Chapter 14

33 12 11
                                    

Hari ini Naren berangkat ke kampus sedikit terlambat, karena bunda nya meminta Naren mengantarkan nya ke butik terlebih dahulu.

Saat Naren sampai dikampus , ia memarkirkan motornya lalu beranjak menuju kelas nya. Disana Athar pasti akan mengomel tak jelas . Kenapa ? Ya karena semalam Athar menelpon nya sebanyak tujuh kali , tapi Naren tak menjawab panggilan itu karena tertidur sangat pulas bagaikan tak ada hari esok untuk nya tertidur lagi.

Saat sedang berjalan di koridor, tubuhnya menabrak seorang gadis yang sedang berjalan tergesa-gesa membawa beberapa buku . Sampai buku yang ada di tangan gadis itu jatuh berserakan.

"Aduh kalau jalan liat-liat dong !" Gerutu gadis itu sembari merapihkan bukunya yang terjatuh.

Naren mengerutkan keningnya bingung, kenapa jadi dia yang salah? Bukannya gadis itu yang jalan nya seperti orang tak punya mata?

"Sorry ya , bukan nya Lo yang jalan nya gak liat-liat?" Tanya Naren.

Gadis itu mendongkak, menatap Naren dengan mata yang membola dan bibir sedikit terbuka.

'gilaa astaga ini kak Naren!!'

"Malah bengong !!" Tegur Naren dengan malas.

"Haha iya ka sorry , gue yang salah ." Naren semakin bingung, tadi gadis itu marah'-marah sekarang tiba-tiba jadi biasa aja . So asik emang!

"Ck, dasar !" Decak Naren pelan.

"Gue Irgi , Lo ka Naren kan?" Ya gadis itu emang Irgi . Sial , pertemuan pertama nya kurang baik seperti ini .

"Gak nanya!" Jawab Naren ketus , lalu melangkah kan kaki nya meninggalkan Irgi yang tercengang mendengar nya .

"Ih dasar Naren gila! Untung suka , kalau engga udah gue mutilasi dari tadi !!" Kesal Irgi menghentakkan kaki nya .

Lalu ia kembali membawa buku nya , karena Andini dan Nabila sudah menunggu nya . Tunggu , lalu Zahra gadis itu kemana?

*****

Zahra , gadis itu sekarang tengah menikmati setiap sentuhan yang di berikan Abian . Dengan tubuh gadis itu berada di pangkuan nya .

Zahra menatap sayu Abian , begitu pun lelaki itu . Tatapan nya sayu penuh gairah. Abian tak menyangkal nya , bahwa ia menyukai gadis yang ada di depannya ini .

"Kamu cantik Zahra , mata kamu --"

Abian menjeda ucapan nya , lalu mengecup kening gadis itu dengan lembut. Zahra diam merasakan hangatnya bibir lelaki itu di keningnya.

"--membuat saya ingin terus menatapnya, bahkan saya egois ingin mata ini hanya boleh menatap saya . Apalagi dengan tatapan sayu seperti ini , saya suka ." Lanjutnya dengan berbisik lirih di telinga Zahra.

"Saya suka kamu ,Zahra."

Zahra hanya diam .

"Saya sayang sama kamu ,"

Gadis itu masih diam tanpa membalas.

"Lalu , saya jatuh cinta sama kamu ."

Pipi gadis itu memerah , Ah Zahra salting parah . Tanpa diberi waktu menjawab, Abian kembali menyatukan bibir nya dengan bibir Zahra . Zahra membuka mulutnya, membalas ciuman itu dengan lembut .

Zahra melenguh di sela-sela ciuman nya , saat tangan lelaki itu mengelus pinggang nya dengan lembut. Memberikan sensasi aneh pada tubuh nya .

Abian menurunkan ciuman nya ke leher jenjang Zahra , Menyecap nya dengan lembut. Memberikan kecupan hangat tapi juga menggelikan. Menggigit leher itu sehingga meninggalkan tanda kebiruan untuk yang kesekian kali nya.

Dua Dimensi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang