"Proses syuting yang diberhentikan benar-benar membuat penggemar keheranan. Meski sinetron 'Bunga Rumah Tangga' tetap tayang sesuai episode yang seharusnya. Tetapi banyak Netizen yang bertanya ada apa gerangan. Proses syuting yang dihentikan meski sementara, dikhawatirkan dapat membuat sinetron kesayangan mereka kehilangan episode simpanan yang bisa mengakibatkan terjadinya kejar tayang.""Meskipun sudah banyak yang protes dan menuntut penjelasan, pihak belakang layar belum juga memberi keterangan. Sampai sekarang, alasan dari berhentinya proses syuting yang dilakukan, masih menjadi pertanyaan dan juga perdebatan besar diantar penggemar."
Kala mematikan televisi di depan. Semua media tengah membicarakan masalah yang sama. Jujur saja, ia cukup kewalahan. Para penggemar 'Bunga Rumah Tangga' memang menyerang pihak sutradara dan juga kru-kru yang bertanggung jawab. Tetapi kemudian, orang-orang dibalik layar itu justru menyerangnya. Mempertanyakan dimana Soraya berada sekarang. Serta kapan waktu keduanya bisa pulang.
"Ray, makan, ya? Kalau kamu gak mau makan terus, aku jamin kamu gak akan bisa keluar dari rumah sakit. Kamu gak akan sehat, Ray."
"Kamu takut aku kehilangan pekerjaan, Kal?"
Kala menghela napas lelah. Apa yang Soraya katakan memang menjadi salah satu kekhawatirannya sekarang. Tetapi diluar itu, ada hal yang lebih Kala pikirkan.
"Aku takut kamu kehilangan anak kamu."
Soraya menoleh pada Kala. Kepalanya sangat pusing, ditambah lagi dengan ucapan Kala barusan. "Maksudnya?"
"Kalau kamu sakit dan gak sembuh-sembuh begini, apa kamu bisa mencari Dega? Kamu gak khawatir, keadaan Dega sekarang?"
Soraya membasahi bibir pucatnya sekali. Bibir tipis wanita itu biasanya sudah di lapisi liptint dijam ini. Tetapi, akibat sakit, Soraya harus merelakan bibirnya kering dan tak berwarna seperti sekarang.
"Aku harus apa? Kalau putraku kenapa-napa, aku jamin aku juga gak akan baik-baik aja. Aku gak bisa kehilangan alasan hidupku, kan, Kal?"
"Kamu gak akan kehilangan dia kalau kita menemukannya. Kamu harus sembuh untuk mencari Dega, Raya."
Merasa tak ada jawaban, Kala kembali melanjutkan.
"Kemarin, aku sudah bertemu dengan Mbak Ratih. Meski sedikit, tapi setidaknya Mbak Ratih mau memberitahu ku tentang Dega selama delapan belas tahun lalu," jelasnya.
Soraya tertarik. Ia benar-benar memfokuskan pandangannya pada Kala sekarang.
"Apa? Roy gak memperlakukan putraku dengan baik, iya?"
Tak disangka, Kala justru mengangguk. "Orang itu, dasar brengsek!" keluh Soraya menahan marah.
"Selama ini, Dega hanya tahu dia lahir tanpa sosok Ayah. Dega juga mengira, bahwa Mbak Ratih adalah Ibunya. Ibu kandungnya, Ray."
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA MEMBIRU
Teen FictionJika saja Dega bisa memilih, mungkin ia akan memilih untuk tidak dilahirkan menjadi seorang Radega Juanda. Karena menjadi Dega itu berat. Ia harus memiliki mental dan hati yang kuat. Jika tidak, dia sendiri yang akan tersesat. Sejak kecil yang Dega...