Perjalan yang mereka tempuh sangatlah panjang, berjam-jam mereka diatas langit, Agatha tertidur begitu juga Irham yang mengistirahatkan dirinya Dahayu terjaga padahal malam telah merajai hari. Melihat Dahayu gelisah Arjuna menatapnya dengan penuh tanya namun si gadis tak menyadari hal tersebut dan terus saja ia menelisik sesuatu.
Dahayu mendongkak menatap langit-langit pesawat tanpa aba-aba gadis itu mengangkat kedua tanganya dan meraih langit-langit pesawat. Arjuna diam dan memperhatikan kegiatan Dahayu yang menyentuh langit-langit pesawat beberapa kali kemudian mengusap wajah. Dahayu sumringah dan tanpa sengaja tatapan matanya beradu dengan tatapan kelam milik Arjuna.
Dahayu lebih dulu memutuskan tatapan mata itu, ia diam tanpa menghiraukan Arjuna yang memperhatikannya.
"Allahu Akbar" Takbiratul Ihram Dahayu laungkan dengan begitu lembut juga syahdu, ia terlarut dalam shalat sampai tanpa ia sadari matanya berkaca-kaca dan siap mengeluarkan bulir bening dari kedua matanya, gadis itu beribadah dengan khusyuk bahkan sari wajahnya terlihat bersinar dengan rona pipih yang memerah juga mata yang berkilauan, mata Arjuna tak berkedip mengikuti setiap proses gerak ibadah yang si gadis lakukakan.
'Hari ini dan kedepanya aku bersaksi bahwa aku pun ikut berjuang demi kemerdekaan Negara para Mujahidin' lirih Dahayu didalam hati
Dahayu telah menyelesaikan ibadahnya namun masih ia dapati Arjuna menatapnya lekat. "Tuan Arjuna, anda ingin mengatakan sesuatu?" tanya Dahayu
Arjuna gelagapan seperti kucing yang tertangkap basah mencuri ikan, ia berdehem pelan menegakkan duduknya. "Kau terlihat begitu menikmati ibadahmu" tutur Arjuna
Dahayu tersenyum kecil. "Tentu saja aku harus menikmatinya karena ibadah yang kulakukan adalah penghubung diriku dengan Tuhan" jawab Dahayu sembari menyamankan dirinya dan siap menyusul Agatha ke alam mimpi. Arjuna masih penasaran beberapa hal tapi si gadis ingin beristirahat jadi lah Arjuna hanya diam saja namun pandangnya matanya sesekali melirik ke arah gadis yang berjilbab hitam itu.
Perjalanan itu masih berlanjut namun di pertengahan jalan pesawat bergoncang hebat Irham dan Agatha sampai terbangun begitu juga Dahayu, mata terpejam namun bibirnya terus melirihkan doa-doa panjang dengan tangan yang mengepal kuat dikursi. Dahayu semakin takut takkala ia rasa guncangan ini semakin kuat.
Arjuna menekan tombol yang terhubung dengan pilot untuk memastikan bahwa keadaan ini akan segera berlalu namun sayangnya terdengar dari pernyataan pilot bahwa penerbangan mereka mungkin akan terganggu karena sangat banyak gumpalan awal hitam yang melindungi pandangan sehingga tanpa sengaja mereka menabrak awan adapun faktor lain yaitu perubahan cuaca yang terjadi di berbagai belahan dunia.
"Juna..." Agatha memandang Arjuna yang selesai mengarahkan prosedur kepada pilot. "Semua baik-baik saja, tenanglah sobat" tukas Agatha menenangkan Arjuna yang gelisah.
"Ndan, yakin saja semua ini pasti berlalu" sahut Irham yang menyaksikan bagaimana raut khawatir Arjuna begitu kentara.
Tanpa di sengaja Dahayu membuka mata dan langsung bersitatap dengan Arjuna, Dahayu tersenyum simpul, mulutnya bergerak memyuarakan sesuatu kepada Arjuna. "Berdoalah kepada Tuhan yang esa Komandan" ujar Dahayu
Perlahan Arjuna memejamkan mata, tanganya menyatu, Dahayu memperhatikan Arjuna yang tak bergeming dan melanjutkan doa panjang, Dahayu berpikir jika saja Arjuna beragama yang sama dengannya Dahayu yakin lelaki. itu akan menjadi hamba yang taat, terlihat dari bagiamana perilaku juga caranya berdoa. sekilas Dahayu menoleh ke arah Agatha yang juga ikut berdoa namun bedanya gadis itu menggenggam kalung berbentuk salip.
Tak seberapa lajunya pesawat kembali normal tanpa sadar merek saling bertukar senyum dan mengucap syukur. Mereka kembali mengistirahatkan diri karena masih memerlukan beberapa jam untuk tiba di negara yang mereka tuju. "Mas Irham tidak tidur lagi?" tanya Dahayu ketika melihat lelaki itu mengambil mushaf kecilnya disaku baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laksana Sang Fajar
FanfictionBismillah.... Kisah ini bercerita tentang romansa cinta dalam diam yang terhalang perbedaan ditaburi dengan berbagai pengorbanan dan konflik. Bertemu tanpa sengaja di Medan tempur membuat mereka sadar betapa pentingnya kehidupan ini, terlebih mengaj...