6. Senyuman dibalik tangis 💔

12 7 0
                                    

Matahari mulai meninggi membuat cuaca semakin terasa membara, hembusan angin membuat tanah tandus itu menerbangkan debu-debu halus yang dapat menyakiti mata. Ali begitu riang menceritakan banyak hal kepada Arjuna juga Dahayu bahkan tawanya terdengar begitu membahagiakan. Emma tersenyum dan tak mengalihkan pandangan dari sang adik.

"Ali adalah anak yang periang" ucap Dahayu kemudian menatap Emma yang duduk disampingnya. Emman tersenyum dan mengangguk.

"Dia adik yang baik, aku merasa gagal menjadi seorang kaka, setelah ayah dan ibu kami meninggal karena pengeboman, ayah dan ibu terjebak di reruntuhan sedangkan aku dan Ali berada diluar gedung untuk bermain waktu itu aku mencoba melindungi Ali namun sialnya aku malah kehilangan kakiku sendiri" tutur Emma dengan mata yang berembun menatap Ali yang sibuk menceritakan ini itu kepada Arjuna.

Arjuna melirik ke arah Dahayu kemudian memberikan kode bahwa mereka harus mengevakuasi kakak beradik ini karena sempat Arjuna telusuri wilayah yang mereka tinggali rawan dengan ledakan hanya saja Negara penjajah ahli memainkan taktik sehingga tak terlihat adanya bekas penghancuran ditempat tersebut. "Emma Tuhan tidak akan meninggalkan mu, pasrahkan semuanya kepada sang pencipta, kau dan Ali akan baik-baik saja" tutur Dahayu begitu lembut kemudian merapikan jilbab yang menutupi sebagian rambut legamnya.

Arjuna bersimpuh mensejajarkan tingginya dengan Emma, lelaki tegas itu mengukir senyum, pandangnya matanya begitu meneduhkan seolah ia tengah mengatakan bahwa kini semuanya akan baik-baik saja. Dahayu seperti tersihir namun ia akhiri hal itu dan menggumamkan istighfar berkali-kali. Sungguh Arjuna terlihat begitu berbeda saat menjalankan tugasnya.

"Tuhan tidak pernah meninggalkan kalian, semua yang terjadi telah digaris takdirkan oleh Tuhan, termasuk kami yang berada disini, kami akan membantu kalian dan membawa kalian ketempat yang aman, beraksi lah di hadapan Tuhan kelak Emma" ujar Arjuna tenang bagaikan air tak beriak

Emma menggeleng air matanya lolos. "Aku ingin disini, disini tempat aku lahir dan orang tuaku dikebumikan" ucap Emma

"Tapi ini demi kebaikan kalian, bom bisa kapan saja datang dan rudal juga roket tak menentu arah, tumbuh lah dengan baik dan balas dendam kalian dengan semestinya" ucap Arjuna lagi

Dahayu memberikan isyarat agar Arjuna berhenti berbicara dan sekarang Dahayu ikut bersimpuh disamping Arjuna. "Tuhan memberikan kalian kesempatan untuk hidup yang kedua kalinya jadi jangan siakan kesempatan itu, setiap kejadian selalu ada pelajarannya namun kalian tidak boleh lupa bahwa Tuhan itu maha adil, kalian adalah orang pilihan yang kelak akan diangkat derajatnya di syurga kelak. Ayah juga Ibumu telah syahid maka berbahagialah engkau" jelas Dahayu dengan mata yang berkaca membayangkan bagaimana dahsyatnya ledakan bom juga nuklir

Emma menanggis tersedu-sedu kemudian memeluk Dahayu begitu erat. "Aku rindu Ayah dan Ibu" lirih nya begitu pilu membuat Dahayu mengeratkan pelukan mereka.

Arjuna mendatangi Ali dan meminta anak itu untuk bersiap-siap dan mengemas barang penting bagi mereka, Agatha telah dihubungi dan akan melakukan pemeriksaan terhadap Emma juga Ali sedangkan Irham masih menyusuri setiap daerah dan rumah yang kini menjadi puing-puing rata.

Arjuna juga Dahayu bergegas membantu membereskan barang penting milik Emma juga Ali. Sibuk mereka berkemas dan kini dia orang tersebut terdiam ketika melihat Ali yang menyerahkan setangkai bungan mawar kepada Emma. "Semoga Allah berkahi mereka" ucap Dahayu pelan tanpa sadar didengar dan diaminkan oleh lelaki yang berada di sebelahnya

"Semoga Tuhan selalu menjaga dan melindungi mereka" tambah Arjuna dan tanpa sadar mereka saling bertatapan dan melempar senyum.

Tak butuh waktu lama kini berkemas selesai Emma dan Ali memandang tempat tinggal mereka begitu lekat bahkan masih ada sisa air mata yang membasahi pipi Emma. Pelan Arjuna mulai mendorong kursi roda Emma dan Dahayu menuntun Ali menuju markas. Mereka berdua berhasil melakukan tugas pertama dengan baik dan kini saatnya nanti Dahayu menagih jawaban atas pertanyaanya kemarin malam.

Laksana Sang FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang