Malam diliputi kegelapan dengan hembusan angin yang sejuk rembulan bersinar terang berhiaskan dengan kelap kelip bintang yang bertaburan diatas langit yang terbentang, melihat secara langsung pemandangan seperti itu tentulah sangat mendebarkan sekaligus menyenangkan namun tak bisa dipungkiri pasti ada sedikit rasa sedih dan khawatir, hari ini adalah hari terakhir mereka berada di tempat pelatihan markas militer Indonesia kompi 18.
Sosok lelaki dengan perawakan tinggi berpakaian lengkap seragam loreng khas pasukan TNI AD dikepalanya tertutupi baret yang memiliki pin berlambangkan bintang sebagai tanda bahwa pangkat yang dimilikinya cukup berpengaruh, di usia muda ia telah dilatih berbagai seni bela diri, ia adalah lelaki dengan kecerdasaan luas dan kemampuan menembak yang luar biasa, terlebih lagi Jendral TNI AD adalah ayah kandungnya darah pertempuran dan perjuangan mengalir di sekujur tubuhnya.
Lelaki itu duduk dibawah pohon setelah selesai menjalankan tugas malamnya mendisiplinkan anggota Tim Alpha yang selalu memimpin jika ada guncangan keamanan internal maupun eksternal. Tak mudah memang namun karena terbiasa ia kini mencintai pekerjaannya lebih dari apapun meski telah banyak waktu dan pengorbanan yang melelahkan.
Lelaki itu menunduk ia menyatukan kedua tangan, matanya terpejam ia terlihat begitu khusyuk dengan doa yang ia rapalkan didalam dirinya. Semoga saja semesta mendengar dan membantu mengaminkan doa tulusnya.
Pikirannya meremang mengenai surat perintah yang sore tadi sampai ke tangannya, ia tak kuasa ingin menolak perintah itu namun ruang dalam dirinya juga tidak bisa menolak karena ini berkaitan dengan kemanusiaan dan perdamaian dunia, ibunya sedang sakit keras namun sang ayah mengirimkan surat perintah kepadanya. Sudah cukup ia rasa pengabdian ini, ia tak pernah mengelak jika ayah selalu mengirimnya ketempat yang menjadi lubang kematiannya sendiri, tapi kembali lagi Ayahnya bermain kuasa dan memintanya uintuk memimpin pasukan padahal telah ia ajukan surat permohonan untuk dibebaskan tugas luar untuk beberapa tahun agar waktu itu ia gunakan menjaga dan merawat ibu.
Ia mengadahkan wajah mencoba menghalau air mata yang meronta ingin dikeluarkan, disaat yang seperti ini hanya pelukan seorang ibu yang mampu menenangkan hatinya, Ayah tak pernah berperilaku layaknya seorang Ayah jika di markas, mereka seolah atasan dan anak buah bahkan ia lupa kapan terakhir kali pelukan hangat dari ayah ia rasakan.
Tap..Tap...Tap
Derapan langkah kaki dari sepatu kulit terdengar, lelaki itu menegakkan tubuh kedua tanganya ia letakkan diatas paha dan menggepal kuat. Dari jarak sedekat ini degupan jantungnya bertalu ribut saat ia dapati pria dewasa yang selalu ia kagumi berdiri dihadapanya dengan wajah tegas, wajah mereka serupa bahkan ketampanan Pria dewasa itu tidak lekang oleh usia yang kian bertambah. Lelaki itu berdiri kemudian memberikan gestur hormat kepada pria dewasa yang bersetatus sebagai ayah kandungnya.
Pria dewasa mengangguk sebagai tanda bahwa hormatnya diterima. "Sudah makan malam?"
"Siap, sudah" jawabnya tegas khas prajurit tempur
"Hanya ada kita berdua, santai saja" ucap si lelaki dewasa tadi
Lelaki itu kembali duduk tenang diikuti oleh pria yang lebih dewasa darinya dan meiliki pangkat yang lebih tinggi. "Arjuna?"
Lelaki yang merasa namanya dipanggil itupun menoleh malam ini ia membalas tatapan dari sang Ayah, Pratama Arjuna Erlangga Dirgantara namanya, lelaki yang berpropesi sebagai komandan TNI AD pasukan Alpha Dirgantara kompi 18, ia telah memasuki usia dua puluh lima tahun. Nama yang ayah berikan ketika Arjuna kecil baru saja lahir.
Arjuna tak pernah tahu bahwa Joseph Dirgantara adalah orang yang memeluknya pertama kali saat ia membuka mata dan melihat dunia untuk pertama kalinya. Namanya diambil dari kata yang begitu indah selayakjya dirinya sendiri. Lelaki tampan gagah berani dan penyayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laksana Sang Fajar
Fiksi PenggemarBismillah.... Kisah ini bercerita tentang romansa cinta dalam diam yang terhalang perbedaan ditaburi dengan berbagai pengorbanan dan konflik. Bertemu tanpa sengaja di Medan tempur membuat mereka sadar betapa pentingnya kehidupan ini, terlebih mengaj...