Chapter 21 Love Is On

31.8K 2.7K 64
                                    

Author Pov

Willy menghentikan mobilnya ketika ada seorang wanita lari menyeberang jalan dan hampir saja tertabrak mobilnya. Willy turun dari mobil dan menghampiri siwanita yang tertunduk dikap mobilnya. Willy langsung terpikir, orang ini pasti modus pura-pura tertabrak lalu memerasnya.

"Ibu, saya tau ibu tadi tidak tertabrak,ayo bangun!"

Willy pelan bergumam. Membalik tubuh wanita tersebut dan melebarkan mata. Ibu tersebut tersenyum licik. Tapi Willy langsung menarik tangannya kasar. Wanita tersebut nampak meringis dan terkejut.

"Kau lupa padaku? Lihat aku!Bisakah kau kenali aku?"

Willy menatap tajam kearah wanita didepannya. Seketika Willy bersyukur dalam hati kenapa tadi malam dia bisa menginap dirumah Terry dan melewati jalan yang memutar kekantornya pagi ini.

Wanita tersebut menautkan alisnya bingung. Tak mengerti dengan maksut Willy.

"19tahun takkan bisa membuat aku lupa cirimu nyonya!"

Willy mencengkram tangan wanita didepannya. Seketika wanita tersebut meronta dan ingin melepaskan diri.

"Heii, kenapa? Kau baru ingat kejadian ditaman bermain 19tahun yang lalu? Kemana kau membawa adikku, apa motifmu sebenarnya?"

"Adikmu pantas untuk dipisahkan dari keluarganya, karena dia ibuku dipecat dan kuliahku berantakan, kalau bukan karna ibuku yang melarang sudah aku bunuh adikmu!"

Ingin sekali Willy menampar wajah wanita yang sudah lancang mengatakan ingin membunuh adiknya. Ternyata dia ini anaknya Bi Marni, mantan pengasuh Prilly yang dipecat orang tuanya karna telah teledor membuat Prilly jatuh dari ranjangnya. Kesalahannya sudah tiga kali. Dia tak konsen bekerja hingga menyebabkan beberapa kali Prilly terjatuh. Itulah yang menyebabkan Bu Vivin mem-phk-nya.

"Kau mau aku menelpon polisi sekarang?"

Willy bersiap menelpon dengan meraih handphone disaku bajunya.

"Ja.... jangan, anakku makan apa kalau aku dipenjara?"

"Anakmu juga tak pantas kau berikan makanan dari hasil memeras orang lain dengan cara menabrakkan diri seperti tadi!"

Willy berhasil memaksanya membuka mulut kemana dia membawa Prilly. Tadinya Mirna ingin minta tebusan dan dilarang Bi Marni karna sangat berbahaya dan Bi Marni sadar diphk karna salahnya sendiri dan tak menyangka Mirna senekat ini. Mirna tetap pada pendiriannya menganggap semua yang dideritanya karna Prilly. Dia tak bisa mendaftar kuliah lantaran ibunya diphk dan ibunya tidak bisa secepatnya mendapat pekerjaan. Kalau saja tidak diphk tentu ibunya akan bisa meminjam uang pada majikannya.

Willy ternyata pernah melihat Mirna ketika mendatangi Marni kerumah meminta sejumlah uang yang tak bisa diberikan Marni. Saat itu Willy sedang bermain. Marni jadi tak konsentrasi menjaga Prilly akhirnya Prilly terjatuh saat sedang digendongannya minum susu dan melonjak menangis karna mendengar teriakan Mirna. Mirna sudah pergi ketika Mama Willy datang berlari keluar dari kamar mandi mendengar tangisan Prilly. Saat itu pertama kali Prilly terjatuh.

Mirna tak mengira akan dikenali oleh Willy setelah 19tahun lamanya. Tadinya dia berpikir takkan ada lagi yang mengenalinya. Saat itu sudah tidak ada pilihan selain mengantar bayi Prilly kepanti asuhan. Minta tebusan beresiko dan membunuh dilarang oleh Marni sedangkan dendam yang tak beralasan pada Prilly dan keluarga Mahesa harus terbalaskan.

"Pa, aku menemukan adik, Pa, aku menemukan dia! Aku sudah berjanji sama Papa dan Mama akan menemukan adik, sekarang aku sudah dapatkan titik terang, tunggu aku Pa!"

Love Is OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang