Prolog

19 2 0
                                    

“Ahaha… ayo Muza ayo kejar aku, kejar ayo!”. Teriak Nara menantang Muza.

“Awas saja kalau aku bisa mengejar kamu, aku yakin kamu tidak akan bisa lolos dari aku”.

“Sayang, ayo ke sini, makan dulu!”. Ibu Klara meminta anak-anaknya berhenti sejenak untuk saling mengejar. “Aaaa… satu suapan pertama untuk putri kecil Ibu”. Tutur Ibu Klara menyuapi Nara. “Aaaa… dan suapan selanjutnya untuk pangeran kecil Ibu”. Lanjut Ibu Klara menyuapi Muza.

“Bu… Ayah datang...”

Mendengar dan melihat kedua anaknya menunjuk ke belakang, Ibu Klara membalikkan badannya sambil melempar senyum yang sangat bahagia kepada sang suami tercinta.

“Ayah… Ayah… Muza sangat merindukan Ayah”.

“Mmm, Nara juga merindukan Ayah”

“Ayah juga sangat merindukan anak-anak kesayangan Ayah”. Ucap Pak Adam mencium masing-masing pipi anaknya. “Coba lihat! Ayah membawa apa untuk kalian?”

Perasaan bahagia Muza dan Nara sentak membuatnya mengambil masing-masing hadiah dari Ayahnya dan berlari masuk ke dalam kamar.

“Ayah, kenapa tidak memberi kabar kalau Ayah akan pulang hari ini?”. Tanya Ibu Klara berjalan mendekati sang suami.

“Kalau Ayah bilang, namanya bukan kejuatan lagi sayang”. Pak adam menjawab sambil mendekati dan mencium sang istri tercinta.

Suara tawa bahagia Muza dan Nara yang teramat bahagia mendapatkan oleh-oleh dari Ayahnya membuat kedua orang tuanya ikut merasakan kebahagiaannya.

*****
Bagaimana dengan prolognya?
Atau...
Ayo langsung saja ke part berikutnya untuk memulai kisah Muza dan Nara😍

H a p p y  R e a d i n g

Secret Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang