Singkat cerita, diluar sudah memasuki waktu sore. Felix pun turun dari lantai dua ingin ke dapur di lantai satu untuk memasak makan malam. Tanpa disengaja, Minho berpapasan dengan Felix yang sedang memotong wortel. "Lix, butuh bantuan?" Tanya Minho. Felix yang mendengar suara kakaknya pun merespon. "Boleh kak, makasih ya." Jawabannya. Felix dan Minho pun akhirnya memasak berdua.
Jisung yang mencium bau masakan khas dari ruang kerja pun menghampiri Felix yang ada di dapur. "Lixie-yah, masak apa?" Tanya Jisung dengan kepalanya yang berada dipundak Felix. "Masak curry Sung, gak masalah kan? Lagian kita juga udah lama gak makan curry." Kata Felix. Jisung yang paham pun hanya menganggukkan kepalanya.
Karena Kepala Jisung yang berada di pundak Felix, kegiatan Felix mengaduk curry nya pun terganggu sedikit. "Sung... Bisa minggir dulu gak? Aku jadi susah.." Pinta Felix. Jisung pun menoleh ke arah Felix sebentar "Gak, gini lebih enak." Ya.. terserah Jisung saja deh.
Minho yang terlihat kesal pun memarahi Jisung. "Han Jisung-ssi, mohon singkirkan kepalamu dari pundak Felix." Ketusnya. Jisung yang mendengar hal itu pun langsung berdiri dan menatap Minho dengan tajam lalu pergi.
"Makasih Kak, lumayan repot juga tadi." -lfx
"Gak masalah kok, lagian kan udah tanggung jawab gue jadi kakak lo." -lmh
Felix yang mendengar hal itu langsung tersenyum. Untung tidak ada orang di ruang tamu maupun ruang makan, bisa saja rahasia mereka terbongkar saat itu juga.
Hyunjin yang entah datang darimana pergi ke ruang makan di dekat dapur untuk mengerjakan laporan yang belum selesai ia buat. "Hyun, lo kalo mau ngerjain laporan di ruang kerja sono. Pikiran lo isinya makanan mulu nanti." Ketus Minho. "Dih, geer bener. Gue tadi udah sempet makan diluar ya." -hhj
"Yaudah, berarti jatah makan malem lo buat Changbin aja." -lmh
"DIH MANA BISA GITU!" -hhj
"Kan lo bilang lo udah makan diluar." -lmh
"YA GUE DI SANA PESEN AMERICANO SAMA CHOCOLATE CAKE DOANG CUY." -hhj
"Tanpa nyamar dan masih pake seragam?" -lmh
"Y-yaa... Gue lupa.." -hhj
"Bersih-bersih dulu sono, abis itu bantuin gue sama Felix." -lmh
"Felix?" -hhj
Felix yang namanya disebut pun menoleh ke arah sumber suara. "Ya?" Jawabannya. Hyunjin merasakan suatu perasaan yang aneh? Berdebar? Entahlah, perasaannya kini campur aduk. "Tadi siapa yang manggil, ya?" Tanya Felix. "Oh, yang manggil kamu tadi dia." Jawab Minho sambil menunjuk kearah Hyunjin yang masih terpesona karena Felix.
Felix pun mengikuti jari Minho yang menunjuk ke arahnya Hyunjin, dia sedikit terkejut karena tidak menyadari keberadaan Hyunjin sebelumnya. "Eh, maaf saya tidak menyadari keberadaan anda." Kata Felix dengan sopan. Lamunan Hyunjin yang menatap Felix sedari tadi pecah karena Felix tiba-tiba berbicara padanya. "Eh? Oh! Ah, iya gapapa, kita seumuran kan? Ga usah bicara formal, nanti malah canggung." Ujar Hyunjin.
"Ah, iya....?" -lfx
"Hyunjin." -hhj
"Hyunjin, baiklah aku akan mengingat namamu!" Ujar Felix. Siapapun itu tolong Hyunjin, hati dia meleleh karena Felix.
Minho yang sedari tadi mendengar percakapan mereka hanya memilih untuk diam saja, padahal batinnya mengatakan hal yang lain. 'Hwang Hyunjin muka lo gue tandain kalo lo sampe jadi pacarnya Felix.' Batin Minho, posesif banget ya. "Yaudah, Lix aku ke kamar dulu abis itu bantuin kamu sama Kak Minho, ya? Dadah." Katanya sambil melambaikan tangan dan pergi.
(fyi, pas kenalan di chapter kemarin, Felix nunduk dan liat ke arah lantai, jadi dia gatau muka Hyunjin kayak gimana + Felix disini aku bikin sedikit pelupa, jadi dia masih belum hafal banget sama nama-nama anggota ORION)
Kini tersisa dua Lee yang berada di dapur, mereka masak yang banyak sebagai pendekatan mereka. "Lix." Panggil Minho. Yang mempunyai nama pun langsung menengok ke arah Minho. "Ya?" -lfx
"Kalau misalnya Kakak sama Jeongin ga mutusin jadi detektif, kamu bakal luangin waktu gak?" -lmh
"Mungkin, akan ku usahakan, lagian pekerjaan detektif itu makan banyak waktu." -lfx
Felix yang baru menyadari pertanyaan kakaknya pun sedikit kaget, kenapa kakaknya menanyakan hal seperti itu?
"Jangan-jangan... Kakak mau pensiun?!" -lfx
"Hm? Engga, cuma nanya aja. Kakak masih penasaran sama kasus kematian mama." -lmh
"Gini aja deh, lix janji bakalan cari tahu kebenaran tentang kasus kematian mama tanpa dibuka lagi kasusnya." -lfx
Benar, kasus yang terkenal di kota Canvedra yaitu "Kasus pembunuh tersadis dan terlama" yang menimpa Kakak-beradik adalah Minho dan Felix.
Minho pun tersenyum, bangga dia tuh sama Felix. "Makasih ya." Kata Minho sambil mengusap surai biru Felix. Hyunjin baru saja turun dari lantai dua ingin ke dapur untuk membantu Felix dan Minho dia sekilas melihat Minho sedang mengelus surai biru Felix. 'yah, udah ke duluan ya?' batin Hyunjin. Minho yang melihat Hyunjin sedang menatap mereka berdua pun tersenyum puas, ya karena dia berhasil bikin Hyunjin cemburu.
Hyunjin pun datang ke dapur sesuai dengan janjinya tadi. "Masih ada yang perlu ku bantu Lix?" Tanyanya. "Oh iya, tolong siapin piring-piring sama alat makannya ya." Jawab Felix. Hyunjin pun melakukan apa yang Felix katakan. Minho yang sudah selesai membantu Felix memasak pun pergi ke lantai dua dan ruang kerja untuk memanggil yang lain makan malam.
Semua anggota ORION dan BLAZER yang sekarang sudah menjadi anggota 'SKZ' segera turun dari kamar mereka semua karena sudah dipanggil oleh Minho. Mereka akhirnya duduk dimeja makan dengan piring-piring mereka yang sudah ada dimeja tersebut. "Siapa yang mau pimpin doa?" Tanya Chan yang menanyakan kepada semua anggota SKZ. "Ga ada yang mau nih?" Tanya Chan sekali lagi. 7 orang yang berada di meja makan itu pun tetap bungkam, tak ingin memimpin doa sama sekali. Chan pun menghembuskan nafasnya, "Jeongin, kamu aja yang pimpin doa." Perintah Chan. Jeongin pun sedikit terkejut karena perintah Chan. "A-aku?" Tanya Jeongin sambil menunjuk ke dirinya sendiri. Chan pun mengangguk. Setelah mereka berdoa, mereka langsung mengambil lauk yang tadi sudah di masak oleh Minho dan Felix.
"Selamat makan ~." Kata semua anggota SKZ kecuali Minho dan Felix, mereka menunggu reaksi rekan-rekannya. "Woah, enak banget!" Kata Hyunjin dengan mata yang berbinar-binar. "Yaiyalah jelas, orang Felix-" , "Dan 'Kak' Minho.. yang masak." Kata-kata Jisung disela oleh Minho dan sekarang Jisung natep Minho dengan tatapan sinis. "Yeeu.. itu mah gue juga tau." Ketus Jisung.
"Ngomongnya yang sopan sama yang lebih tua." -lmh
"Ngimingnyi ying sipin simi ying libih tiwi" -hjs
"Eh, udah-udah. Gak baik berantem depan makanan." Kata Chan yang mencoba menengahi pertengkaran antara Minho dan Jisung sebelum terjadinya baku hantam. "Diem lo tua." Kata Minho dan Jisung bersamaan.
know.; abis ini bonus chapter (kayaknya)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝐎ŗ̸̘̭̗̗̥̲̮̬̹̉dinary Arcade.
Mystery / Thriller"Kasusnya gak bakal selesai kalau kita gak nemuin Felix secepatnya!" Pemilik marga Lee itu berteriak kepada rekan-rekannya. Sejak kasus ini dibuka, dia sudah merasa takut ketika suatu hari adiknya akan menghilang, dan kekhawatiran itu terjadi. "Tena...