chapter 9

38 15 8
                                    

Happy Reading

Pagi ini Nabila bangun dengan wajah kusut , Akibat mimpi semalam , Gadis itu terus menyesal. Menyesal karena terbangun lebih cepat.

" Ko bisa sih gue mimpi ke gitu sama si dosen ?" Tanya Nya pada diri sendiri.

Sedari tadi gadis itu terus menggerutu, dirinya terlalu kesal akibat mimpi kotor nya semalam. Tapi , saat ini yang jadi pikiran nya, siapa yang membangun kannya malam tadi? Asisten rumah tangga? Tidak mungkin, karena art pulang jam lima sore. Mamah ? Papah ? Apalagi mereka, jangankan membangun kannya . Untuk sekedar bertanya kabar saja tidak pernah! Lantas siapa?




Pagi ini , Zahra tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus dengan menggunakan dress selutut berwarna putih dan cardigan motif bunga berwarna biru, tidak lupa sebuah pita di ikatan rambut nya . Gadis itu terlihat sangat cantik, seperti katanya 'PERFECT'.

Saat keluar dari area kost-an, Zahra terkejut karena melihat Athar yang tengah duduk santai di motor nya. Tampak lelaki itu tengah memainkan benda pipih nya tanpa menyadari kehadiran Zahra.

"Ekhemm!" Athar menatap Zahra yang berdehem. Lelaki itu tersenyum sangat manis.

" Kenapa Lo? Sakit?" Tanya Zahra .

"Kaga lah !"

"Terus kenapa? Kesurupan Lo senyum ke gitu ?"

"Ck , nyebelin Lo jadi cewe !" Decak Athar menatap malas Zahra.

Gadis itu hanya memutar kan bola matanya malas.

"Ngapain sih nongkrong disini?" Athar mengernyitkan dahi nya.

" Nongkrong? Kaya gini dibilang nongkrong? Syaraf nih cewe !" Cibir Athar . Zahra melotot kan matanya kesal.

" Lo ya ! Masih pagi udah mancing emosi gue aja !!" Pekik Zahra melempar kan tas kecil nya ke arah Athar .

Lelaki itu mencoba melindungi dirinya dari keganasan gadis didepannya ini.

" Sakitt woyy!!""

" Bodo amatt!"

Brukk

Tanpa sengaja , kaki Zahra tersandung. Tidak seperti di film - film. Ketika seorang gadis jatuh, maka akan ada tangan kekar milik seseorang melindungi nya , berbeda dengan Zahra , Justru gadis itu tersungkur ke tanah . Lutut putih nya tergores sampai terluka.

Athar membantu gadis itu berdiri, perasaan nya kembali aneh , saat melihat Zahra terluka.

" Lo gapapa?"

" Sakit Atha..."

Athar membawa gadis itu duduk di atas motor nya , ia membuka tasnya mencari sesuatu untuk menutupi luka gadis itu.

"Itu karma , karena Lo udah gebukin gue !" Sungut Athar sembari menempel kan plester di lutut Zahra yang terluka.

"Jangan marah dulu , ini perih Atha!" Pinta Zahra dengan mata yang sedikit memerah. Athar merasa bersalah telah berbicara seperti itu. Sudah sakit masih aja dinistain, Kaka tingkat gak ada akhlak emang.

Dua Dimensi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang