Ali Pov
Perasaanku tak enak ketika mengingat Prilly. Seharian aku tak bertemu dengannya dan tak mendapatkan kabar apa-apa darinya. Karena tadi aku kekantor Pak Handoyo dulu jadi aku pulang kerumah kesorean, aku belum tau kabarnya lagi.
Aku gelisah dikamarku. Aku harus datang kerumah Prilly apapun resikonya. Mungkin aku diusir dan mungkin takkan diberi kesempatan bertemu lagi itulah resiko terburuknya.
Selepas Magrib Aku bersiap-siap pergi kerumah Prilly, aku pamit pada ibu dan minta doanya supaya aku diberi kemudahan, sesulit apapun hal yang aku hadapi. Sementara Mely sedang ada acara disekolahnya semacam acara keakraban yang diikuti semua siswa dimana acaranya sampai jam 10malam.
"Kamu harus berusaha sabar ya Li,sejelek-jeleknya apa yang orang katakan padamu, jangan pernah kamu ikuti untuk mengatakan hal yang jelek pula!"
Ibu memberi pesan padaku. Aku mencium punggung tangan ibu dan berlalu.
"Hati-hati, Li!"
Ayah berpesan saat menyerahkan kunci mobil padaku dan aku mencium punggung tangannya setelahnya.
######
Author pov
Rumah Prilly nampak lengang. Pintu pagar terbuka sedikit membuat Ali bisa langsung memasuki halaman yang luas itu tanpa menekan bel didepan pagar. Ali melihat ada Honda Jazz terparkir disana. Siapa lagi?
Dengan pasti tetapi sedikit tegang Ali mengangkat tangannya untuk memencet bel didepan pintu.
Sebelum memencet bel, Pintu sudah terbuka duluan. Keluar seorang Pria dengan membawa tas dan Mommy nya Prilly yang kelihatannya sedang mengantar orang itu.
"Saya pamit dulu Bu Nensi,jangan kuatir, Prilly tidak apa-apa, itu karena dia kemungkinan berada dibawah hujan terlalu lama, dan terlambat mengganti bajunya yang basah dan kena angin sehingga tubuhnya tak kuat menerima, perlu cukup istirahat saja, saya permisi!"
"Thanks Dokter Didi!"
Pria yang disebut Dokter Didi itu tersenyum hormat, melirik Ali sebentar sambil tersenyum dan berlalu menaiki Honda Jazznya.
"Selamat Malam, Tante!"
Ali memberi salam dan mengangguk hormat pada Mommy nya Prilly.
"Kamu sudah dengarkan, anakku sakit gara-gara kehujanan,itu karena kamu!"
"Maafkan saya, tante."
"Kamu kira dengan kamu minta maaf Prilly langsung sembuh?!"
"Saya tau, tante."
"Kalau kamu tau diri dan benar sayang sama Prilly harusnya kamu biarkan dia bahagia dengan orang lain yang lebih pantas untuknya!"
"Darimana tante menilai saya belum pantas buat Prilly, tante?"
"Oh, berarti kamu gak nyadar bedanya kamu dan Anton?"
"Mommyyyy....."
Prilly menyebut nama mommy-nya dengan airmata menggantung berdiri dengan jarak tigameter dari pintu tempat berdiri Mommy-nya yang menghadap Ali.
######
PRILLY POV
"Prilly harus banyak istirahat ya, makan dan minum obat teratur!"
Dokter Didi menasehatiku sambil membenahi peralatan kedokterannya.
"Terima Kasih, Dokter Didi!"
Aku memaksakan diri tersenyum padanya. Kepalaku pusing. Tapi sudah mulai berhenti menggigil.
Sepeninggal Dokter Didi yang diantar Mommy aku berusaha bangun dari berbaringku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is On
RomanceDia selalu bersandar ditembok depan pintu kelas dengan earphone dan buku ditangannya...aku selalu membatin melihatnya karena dia seperti tidak peduli orang-orang disekitarnya....Dan pendapatku tentangnya berubah ketika aku mengetahui dia adalah seor...