Chapter 12 Love Is On

33.2K 2.7K 103
                                    

Author Pov

"Selamat siang, Pak Handoyo!"
Ali menyalami Pak Handoyo yang duduk di kursinya yang empuk. Bersandar dengan tangan memainkan pulpen dan mengetuknya dimeja.

"Iya, silahkan duduk!"

"Terima Kasih, Pak!"

"Kamu yang memberi tempat duduk dibis buat saya kan, sudah dua kali, saya takkan pernah lupa!"

"Saya Ali , Pak!"

"Ok, Ali, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya cuma mau kembalikan ini, Pak!"
Ali menyerahkan dompet dan menaruhnya diatas meja dengan kedua tangannya diiringi senyum Pak Handoyo.

"Saya yakin dompet saya kembali!"
Pak Handoyo membuka dompetnya, melihat semua isinya KTP, SIM, Debit Card, Kartu Nama, dan sejumlah uang didalamnya 20lembar ratusan, semua masih utuh.

"Ini buat kamu!"
Pak Handoyo menarik 20 lembar uang didalamnya dan menyerahkannya kehadapan Ali.

"Maaf Pak, maksut saya mengembalikan bukan untuk mendapatkan imbalan, saya hanya merasa dompet itu bukan hak saya dan didalamnya ada identitas diri yang punya, jadi tidak ada alasan buat saya untuk tidak mengembalikan." Ali menolak.

"Apakah ini kurang?"

"Sama sekali bukan karena kurang, Pak, maaf saya permisi!"
Ali berdiri dari duduknya mengulurkan tangan pada Pak Handoyo.

"Duduk dulu, Ali!"
Pak Handoyo menerima uluran tangan Ali tapi menyuruhnya duduk kembali.

"Pertama kali saya naik bis dan kamu memberi tempat duduk pada saya, saat itu mobil saya bannya bocor, driver saya membawanya kebengkel dan saya menunggu taxi tidak ada yang lewat,karena hari sudah mendung dan sepertinya akan hujan ketika ada bis lewat saya langsung naik padahal tujuannya tak sampai kerumah saya, ketika itu kamu turun duluan padahal hujan sangat deras, ditengah jalan ketika hujan reda baru saya turun dan kembali mencari taxi yang lewat."

"Kedua kali saya naik bis dengan alasan yang sama, ternyata saya bertemu lagi denganmu dan sama pula kamu berikan tempat dudukmu pada saya, akhirnya saya berpikir Tuhan menjawab doa saya!"

"Untuk meyakinkan hati saya, saya sengaja meninggalkan dompet saya ditempat duduk dengan resiko dompet saya takkan kembali apalagi yang menemukan bukan kamu, resiko tidak kembali akan lebih besar!"

"Maksud Bapak, bolehkah saya tau apa do'a bapak sehingga ketika bertemu saya bapak menganggap itu adalah jawaban?"
Ali bertanya dengan heran.

"Saya membutuhkan orang yang jujur dan peduli untuk membantu saya mempertahankan bisnis saya bahkan untuk menggantikan saya memimpin perisahaan ini kedepannya!"

"Kenapa bapak memilih orang lain dari luar perusahaan bapak bukankah banyak karyawan teladan yang bisa diambil atau putera bapak mungkin?"
Ali tak percaya mendengarnya.

"Belum ada yang menunjukkan kepeduliannya terhadap perusahaan, mereka hanya bekerja sesuai dengan tugasnya,datang dan pulang tanpa ada target, setidaknya begitu yang saya rasakan!"

"Putera bapak?"

"Putera saya saat ini sedang koma, dia kecelakaan dari rumah menuju kantor, entah apa yang terjadi, sampai saat ini sudah sebulan dia tidak sadar!"

"Apakah putera bapak hanya satu?"

"Hanya dia yang saya miliki, dia punya saudara perempuan, tapi hilang ketika berumur enam bulan, sekarang kami tak tau dia masih hidup atau sudah meninggal, 19tahun yang lalu media tidak seperti sekarang, kami sudah berusaha melaporkan kepolisi, mencari kemana-mana tetapi Tuhan belum merasa waktunya tepat untuk mempertemukan kembali dengan anak kami!"

Love Is OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang