Happy reading guys!!
Christy kembali ke kosannya jalan kaki, karna dijalan tidak akan ada angkutan umum ketika sudah tengah malam.
Sepanjang perjalanan, air matanya tak dapat ia hentikan, air matanya lolos begitu saja.
Ia sangat kecewa dengan kedua orang tuanya, sampai kapan mereka masih akan menyiksanya. "Aku salah apa sih Tuhan? Kenapa penderitaan ku gak pernah berhenti".
"Aku juga manusia, aku juga punya hati. Apa aku udah gak pantas untuk dihargai lagi?".
"Serendah apasih takdirku Tuhan? Jika memang hidupku hanya seperti ini sampai aku mati, lebih baik kau ambil saja aku sekarang!". Teriaknya dengan air mata yang tak kunjung berhenti
Seketika tubuhnya terasa lemah, hatinya terasa sangat sakit, perih, namun ia masih tak akan sanggup jika harus membenci keluarga nya sendiri.
Christy menangis ditepi jalanan yang sudah sepi, hanya ada beberapa motor yang lewat. "Aku udah pergi dari sana, masih aja mereka nyiksa aku, apa aku harus pergi dari dunia ini? Agar mereka sadar?".
Perlahan ia mulai menjatuhkan tubuhnya di jalanan kotor ini. "Andai malam ini ada yang ingin membunuhku, mungkin aku gak akan membela diri. Biar aku mati, aku udah gak kuat kalo harus hidup seperti ini terus-menerus". Ujarnya pelan dengan air mata yang masih setia menetes
Hampir satu minggu mereka tidak menggangu kehidupan christy, dan christy masih seperti biasa, ia harus bangun pagi untuk bekerja.Tentang kuliahnya, ia sudah benar-benar mengundurkan diri dari kampus, awalnya shani menentang, tapi setelah diyakinkan oleh Zee, shani pun membiarkan christy keluar dari kampus.
Ketika christy sedang beristirahat duduk-duduk ditaman, karna pekerjaan sudah selesai dan hanya tinggal pulang saja.
Tak sengaja, ia malah bertemu dengan chika, awalnya christy pura-pura tidak melihat, namun ternyata justru chika yang menghampiri nya.
Chika duduk disamping christy sambil membawa segelas minuman. "Tumben disini?". Tanya chika dengan nada yang masih terdengar datar
"Lagi ngadem aja kak, emm kakak kok mainnya jauh banget?".
Chika tidak menjawab, justru ia langsung memberikan minuman nya pada christy. "Habisin aja, gue udah minum tadi". Ujar chika
"Buat aku beneran?". Tanyanya diangguki chika
Christy pun menerimanya dengan senang hati. "Makasih ya kak, tau aja kalo aku lagi haus". Ia meminumnya tanpa jeda
"Lo haus apa rakus? Cepet amat". Heran chika
Mendengar ucapan kakaknya, christy hanya terkekeh kecil. "Oh ya, lo kerja kaya gini dapet uang berapa sih? Kenapa gak cari kerjaan lain? Yang lebih perempuan lah". Ujar chika tiba-tiba
"Kenapa? Pekerjaan ini kurang perempuan ya? Atau kakak malu, pernah punya saudara yang sekarang jadi kurir?".
"Ckk, paan sih, ditanya malah gak jelas". Ketus chika
Melihat wajah kesal kakaknya, lagi-lagi christy hanya terkekeh. "Yaudahlah, gue duluan". Ketika chika ingin pergi, dengan cepat christy menahannya
"Aku mau ngomong sama kamu kak, boleh minta waktunya bentar?".
Chika hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Kenapa kamu selalu bikin aku berharap lagi kak? Apa kamu mau bikin aku jadi gila?".
"Aku udah berusaha lupain semua rasa sakit itu, tapi setiap melihat kamu, rasa ingin kembali ke rumah itu selalu datang lagi". Lanjutnya dengan tatapan sendu
Kali ini chika sudah kembali duduk dan menggenggam tangan christy. "Emang salah ya kalo kakak pengen tau keadaan adeknya?".
"Apa salahnya? Gue cuma pengen tau keadaan lo, lo sehat atau lo lagi sakit? Gue cuma pengen tau". Lanjutnya dengan mulut yang sudah bergetar
"Kak? Apa aku benar-benar harus berharap lagi sama keluarga ini?". Tanya christy dengan air mata yang sudah menetes
Sebelum menjawab, chika sempat mengusap lembut air mata christy. "Kita keluarga, mau nolak pake cara apapun, kita tetep satu ibu. Lo adek gue". Ujarnya tersenyum tipis
"Aku boleh peluk kamu kak? Aku mohon sekali aja kak, boleh ya?". Ujarnya dengan tatapan memohon
Chika tersenyum manis dan langsung membawa christy kedalam pelukannya. "Jangan gampang nyerah, gue bakal temenin lo".
"Tapi maaf, gue cuma bisa temenin lo secara diem-diem, lo tau zee kan? Dia gak akan segampang itu terima kenyataan ini".
"Dia juga belum tau tentang apa yang terjadi sama lo, bunda dan ayah kandung lo. Sorry bukannya gue mau ngingetin lo tentang kejadian itu lagi". Lanjutnya sembari melepaskan pelukannya
"Gapapa kak, aku pasti ngertiin keadaan keluarga kita saat ini kok, doain aku selalu kuat ya kak? Biar nanti kita bisa berkumpul lagi".
"Lo pasti kuat, udah jangan mikir aneh-aneh, kalo gitu gue pulang dulu ya? Tadi zee minta ditemenin beli buku".
"Iya kak, hati-hati ya? Kalo ada waktu tolong temui aku lagi ya?".
Tiba-tiba chika mengambil hp milik christy dan mencatat nomor telponnya. "Nanti gue kabari kalo bisa ketemu, lo pulang juga sana, istirahat jangan kerja mulu".
"Iya kak, makasih ya". Ujarnya tersenyum manis
"Hmm, duluan ya". Chika langsung pergi dari sana, christy merasa hari ini adalah hari terbahagia semasa hidupnya
Tatapannya tak dapat berpaling dari kakaknya yang sedang berjalan ke arah mobilnya, hatinya terasa sangat senang, senyumnya serasa tak ingin luntur lagi.
"Aku harap semuanya nyata kak, aku sayang banget sama kamu kak".
"Mungkin ini adalah kebahagiaan yang sesungguhnya selama hidupku".
"Tolong jangan hancurin harapanku saat ini ya? Aku ingin sekali berkumpul dirumah itu lagi".
Tiba-tiba pikirannya teringat pada bundanya. "Bunda, apa bunda juga kangen sama christy Bun?".
"Anakmu yang selalu kamu anggap tidak berguna, saat ini dia sedang bahagia bun, karna kakaknya mulai menerimanya".
"Tunggu christy ya bun, waktu akan membuktikan semuanya. Keluarga kita pasti akan kembali utuh tanpa adanya pertengkaran bun".
"Christy janji bun, pegang janjiku bun. Tunggu ya, tunggu aku kembali"..
•••
Jangan lupa vote & komen ya manis 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak! (END)
Fanfiction"Sudahlah jangan terlalu banyak menuntut, kau matipun saya tidak peduli!" • Lahir didunia bukanlah permintaanku, namun mengapa perlakuan dan perkataan buruk selalu menghampiriku? Dimana letak kebahagiaan? Katanya hidup memiliki keluarga yang utuh ad...