chapter 13

38 22 19
                                    


Hallo guys , makasih ya yang udah mau baca cerita ini . Maaf kalau gak nyambung, soalnya ini cuma sebuah cerita yang muncul di pikiranku tapi aku bingung cara mengemukakan nya gimana. 

Jangan lupa vote ya guys , soalnya support dari kalian sangat berarti buat aku , kritik sama pesannya juga jangan lupa jejak di kolom komentar ya .

Part ini penuh peringatan ya guys !!

~Happy Reading ~

Hari ini Zahra , Andini, Nabila , Dan irgi berangkat ke kampus menggunakan motor. Niat nya , setelah pulang ngampus mereka akan pergi ke rumah milik salah satu dosen di kampus, yang katanya dosen itu sudah bekerja sebagai dosen di kampus selama sepuluh tahun. Bukan hal yang tidak mungkin kan, kalau dosen itu tidak tahu sesuatu tentang yang terjadi di masa lalu? Oke mereka akan mencari tahunya .

Zahra mengendarai motor nya paling depan , gadis itu memang suka menjalankan motor nya dengan cepat .

Setelah beberapa menit kemudian keempat gadis itu sampai di kampus. Waktu masih menunjukkan pukul sembilan, tapi kampus terlihat sepi .

"Ini kampus atau kuburan? Sepi banget perasaan," celetuk Irgi setelah melepas helmnya.

Andini hanya mengedikan bahunya tak tahu . Zahra dan Nabila , ikut mengerutkan keningnya melihat kampus yang sepi.

"Apa matkul udah mulai?" Tanya Nabila .

Zahra mengedar kan pandangan nya ke Kanan dan kiri , mengacuhkan pertanyaan Nabila . Lalu matanya menangkap seorang laki-laki yang tengah duduk di bawah pohon yang terletak di tengah taman kampus .

"Pak Aby." Gumamnya sangat pelan.

"Liat apa Lo , Ra?" Tanya Andini. Nabila Dan irgi ikut melihat kemana arah mata gadis itu .

"Oh pak dosen ternyata!" Ujar Andini, mereka tertawa kecil melihat Zahra yang sangat fokus menatap lelaki itu.

Tanpa mereka sadari, sebenarnya bukan Abian yang ia lihat , tapi sosok laki-laki yang berdiri tepat dibelakang Abian . Zahra menyipitkan matanya, saat melihat postur tubuh sosok itu sedikit melayang. Apa iya siang hari ada setan?

"Mau kemana Lo ?" Tanya Nabila, saat Zahra berjalan.

Zahra menghentikan langkah nya sejenak, lalu berbalik melihat ketiga temannya itu, seraya berkata," nyamperin calon suami !!"

Ketiga gadis itu mendengus mendengar jawaban nya , mereka mencibir dalam diam . Ada-ada saja kan , masih pagi gini udah ngehalu aja .

Tanpa memperdulikan ucapan Zahra , ketiga gadis itu memilih pergi .

Zahra tampak tersenyum saat melihat lelaki itu dengan jarak dekat . Abian memang sangat tampan, rahang tegasnya cukup menggoda. Mata biru lelaki itu, mampu menghanyutkan setiap orang yang menatapnya.

"Selamat pagi pak." Sapa nya . Abian mendongkak, sudut bibirnya menyungging tersenyum tipis.

"Pagi , Zahra." Zahra tertegun, mendengar suara berat itu membuat telinga nya terasa candu untuk terus mendengar suara lelaki itu .

"Lagi baca ya , pak?" Tanya gadis itu basa-basi.

Abian mengangguk mengiyakan. Tangannya menepuk tempat duduk disebelah nya , memberitahu agar gadis itu duduk disampingnya. Zahra tampak terdiam sejenak, lalu sedetik kemudian dia ikut duduk .

Dua Dimensi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang