BAGIAN 15 |

7.2K 670 4
                                    

Happy reading guys!!













Chika menjemput zee yang sudah pulang dari tadi, anak itu terlihat seperti pundung pada kakaknya.

Bukannya membujuk adiknya yang sedang pundung, justru chika malah ikut diam dan tak ada niatan untuk membuka pembicaraan.

Selama perjalanan chika terus saja diam, tatapannya terlihat sangat berbeda, yang biasanya menawarkan pada zee untuk mampir membeli kopi, kali ini ia hanya diam hingga sampai dirumah.

Kini mereka sudah sampai dirumah, merasa penasaran zee pun mulai bertanya pada kakaknya. "Kak chika, kenapa kakak diem aja?".

"Tumben gak nawarin beli kopi atau jajanan dulu sama aku? Kamu marah sama aku kak?". Lanjutnya

Lagi-lagi chika masih saja diam, tak ada jawaban dari kakaknya, hanya ada hembusan nafas panjang darinya.

Setelah itu chika langsung pergi ke kamarnya begitu saja. "Kak chika! Aku dari tadi ngomong sama kamu loh!". Kesal zee

Chika tak menggubris semua ucapan adiknya, ia tetap berjalan ke arah kamarnya dengan lesu.

Mendengar suara teriakan anaknya, gracio pun menghampiri nya. "Ada apa? Kenapa kamu teriak zee?". Tanyanya

"Kakak tuh yah, masa aku ngomong gak didengerin sama sekali, padahal aku gak berbuat salah sama kakak". Jawabnya dengan cemberut

Entah mengapa gracio akan selalu luluh atau merasa tak ingin melihat putri kesayangannya murung atau sedih.

Gracio pun langsung mengusap lembut ujung kepala putrinya. "Jangan murung gini, nanti biar ayah yang ngomong sama kakak kamu". Ujarnya lembut

Mendengar suara ayahnya sangat lembut, seketika zee terdiam dan tiba-tiba menatap mata ayahnya. "Kenapa kamu? Apa ada yang salah ayah?". Heran gracio

"Ayah aneh".

Jawaban zee berhasil membuat gracio terkekeh kecil. "Ayah, kenapa ayah ketawa? Apa ini beneran ayah?".

Pertanyaan zee mulai membuat gracio semakin tak tahan ingin mengigit anak itu. "Kamu ini kenapa? Apa didunia ini ada larangan untuk ayah dilarang tertawa?". Tanyanya sambil mengacak-acak rambut putrinya

"Gak tau, tapi seperti bukan ayah".

"Ayah kan garang, selalu datar, tapi kenapa ayah ketawa sih? Aku jadi takut deh". Lanjutnya sembari menatap aneh ayahnya

Tak ingin semakin berdebat keanehan dengan putrinya. "Kamu ke kamar sana, mandi setelah itu turun dan makan bersama". Titahnya

"Iya ayah, kalo gitu aku ke kamar dulu, Bai ayah". Ujar zee setelah itu ia langsung pergi ke kamarnya

Gracio hanya tersenyum tipis ketika melihat putrinya berjalan ke arah kamarnya dengan bernyanyi sendiri.

Gracio hanya tersenyum tipis ketika melihat putrinya berjalan ke arah kamarnya dengan bernyanyi sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa masih diem-dieman? Kalian berantem?". Tanya shani pada kedua putrinya

Chika masih saja diam, ingin membuka suara aja terasa sangat susah, pikirannya masih tertuju pada adik bungsunya.

Melihat perubahan anaknya, shani pun paham jika ini masih tentang masalahnya pada ayah. "Kalo ditanya bunda itu jawab kak, kamu punya mulut kan?". Tegur gracio

"Aku udah kenyang". Ujarnya sembari menaruh sendok dan garpu nya

Ketika chika ingin bangkit dari tempat duduknya, gracio pun melarangnya. "Bisa menghargai orang tua? Jangan seperti anak yang tidak pernah dididik". Ujarnya datar

Seketika suasana ruangan makan menjadi sangat hening, shani masih memperhatikan mata anaknya yang sudah mulai berkaca-kaca.

Chika terlihat seperti banyak menyimpan beban nya sendiri. "Kamu ada masalah apa? Jangan berantem sama adik kamu sendiri". Tanya gracio pada chika

"Aku gak berantem, tapi aku lagi capek". Jawabnya tanpa melihat ke arah ayahnya

"Ayah tau kamu bohong, tapi ayah gak suka lihat anak ayah diam-diaman seperti ini". 

"Terus aku harus gimana? Apa aku salah kalo aku capek? Masa aku gaboleh istirahat dulu?". Jawab chika sedikit sensi

Hampir saja gracio kelepasan emosinya, namun dengan cepat ia mulai menahannya. "Sekarang kalian boleh masuk kamar, jangan tidur terlalu malam". Ujar gracio datar

Tanpa berpamitan pada orang tuanya, chika langsung pergi ke kamarnya. "Aku ke kamar dulu ya, ayah bunda". Ujar zee sambil mencium pipi kedua orang tuanya

"Iya sayang goodnight". Jawab shani

"Iya, selamat malam nak". Jawab gracio

Zee pun segera berlari ke kamarnya, lagi-lagi gracio mulai memikirkan perubahan putri sulungnya, ia sudah yakin jika ini ada hubungannya dengan christy.

Zee pun segera berlari ke kamarnya, lagi-lagi gracio mulai memikirkan perubahan putri sulungnya, ia sudah yakin jika ini ada hubungannya dengan christy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini chika libur kuliah, setelah ia mengantarkan zee ke kampus, Chika memutuskan untuk duduk ditaman dekat kosan christy.

Ingin sekali menghampiri anak itu, namun apa boleh buat, semua sudah berbeda, ia tak mau semakin jauh jika harus memaksa mendatanginya.

Ketika sedang membeli es krim ditaman itu, tak sengaja chika melihat christy ingin menyebrang, tanpa menunggu lama chika langsung berlari ke arah adiknya.

Tanpa berbicara chika pun langsung menyentuh pergelangan tangan adiknya. "Ehh, ini siapa?". Tanya christy yang merasa tangannya disentuh orang

Chika tidak menjawab, ia hanya membantu christy untuk menyebrang. "Makasih ya udah bantu saya, maaf saya merepotkan". Ujar christy

"Sama-sama, lain kali lebih hati-hati ya?". Jawab chika

Mendengar jawabannya, christy kembali teriangat dengan suara kakaknya. "Ini kak chika?". Tanyanya

"Lain kali kalo mau nyebrang, mending cari lampu merah yang ada zebra cross nya". Chika mengalihkan pembicaraan christy

Merasa benar ini kakaknya, christy pun mulai melangkah pergi dari hadapan chika, dengan cepat chika menahan tangannya. "Aku kangen sama kamu dek, apa kita beneran harus berjauhan?". Tanyanya sendu

"Tolong lepasin, aku mau pulang". Jawabnya

"Aku boleh ikut? Aku pengen ngobrol banyak sama kamu dek, kakak capek banget sayang". Ujarnya sendu

Merasa tak tega jika kakaknya sudah berbicara sendu dan mulai berani berbicara jika ia sedang lelah.

Christy pun langsung luluh, ia mengizinkannya kakaknya untuk ikut pergi ke kosan nya, disisi lain ia juga masih kepikiran dengan ancaman ayahnya.

Namun tak mau egois, ia langsung membuang semua pikirannya tentang ayahnya, christy tak mau kakaknya merasa sendiri.

Ia ingin selalu ada untuk kakaknya, jika memang dirinya dibutuhkan, apapun resikonya akan ia terima dengan ikhlas.
















•••

Jangan lupa vote & komen ya manis 💓

Hai, Kak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang