01

219 27 1
                                    


Happy Reading

Gadis berkacamata dengan model rambut kuncir kuda terlihat berjalan di koridor dengan beberapa buku di tangannya. Dia adalah Fa. Bel telah berbunyi menandakan pelajaran kedua akan di mulai. Fa mempercepat langkahnya dan masuk ke dalam kelas.

Bangku Fa berada di barisan ketiga, gadis itu menyimpan beberapa buku yang habis dia pinjam dari perpus ke laci meja nya. Dia memperbaiki kacamata nya setelah wali kelas nya mulai masuk ke dalam.

Hari ini wali kelas nya mengajar di kelas. Bu Dian kembali menjelaskan materi minggu lalu agar murid nya tidak lupa.

Fa memperhatikan guru nya dengan baik, bahkan dia menulis hal-hal penting yang dijelaskan bu Dian. Gadis itu melirik ke samping ketika mendengar suara hentakan sepatu dan meja dari bangku seberang.

Fa melihat Anna dengan diam. Anna sangat berisik, kaki nya tidak berhenti menggoyangkan meja. Dia ingin menegur Anna, cuman mereka berdua tidak dekat. Mencoba untuk tidak peduli, Fa kembali memperhatikan bu Dian.

Bu Dian pun memberikan mereka latihan soal. Guru perempuan itu berjalan melihat muridnya yang sedang mengerjakan soal. Dia berhenti di depan bangku Anna. Murid terpintar nomor 1 di kelas maupun di sekolah.

"Anna kamu kenapa?" Tanya bu Dian, melihat wajah pucat Anna dan tatapan kosong yang tidak pernah di lakukan Anna.

Anna diam tidak menanggapi wali kelas nya.

Kaki Anna dari tadi tidak berhenti bergerak. Anna yang sementara meraut pensilnya, melepas pensilnya dan perlahan memasukan jari nya di rautan.

"Anna apa yang kau lakukan!?" Panik Bu Dian melepas tangan Anna dari rautan.

Mendengar teriakan bu Dian, anak-anak yang lain mulai menatap ke arah mereka. Begitupun dengan Fa.

Anna berdiri, menatap bu Dian dengan tajam. Nafasnya mulai memburu, dia marah karena di tegur sang Guru. Tangannya mulai mengambil pensil yang habis di raut.

Melihat tatapan tajam yang tidak pernah dia lihat dari muridnya ini, bu Dian mengernyit. Sepertinya ada yang aneh dengan muridnya ini.

Anna pun berteriak, bersamaan dengan tangannya menusuk bu Dian menggunakan pensil tepat di jantung nya.

Orang-orang panik melihat apa yang di lakukan Anna, semua nya lari keluar saling mendorong mencoba menghindari Anna yang tiba-tiba menggila.

Tusukan Anna membuat bu Dian tewas di tempat, gadis berambut panjang itu berteriak histeris dan mengacak-acak rambutnya.

Fa masih di bangkunya, gadis itu melotot terkejut melihat apa yang di lakukan Anna. Dia sangat syok, melihat wali kelasnya terbaring lemah di lantai dengan banyaknya darah di kemeja putihnya.

Dia terperanjat saat Anna menatap ke arahnya dengan cepat.

Bersamaan dengan seseorang menarik tangannya.

°•°

Satu minggu telah berlalu. Setelah kasus pembunuhan yang dilakukan Anna kepada wali kelasnya. Anna tidak di penjara, selain karena dibawah umur, gadis itu dianggap hilang akal atau bisa dibilang gila. Anna dibawa ke rehabilitas kejiwaan.

Sekolah dengan mudah menutup kasus Anna, dan mengatakan jika Anna menggila karena terobsesi dengan nilai.

Fa berdiri di depan bangku Anna. Dari tadi dia tidak berhenti menatap bangku Anna dan lantai dimana bu Dian tewas. Anak-anak yang lain tidak peduli dengan apa yang dilakukan Fa. Dari kelas 10 sampai kelas 12, tidak ada yang pernah berbicara dengan Fa. Karena Fa dikenal sangat aneh, mereka bahkan biasa melihat Fa berbicara sendiri. Seperti berbicara di depan kaca toilet, ataupun berbicara dengan pohon.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang