!!"
🌷🌷🌷
Kiren sudah sampai di taman belakang sekolahnya. Ia menatap sekeliling taman tersebut tapi tak menemukan seorangpun.
Kiren kemudian berjalan mendekat ke arah kursi yang terlihat sedikit rapuh di sana. Ia duduk di kursi tersebut, menunggu laki-laki yang bernama Aldi.
"Woi!"
Kiren menoleh ke belakang, terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi yang sedang menatapnya.
Kiren menaikkan satu alisnya, "lo.. manggil siapa?"
Lelaki itu memutar bola matanya malas, dasar tidak peka, pikirnya.
"Ya manggil lo lah, siapa lagi disini selain lo sama gue?"
"Ohh iya, jadi lo yang namanya Aldi? Ada apa, gue nggak punya banyak waktu buat bicara sama lo," tegas Kiren pada lelaki yang bernama Aldi tersebut.
Cewek berambut panjang itu menelisik wajah Aldi. Rahang yang tegas, hidungnya yang mancung seperti orang Eropa, matanya yang berwarna coklat, bulu matanya yang sangat lentik. Sangat manis.
Kiren menggelengkan kepalanya, apa yang dirinya pikirkan tentang lelaki itu. Tidak, tidak tampan apalagi manis.
"Kenapa lo geleng geleng sendiri? Mabok lo?"
"Ngga."
Aldi menjulurkan tangannya ke depan Kiren yang sedang duduk sambil berkata, "Gue mau nawarin balapan motor sama lo. Gua liat lo tadi pagi lumayan jago ngendarain motor sport lo. Jadi gimana?"
Kiren membulatkan matanya, kaget. Ia sudah lama tidak mengikuti balapan motor. Ia rindu liar di jalanan. Saatnya ia kembali ke jalanan.
Kiren tersenyum dan ikut mejulurkan tangannya ke Aldi, "Okelah gue mau. Kapan?"
"Lusa, di Sirkuit Simongklang, jam 8 malam lo udah harus di sana," ucap Aldi sembari melepaskan jabatan tangan keduanya. Lalu pergi meninggalkan Kiren di taman belakang.
"Si---ap. Buset, main ninggal aja. Dingin banget si tu cowo. Dipikir ganteng apa ya?" Kiren mendumel atas perilaku Aldi.
"Ya emang ganteng si, manis lagi, eh.. udahlah mau ke kelass."
Kiren berdiri dan berjalan pergi meninggalkan taman belakang dengan otak yang terus memikirkan lelaki manis tadi, Aldi.
KIREN🌧halooo!! ini cerita pertamakuuu~
terimakasih yang sudah membaca yaa~
tolong benarkan jika menemukan typo^.^
nantikan bab selanjutnya~
paipai~~!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kiren
Teen FictionKirenia Azalea Laurel, gadis cuek dengan seribu plot twist yang ia sembunyikan. Seribu luka yang orang lain torehkan untuknya. Akankah ia sanggup bertahan dan kuat menghadapinya? Kirenia Azalea Laurel, gadis yang mampu memikat hati lelaki yang menat...