Pagi hari pun sudah tiba, Minho terbangun lebih dulu karena dia sudah sering bangun lebih awal saat bersama ORION. "Okay, sekarang gue harus masak, buat 7 orang termasuk gue." Gumam Minho pada dirinya sendiri. Minho pun turun ke lantai 1 untuk memasak.
Karena Minho belum sepenuhnya bangun dan Minho punya riwayat darah rendah, Minho jadi susah melihat. Pandangannya kabur, dan... Minho pun terjatuh.
Beruntungnya Seungmin yang sedang minum air di ruang tamu melihat Minho yang terjatuh di tangga. Mau tidak mau Seungmin harus membawa Minho ke kamarnya kembali. "Dasar kak Minho, udah tau punya darah rendah malah kebawah pas baru banget bangun." Gumam Seungmin.
Felix yang baru saja bangun tidur dan ingin mengambil air minum pun terkejut ketika berpapasan dengan Seungmin yang sedang membantu Minho yang pingsan dan terjatuh. "Seungmo! Kok kak Minho bisa kayak gini?" Tanya Felix dengan khawatir sambil mengecek luka yang ada di kepala Minho. "Jatuh, mungkin karena darah rendah dia. Tadi dia mau ke dapur, cuman gara-gara dia masih setengah bangun trs mungkin pandangannya pudar, jadi lah dia kayak gini. Obatin gih, biar gue aja yang masak sarapan." Jawab Seungmin dengan nada yang sedikit santai.
Felix pun menggangguk mengerti ke arah Seungmin dan langsung membawa Minho ke kamarnya dan mengobatinya. Jisung yang baru saja keluar dari kamarnya melihat Felix yang sedang membawa Minho. "Lix, Minho kenapa?" Tanyanya. "Ini, Kak Minho jatuh dari tangga." Jawab Felix. Jisung yang mendengar hal tersebut langsung membantu Felix yang membawa Minho utk segera diobati. Jisung tuh sebenernya peduli sama ORION, cuma bingung untuk mengekspresikan perasaannya.
Setelah Minho diobati oleh Felix dan Jisung, Seungmin masuk keruangan Minho untuk memanggil mereka berdua. "Makanan udah jadi, cepetan kebawah. Yang lain udah pada nunggu." Kata Seungmin sebelum menutup pintu ruangan Minho. "Aku di sini aja dulu Sung, aku nunggu kak Minho sadar dulu." Ucap Felix. Jisung yang mendengar hal itu hanya mengangguk, "Nanti jangan makan telat, gue ke sini lagi abis sarapan buat nganterin makanannya Kak Minho sekalian sama kamu." Katanya, tsundere-nya makin keliatan. Felix ngangguk aja sambil melihat ke arah punggung Jisung yang pergi meninggalkan ruangan Minho.
"Kak, bisa udahan gak pingsannya?" Kata Felix. "Ketahuan nih? Jawab Minho sambil membenarkan posisinya yang tadinya telentang, sekarang menjadi posisi duduk. "Iya, keliatan banget. Aku sampe bingung, Seungmin yang lebih pintar dari aku kok bisa masuk ke jebakannya kak Minho sih." Ujar Felix yang diakhiri katanya terdapat kekehan. Minho hanya tersenyum melihat tingkah lucu Felix.
(Yah... Dibohongin. -know.)Pintu kamar Minho pun terbuka, Jisung ternyata. Dia membawa nampan yang berisi makanan, untuk siapa? Minho kah? Felix kah? "Oh? Udah sadar lo?" Tanya Jisung dengan ketus pada Minho. 'dih, ni orang tsundere atau gimana sih? perasaan tadi baik bener.' batin Minho. "Mata lu buta atau gimana?" Tanya Minho balik dengan nada yang lebih ketus. "Udah-udah, gausah berantem." Kata Felix yang mencoba menengahi mereka. Jisung pun menurut dan berjalan ke arah Felix sembari membawa nampan yang berisi makanan. "Makanan lu. Cepet dimakan, nanti keburu dingin." Kata Jisung.
"Buat gue?" -lmh
"Ambil di bawah, kalau ga mau sekalian punya Felix aja. Gue kasih dia 2 sendok, sengaja." -hjs
Minho pun menatap Jisung dengan sangat intens, bahkan seperti ada listrik di matanya. "Udah-udah, belum beberapa hari loh kita disini bareng-bareng." Kata Felix yang coba menengahi mereka lagi.
Felix dan Minho pun memakan makanan yang dibawa Jisung dari ruang makan tadi dengan lahap. ya wajar sih, udah hampir jam 8. "Makasih sung udah dibawain makanan ke sini." Kata Felix sambil tersenyum hangat. Jisung yang melihat Felix sedang tersenyum pun ikut tersenyum. "Iya, sama-sama." Ujar Jisung sambil mengacak-acak surai biru Felix. 'mampus, Hyunjin punya saingan yang lebih gentle.' batin Minho.
Terdengar ketukan pintu dari luar ruangan Minho secara tiba-tiba. "Masuk." Perintah Minho. Orang yang mengetuk pintu ruangan Minho pun akhirnya membukakan pintunya, Jeongin ternyata. "Kenapa Jeong?" Tanya Felix. "Itu... Ada orang yang lumayan mirip sama kak Chan." Kata Jeongin. "Dimana?" Tanya Jisung dengan nada yang serius. "Di pintu masuk." Jawab Jeongin. Minho pun bangkit dari duduknya dan pergi keluar ruangan. "Mau kemana kak?!" Teriak Felix. "Ngecek, kamu Jeongin kan? Tunjukkin orangnya." Kata Minho dengan ketus. Jeongin pun mengangguk dan pergi mengikuti Minho.
Pintu pun terbuka dari dalam karena dibukakan oleh Minho. Benar saja kata Jeongin, ada orang yang hampir mirip dengan Chan. "Ada yang bisa kami bantu?" Kata Minho. "Oh, aku sedang mencari tempat untuk menginap, hanya satu hari saja. Apa tidak masalah jika aku menginap disini?" Tanya orang tersebut.
"Kenapa tidak ke hotel saja?" -lmh
"Aku sudah pergi ke hotel sekitar sini, tetapi mereka bilang bahwa kamar mereka hampir semuanya sudah terisi dan hanya tersisa lantai yang paling atas. Aku tidak suka ketinggian." -???
Minho dan Jeongin pun tatap-tatapan, mereka berdua kebingungan. Kenapa orang ini dengan beraninya masuk ke kandang seorang detektif, padahal ada lebih dari 1 detektif yang pintar mendeteksi kebohongan orang yang tak dikenal ini.
"Maaf, tapi kami tidak menerima tamu. Saya bisa membantu anda untuk pergi ke hotel yang lebih murah tetapi pelayanan mereka lebih bagus dari pada hotel bintang 5." -lmh
"Oh, begitu. Baiklah, maaf mengganggu kalian berdua, anak muda." -???
Orang itu pun pergi meninggalkan area pintu dorm mereka bertujuh. Minho memastikan sekali lagi, apakah orang itu sudah pergi atau belum, lalu menutup pintu dorm mereka bertujuh. "Aneh, kak Chan lagi ada tugas, kenapa ada orang yang hampir mirip sama kak Chan coba-coba untuk menginap di sini?" Kata Jeongin. "Entahlah Jeong, kayaknya orang itu bukan dari daerah sini. Pakaian orang itu terlalu asing, seperti pakaian vintage pada zaman dulu." Ucap Minho.
"Ternyata bener kata Sam, mereka gabisa dibohongi." -???
know; WAYOLOH SIAPA TUH, APAKAH SALAH SATU ANGGOTA CLONE SKZ??
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝐎ŗ̸̘̭̗̗̥̲̮̬̹̉dinary Arcade.
Mystery / Thriller"Kasusnya gak bakal selesai kalau kita gak nemuin Felix secepatnya!" Pemilik marga Lee itu berteriak kepada rekan-rekannya. Sejak kasus ini dibuka, dia sudah merasa takut ketika suatu hari adiknya akan menghilang, dan kekhawatiran itu terjadi. "Tena...