chapter 08; pertengkaran

48 8 1
                                    

Disclaimer‼️ : I didn't mean to insult anyone especially Stray Kids member, please don't take this chapter too serious. There will be a swear word in indonesia, gun, disrespectful to eldest, and other things that might trigger you.



















Tiga minggu kemudian, hari pun menjelang malam, tetapi pasti ada saja yang ingin keluar rumah dengan alasan "ingin mencari angin". Itulah yang ingin dilakukan Minho sekarang. Keadaannya masih sedikit pulih, luka di area pelipisnya sudah membaik, tapi tidak untuk tangan kanannya yang patah . Ia sedang berada di depan lemari di ruangan Felix, mengambil cardigan coklatnya lalu menaruh cardigan coklatnya di kedua pundaknya, ia juga tidak lupa membawa buku kecil, pena, dan senjata untuk jaga-jaga.

Baru saja Minho ingin keluar dari ruangan Felix, Minho dikejutkan oleh pemilik ruangan. Ya, Felix. "Kak Minho, mau kemana?" Tanya Felix yang masih menghadang Minho dari pintu. "Cari angin." Jawab Minho singkat, dia sudah malas jika dirinya dihadang di pintu. Felix pun menyingkir dari hadapan Minho, dan Minho pun keluar dari ruangan Felix. "Jangan lama-lama, nanti sakit lagi." Kata Felix yang mengingatkan Minho. "Hm." Minho hanya berdehem.

Minho hendak membuka pintu yang menuju keluar dorm mereka, namun sekali lagi ia dihadang oleh seseorang yang kali ini bukan Felix, namun Chan. "Mau kemana, Ho?" Tanya Chan. Minho terkejut tentunya, sampai tidak sengaja menodongkan senjatanya ke arah Chan. Chan pun terkejut dan reflek mengangkat tangannya ke udara karena Minho menodongkan senjatanya. "Maaf, untung belum narik pelatuknya." Ujar Minho sambil menurunkan senjatanya. Chan juga menurunkan tangannya dan hanya mengangguk sebelum ditinggal oleh Minho yang keluar dari dorm. 'minho akhir-akhir ini sensi banget, ya..? Apa karena soal minggu lalu?' batin Chan.

Minho akhirnya berada di dunia luar, ia berjalan mengikuti apa yang pikirannya bilang, yaitu jalan tanpa arah alias buta arah. Minho sampai di tempat tujuannya, Ordinary Arcade. Ayolah, mana ada seseorang yang berani masuk ke Arcade malam-malam seperti ini? Bukan Minho namanya kalau ia tidak terjun langsung ke lokasi sebelum hari-h dari misinya dimulai. "Okay... Tempatnya luas juga untuk sekedar Arcade." Kata Minho sambil mengeluarkan buku kecil dan pena nya yang ia taruh di kantong. "Mau ngapain lo kesini?" Minho segera berbalik kearah sumber suara, ah, Sam ternyata. "Jalan-jalan, sekalian ngeliat markas kalian." Kata Minho dengan nada yang sarkas. Sam yang jelas tidak tahu apa-apa dan malas berurusan dengan detektif yang satu ini memilih untuk memasuki Arcade alias markas mereka. "Lu kalau mau masuk, tinggal masuk aja." Kata Sam yang mencoba menjebak Minho untuk masuk ke dalam Arcade tersebut. "Gak deh, makasih tawarannya." Sahut Minho dengan diberi senyuman miris diakhir kalimatnya.

Minho baru saja kembali dari jalan-jalan malamnya, tetapi saat memasuki dorm, ia disuguhi oleh Jisung dan Hyunjin yang sedang perang alat dapur. "MAJU SINI LO BIBIR DOWER!" Teriak Jisung pada Hyunjin yang berada di depannya, walau jauh. "LO YANG MAJU TUPAI PENGECUT!" Tak ingin mengalah, Hyunjin juga berteriak ke arah Jisung. Jeongin yang sudah dari tadi melihat Jisung dan Hyunjin yang sedang perang alat dapur hanya bisa duduk di tangga dan meminum susu stroberi yang ia beli di supermarket kemarin.

Jeongin pun menyadari keberadaan Minho pun langsung mengisyaratkannya untuk tidak mengganggu mereka dan ikut menonton bersamanya di tangga. Minho yang peka segera berlari memutari ruang tamu dan ruang makan agar mereka berdua tidak menyadari keberadaannya dan langsung menghampiri Jeongin. "Mereka kenapa, Jeong?" Tanya Minho sambil memperhatikan Hyunjin dan Jisung yang sekarang sudah memukuli satu sama lain dengan alat dapur. "Tadi mereka mutusin buat masakin kakak makanan, kak Jisung duluan yang mau, eh taunya kak Hyunjin juga mau. Kak Jisung bilang cukup satu orang aja, karena gak terima, kak Hyunjin langsung mukul kepala kak Jisung pake spatula." Kata Jeongin yang menjelaskan dibalik perang alat dapur tersebut sembari menyeruput susu stroberinya. Minho hanya bisa manggut-manggut saja, hingga seseorang datang dari lantai dua yang berjalan menuju tangga. "Kak Minho? Jeongin? Masih disini?" Tanya Seungmin pada Minho dan Jeongin. Mereka berdua sontak menoleh ke arah sumber suara, "Gue lagi liatin Jisung sama Hyunjin perang." Kata Minho, Jeongin dengan perasaan yang setuju hanya mengangguk pelan. Seungmin sudah muak dengan Hyunsung³ langsung meneriaki mereka. "JISUNG! HYUNJIN! KAK CHAN UDAH PESEN MAKANAN! GAUSAH RIBUT! NANTI DIMARAHIN!" Teriak Seungmin dari tangga. Jisung dan Hyunjin yang mendengar suara Seungmin langsung berhenti dan menoleh ke arah tangga. Mereka melihat Minho, Jeongin, dan Seungmin yang berada di tangga menatap mereka berdua. "Eh.. kak Minho udah pulang.." kata Jisung dengan suara yang sedikit bergetar karena melihat Minho duduk di samping Jeongin. Begitupula dengan Hyunjin, Hyunjin juga tak kalah kaget dengan Jisung. Ketika ia mendengar suara Seungmin, dia masih sempat-sempatnya terdiam lalu menoleh kaku ke arah Seungmin, Jeongin, dan Minho. "Mati deh gue."

[1] 𝐎ŗ̸̘̭̗̗̥̲̮̬̹̉dinary Arcade.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang