Tentang Kiren 5

36 16 1
                                    

Malam ini, dua anak remaja perempuan berkutat dengan handphone di tangannya masing-masing. Mereka berdua asik dengan dunianya sendiri, sedangkan tv di ruangan tersebut masih menyala.

Kiren, gadis berambut panjang itu mematikan tv yang sedari tadi menyala. Ia berdiri dari duduknya dan menguncir rambutnya yang sejak tadi tergerai indah.

"Ra, lo mau ikut gue ke supermarket nggak?" Tanya Kiren pada Zora.

Zora yang sedari tadi menatap handphone beralih memandang sahabatnya.

"Ngapain?" Tanya Zora.

"Beli bahan-bahan masak buat besok. Stok makanan di rumah habis sekalian beli jajan juga," jawab Kiren sambil memasukkan uang dan hp dalam saku celananya bersiap untuk pergi keluar.

"Nggak deh, diluar hawanya dingin. Tapi lo kalo ada apa-apa telpon gue yaa," ucap Zora sedikit khawatir.

"Oke, gue ke supermarket dulu," ucap Kiren dengan menutup pintu dan hilang dari pandangan Zora.

Kiren pergi ke supermarket menggunakan motor sport kebanggaannya. Suasana malam ini sedikit menyeramkan. Dingin dan sepi. Ia hanya mengenakan kaos lengan pendek dan celana cargo panjang.

Kiren membelah jalanan Bandung dengan kecepatan rata-rata. Tiba-tiba pandangan Kiren jatuh pada sebuah bangunan tua yang cukup besar dengan lampu yang padam. Ia melihat siluet orang di bangunan tersebut.

Kiren menghentikan motornya agak jauh dari bangunan tersebut. Ia memandang lamat-lamat siluet dari kejauhan. Ada 4 orang yang sepertinya sedang bertengkar. Kemudian satu dari 4 orang tersebut tumbang.

Kiren langsung berlari menuju gedung tua tersebut dan masuk lewat pintu depan. Sampai di dalam ia memelankan langkah kakinya dan mengintip apa yang sebenarnya tengah dilakukan 4 orang tersebut.

"HAHAHAHA! Lihat! Ketua geng motor hebat di Bandung jatuh begitu saja melawan kita?" Ucap salah satu laki-laki bertubuh tinggi dengan kalung rantai di lehernya.

"Iya benar! Ternyata nggak ada apa-apanya," ucap satu temannya yang berada di sebelah.

"Lo, ALDI!!" teriak lantang laki-laki satunya, dengan jari telunjuk yang mengarah pada orang yang tergeletak di depannya.

"Aldi?" Kiren membulatkan matanya. Ia kaget, sungguh. Jadi orang yang tumbang itu Aldi?

"Sekarang ketua geng Lizard bahkan udah kalah di tangan kita. Gue yakin, ini adalah tanda-tanda kemenangan buat Kinxz HAHAHAHAHAH," ucap laki-laki berpakaian jaket kulit dengan percaya diri. Sepertinya itu adalah ketua diantara ketiga orang itu.

"Argh, ngga akan pernah! Lizard nggak akan pernah kalah!" ucap Aldi lantang dengan sedikit ringisan akibat dikeroyok.

Semenjak Kiren mengintip tadi, Kiren tidak tahu apa permasalahannya. Tetapi, ia harus menyelamatkan Aldi. Iya, sebagai seorang teman.

Kiren mengambil balok kayu berukuran besar lalu menghantamnya ke salah satu dari ketiga orang itu.

"Anjing! BERANINYA KALIAN KEROYOKAN HAH?!" teriak Kiren.

Orang yang dihantam balok tersebut jatuh pingsan. Aldi yang masih ada sedikit kesadarannya kaget melihat Kiren, perempuan yang diajaknya balapan saat itu.

"Lo! Cewek nggak usah sok berani lo, anjing!" ucap Raven, ketua Kinxz dengan amarah.

Kiren menatap nyalang Raven. Ia tidak takut. Ayo maju akan Kiren habisi.

"GUE NGGAK TAKUT! MAJU LO!" lantang Kiren dengan tangan yang sudah siap memberi jotosan.

Raven tersulut amarah dan maju memberi kepalan tangan ke wajah Kiren namun berhasil di tangkis oleh Kiren.

Aldi bangun dari jatuhnya untuk membantu Kiren tetapi di hadang oleh teman Raven satunya.

"Lo, lawan gue!" ucap teman Raven.

"Bangsat!" lantang Aldi mengeratkan rahangnya.

Mereka berempat saling melawan satu sama lain. Kiren dengan muka yang sudah merah akibat tendangan dan kepalan yang diberikan oleh Raven. Sungguh tidak main-main. Aldi dengan tenaga yang tersisa masih melawan laki-laki di hadapannya.

Kiren berhasil menghindar dari tinjuan Raven. Matanya yang sedikit buram karena tidak adanya cahaya di gedung tersebut mencoba menelisik barang di sekitar. Kiren menemukan pisau. Kiren mengambilnya dan akan ia gunakan. Ia akan memutilasi Raven, sungguh.

"WOI LO! Sini!" teriak Kiren memanggil Raven.

"Ternyata lo tahan juga ya sama serangan gue? Masih bertahan, sayang? Hmm," ucap Raven dengan seringaian.

Kiren menyembunyikan pisau di belakang tubuhnya.

"JIJIK! Gue bukan cewe lemah yang langsung tepar!" Balas Kiren dengan senyuman miring di bibirnya.

Kiren menancapkan pisau tepat di perut laki-laki itu. Ia sungguh tak main-main. Kiren akan menghabisi laki-laki yang sudah meremehkannya. Sedari kecil dia bukan perempuan lemah.

"ARHHHH BANGSATT!" Teriak Raven kesakitan dengan memegang perutnya.

Teman Raven yang melihat ketuanya tumbang langsung menghampiri Raven, "Ven, lo nggak papa?"

"Ka-kabur! Bawa gue kabur dari sini. Cewe ini IBLIS!" Ucap Raven terbata-bata.

2 orang dari geng Kinxz pun keluar dari gedung tua tersebut. Menyisakan salah satu anggota yang tadi pingsan, Aldi, dan juga Kiren.

Aldi menatap Kiren dalam. Ia takjub dengan beladiri dan keberanian perempuan dihadapannya. Sedangkan Kiren sedang berusaha menghembuskan napasnya yang memburu. Ia masih kesal dan rasanya ingin memutilasi ketua geng Kinxz itu.

Kiren membuang pisau yang tadi ia gunakan asal. Kemudian Kiren menghampiri Aldi dan memapah Aldi lalu membawanya keluar dari gedung tua. Mereka keluar menuju tempat dimana motor Kiren terparkir.

"Lo yang nyupir, lo harus pulang dan obatin luka lo," ucap Kiren.

Aldi manut, dan langsung menaiki motor sport disusul dengan Kiren. Motor Kiren membelah jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata.

KIREN🌧

halooo!! ini cerita pertamakuuu~
terimakasih yang sudah membaca yaa~
tolong benarkan jika menemukan typo^.^
nantikan bab selanjutnya~
paipai~~!!!

Tentang KirenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang