Rebutan

530 79 3
                                    

Hak cipta dilindungi undang-undang!

👶👶👶

Tzuyu menyeringai sombong.

"Dasal pelit!" Tuding Dahyun emosi.

"No. No. No. Mainan ini memang hanya milikku!"

"Tapi kitakan kembal! Mainanmu belalti mainanku juga!" Teriak Dahyun semakin emosi.

"No. No. No! Yang aku bawa dali lumah Kakek adalah hak milikku seolang tidak boleh dibagi-bagi"

"Kenapa ini libut-libut?" Tanya Chaeyoung heran melihat Dahyun dan Tzuyu teriak-teriak, padahal selama ini mereka berdua jarang adu bicara.

"Tzuyu tidak mau bagi mainannya. Tzuyu pelit!" Lapor Dahyun bersedekap dada. Mata sipitnya menatap tajam Tzuyu.

"Kenapa kau pelit? Kau anak Papi kan?" Tanya Chaeyoung sambil mengisap jari telunjuknya.

Tzuyu mengangguk cuek.

"Telus kenapa pelit? Ayo, bagi mainanmu" Chaeyoung langsung merebut robot Iron Man dari tangan Tzuyu.

"Itu punyaku!" Murka Tzuyu, balik meraih mainannya.

"Kau pelit sekali!" Teriak Dahyun kalap.

Bruakkk

"Aduh, Mamiiiiii! Hikss" Tzuyu pun akhirnya menangis.

"Kenapa kau dolong!?" Bentak Chaeyoung takut melihat Tzuyu tiba-tiba cengeng

Dahyun cepat-cepat angkat tangan, tanda menyerah "Aku tidak sengaja" Gumamnya ikutan takut.

Suara langkah kaki terdengar dari arah dapur.

Nayeon muncul dengan wajah panik. Tapi berubah terkejut ketika melihat Tzuyu yang jarang menangis, sedang terisak kencang.

"Siapa pelakunya!?" Tanya Nayeon lembut namun tatapan matanya begitu tajam tertuju kepada Dahyun dan Chaeyoung yang kini saling berpelukan.

Chaeyoung geleng-geleng kepala "Bukan aku, Mami"

Dahyun menunduk takut. Airmatanya mulai berjatuhan.

Nayeon menghela napas sabar, meraih Tzuyu ke dalam gendongannya "Tzuyu baru saja sembuh. Kenapa kalian tega membuatnya menangis? Kalian mau melihat Tzuyu sakit lagi? Iya?"

Chaeyoung geleng-geleng kepala beserta airmata yang ikut berjatuhan. Mana mungkin Chaeyoung mau melihat Tzuyu sakit. Nanti Chaeyoung ikut sakit juga.

Dahyun makin menundukkan kepalanya, masih belum berani menatap mata tajam Maminya. Sumpah, tadi itu Dahyun tidak sengaja mendorong Tzuyu.

"Sana main sama Papi saja. Jangan ganggu Tzuyu" Usir Nayeon mengibaskan tangannya "Nanti Mami bawa Tzuyu pergi saja. Biar kalian tidak punya adik lagi!" Ancamnya tulus.

"HUAAAAAAAA!"

Akhirnya suara tangis Dahyun terdengar, berlomba-lomba dengan tangis Chaeyoung. Mereka berdua saling berpelukan ditempat.

Jeongyeon terkekeh geli melihat tangisan dua anak kembarnya. Lucu dan menggemaskan. Rasanya Jeongyeon ingin sekali memberi ciuman bertubi-tubi. Tapi biarlah mereka menangis dulu agar kelak mereka tobat, tidak lagi menganggu satu sama lain.

Nayeon cuek bebek, sibuk memasukan semua mainan baru Tzuyu ke dalam dos. Mengambil karpet disebelah lemari lalu pergi tanpa pamit, membuat tangis Dahyun dan Chaeyoung semakin membahana.

Tzuyu memandang datar kakak kembarnya. Bukannya mau pelit, tapi dua kakaknya itu selalu saja memonopoli semua mainan mereka sehingga Tzuyu tidak ikut kebagian.

Minggu kemarin saat tinggal dirumah Kakek, Tzuyu curhat pada Neneknya kalau Dahyun dan Chaeyoung jarang mengajaknya bermain robot-robot.

Nenek dan Kakek pun marah dan berakhir memborong semua robot kesukaannya. Makanya mainan yang sekarang memang hak miliknya sendiri. Tidak boleh dibagi-bagi. Kata Kakek.

Nayeon mengelus lembut punggung Tzuyu "Sabar, ya, sayang. Mami minta maaf atas sikap kasar dua kakakmu tadi"

Tzuyu mengangguk, sibuk menghapus airmatanya lalu mengecup lama pipi Nayeon "Aku cinta, Mami. Papi juga!" Ucapnya riang.

Nayeon terkekeh "Kamu itu lucu. Walaupun kata-katamu manis tapi wajahmu tetap saja datar. Kenapa sih, sayang? Hum? Padahal wajah Papi dan Mami tidak seperti itu. Mirip siapa, sih, kamu ini?" Tanyanya gemas lalu mengecupi seluruh wajah Tzuyu.

Dahyun dan Chaeyoung yang sedari tadi mengekor dibelakang Nayeon, menatap iri Tzuyu yang semakin hari semakin disayang sama Mami.

Lain halnya dengan mereka berdua yang tiap hari selalu dimarahi dengan alasan nakal. Padahal mereka berdua kan tidak nakal! Hanya kelebihan aktif saja, kata Papi.

Dahyun menghentikan langkahnya tepat diujung karpet yang baru saja dibentang lebar oleh Nayeon.

Sedangkan Chaeyoung langsung duduk, tidak perduli kalau Maminya setuju atau tidak. Masa bodoh sebab Chaeyoung memang merasa tidak bersalah.

Jeongyeon mengelus rambut hitam legam Dahyun agar anaknya itu tidak patah semangat atas sikap cuek Nayeon.

"Kenapa kalian ikut?" Tanya Nayeon masih cuek. Melirik judes Jeongyeon yang ternyata ikut-ikutan juga.

Dahyun meremas jari-jari tangannya, masih dengan kepala menunduk "Mami, aku mau minta maaf sudah sengaja mendolong Tzuyu sampai jatuh. Tadi itu aku mau ikut Chaeyoung lebut lobot ditangan Tzuyu tapi tanganku telpeset mendolongnya"

"Sudah, maafkan saja" Ucap Jeongyeon yang sedari tadi hanya diam melihat drama si tripel "Tzuyu, sayangnya Papi. Mau kan memaafkan Dahyun dan Chaeyoung?" Tanyanya lembut.

Tzuyu menatap datar Dahyun "Hali ini aku tidak melawan kalena badanku masih lemas. Tapi, besok-besoknya aku tidak mau kalah lagi" Ucapnya ambigu. Tangan kanannya yang memegang robot Iron Man terjulur kepada Dahyun "Ini. Pinjam kalau kamu suka. Tapi jangan ambil. Itu punyaku sendili yang dibelikan Kakek" Lanjutnya.

Dahyun tersenyum malu-malu, mengambil robot kesukaannya dari tangan Tzuyu "Boleh aku duduk didekatmu?" Tanyanya penuh harap.

Tzuyu mengangguk tanpa menatap kakaknya.

Dahyun langsung duduk manis, tak lupa mengecup pipi adiknya.

Chaeyoung tolah-toleh kebingungan.

Nayeon tersenyum haru. Memeluk manja lengan Jeongyeon.

Jeongyeon terkekeh geli melihat raut cemberut Dahyun saat Tzuyu menghapus kasar bekas ciumannya.

👶👶👶


Gue sama Adek selisih 9 tahun jadi Alhamdulillah nggak pernah rebutan mainan. Malah berlomba-lomba siapa yang paling malas kerja 😁

See you, jangan lupa vote 😘

Senin, 14 Agustus 2023

School Meal ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang