Tentang Kiren 8

33 12 4
                                    

HALOO READERSS!!
gimana kabarnyaaa?
kalian baca ini jam berapaaa?
sekarang hanice bakal up seminggu 3 kaliii
enjoyy bacaaaa
.
.

Kiren meregangkan tubuhnya yang pegal setelah berkutat dengan kanvas dan cat-cat air. Ia duduk di tepi kasur dan membuka handphone nya. Sekarang ini jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Kiren merasa ada yang aneh, ia terdiam sejenak dan baru menyadari bahwa ia ada janji untuk balap motor di Sirkuit Simongklang bersama Aldi.

Kiren bangun dari duduknya, dan berjalan menuju lemari. Malam ini ia akan keluar menggunakan celana jeans panjang berwarna hitam dan kemeja hitam dengan garis emas di bagian sakunya. Kiren juga menggunakan sedikit make up pada wajahnya agar tidak terlalu polos.

Wanita berambut panjang itu kembali mengecek handphone nya dan menemukan 2 pesan dari pengirim yang sama dengan nomor yang tidak dikenal.

+62 844-0009-1212
| ini aldi
| balapannya dibatalin sm pihak penyelenggara

Kiren melongo membaca pesan yang dikirim oleh si pengirim yang ternyata Aldi. Dan apa katanya? Dibatalin? Kiren benar-benar tidak habis pikir. Kiren sudah berdandan rapih, menggunakan make up, tinggal berangkat dan dibatalin?

"Kurang ajar nih, yang ngadain balapan siapa sih? Dibatalin gitu aja? Last minute? Haaaaaaaaaaa," gerutu Kiren.
Kiren mengetik balasan pesan untuk Aldi. Jujur informasi yang diberikan Aldi bikin badmood.

Anda
y, mks.|
emg blh se last minute itu?|

Kiren memencet tombol kirim. Karena acaranya dibatalkan, gadis bersurai panjang itu merebahkan dirinya di kasur. Tidak ada agenda, padahal sudah rapih. Anehnya Kiren menunggu balasan pesan dari Aldi.

Tak lama, notifikasi handphone Kiren berbunyi. Pesan masuk dari Aldi.

+62 844-0009-1212
| lo udah simpan nomor gue?
| iya, last minute.

Kiren menepuk jidatnya, ia lupa belum menyimpan nomornya. Siapa tahu dia butuh, walaupun tidak tahu untuk apa.

Setelah selesai menyimpan nomor Aldi, Kiren membiarkan pesan terakhir itu tidak dibalas. Ia malas. Rasanya sangat tidak adil bahwa ia sudah berdandan rapih dan hanya di rumah.

Kiren bangun dan melihat dirinya di cermin. Make upnya sangat bagus malam ini.
Kiren tersenyum setelah terlintas ide konyol yang ada dipikirannya. Ia akan menelpon Aldi.

Gadis itu mengambil handphonenya dan memencet tombol call.

Tut.. Tutt.. Tut..

"Hmmm halo?" Terdengar suara serak maskulin di sebrang telepon.

"Ha-halo, ekhem, lo harus tanggung jawab pokoknya. Lo ngajak gue balapan kan? Karena batal, ayo night ride bareng gue," ucap Kiren sambil menggigit jarinya. Bodoh, ia tahu ia bodoh. Tapi ia hanya tak mau riasannya berakhir sia-sia.

"Hah, gue? Lo ajak aja yang ngadain acara buat jalan sama lo," ucap Aldi di sebrang telepon dengan raut datar.

Kiren cemberut, tidak mungkin ia mengajak yang punya acara. "Night ride doang nggak lebih, biar rias gue nggak sia-sia."

Di sana, Aldi berpikir sejenak sepertinya boleh juga. Di rumahnya ia sendirian dan sekalian mencari martabak mini. Aldi sangat menyukai makanan manis itu.

"Oke gue bisa. Shareloc rumah lo, biar gue yang ke rumah lo," jawab Aldi.

Kiren tersenyum senang, ia pun langsung mematikan panggilannya sepihak dan mengirim lokasi rumahnya. Apa karena riasnya tidak sia-sia jadi dia senang, atau karena ada hal lain?

Tentang KirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang