04

145 21 1
                                    


Happy Reading

Kedua mata itu terbuka dengan lebar, begitupun dengan tubuhnya seketika terduduk. Gadis itu menoleh ke arah cermin kecil di samping kasurnya, melihat kepalanya yang terlihat baik-baik saja.

Fa memegang kepalanya. Apa tadi itu mimpi? Kenapa seperti nyata? Dia melihat lutut kakinya dan tangannya yang terlihat baik-baik saja.

Rasanya seperti bukan mimpi.



















Pagi pun tiba.

Laki-laki itu menatapnya dengan lamat, melihat apa yang dilakukan gadis berkacamata itu di pagi hari.

Fa membersihkan sisa kotoran yang menempel pada benda kecil berwarna hitam dipegangnya ini. Melihat kanan dan kiri memastikan tidak ada siapapun yang melihatnya, dan kemudian pergi.

Fa terus berjalan sampai akhirnya ada yang meneriakinya dari atas.

"Awas!!!"

Gadis itu sontak menatap ke atas dan membulatkan matanya terkejut.

Syurr

Air baru saja jatuh mengenai Fa. Gadis itu mengerjapkan matanya tidak percaya dengan situasi sekarang ini.

Ajin turun dari atas tangga kayu dan menghampiri Fa.

"Aduh saya minta maaf" Laki-laki berkacamata itu menatapnya dengan khawatir, merasa bersalah melihat tubuh muridnya basah kuyup karenanya.

Tadi dia sedang membersihkan kaca di atas, karena tangannya licin membuat ember berisikan air kotor jatuh menimpa anak muridnya.

Fa bersin.

Semakin membuat Ajin panik dan kalang kabut. Laki-laki ini pun sontak mengambil lap kotor di pundaknya dan segera menaruhnya di atas kepala Fa.

Fa yang sadar lap dipakai nya ini lap kotor pun menatap wali kelasnya ini dengan tatapan tidak habis pikir.

.
.
.

Kini keduanya berada di ruangan Ajin. Karena seragam Fa basah dan sekarang masih jam pelajaran pertama, mau tak mau Ajin meminjamkan pakaiannya ke Fa.

Cukup lama Fa diam menatap Ajin mencari pakaikan cadangan untuknya, akhirnya dia pun mulai bersuara.

"Semalam aku bertemu pria yang sangat mirip dengan bapak"

Suara Fa membuat Ajin menghentikan aktivitasnya.

"Kupikir apa yang terjadi sebelumnya adalah tidak nyata"

Laki-laki itu menatap ke arah muridnya saat gadis itu mulai mengunci pintu.

Ajin tersenyum canggung "Fa, kenapa kamu mengunci pintu?"

"Tidak ada orang lain disini.." Fa mulai berjalan ke arah Ajin "Hentikan akting bapak"

Kerutan mulai bermunculan di dahi Ajin.

"Fana, semua orang memiliki mimpi yang aneh dan cukup panjang. Jadi apa yang terjadi padamu hanyalah bunga tidur"

Fa tersenyum kecil mendengarnya.

"Padahal aku tidak membicarakan soal mimpiku ke bapak. Sekarang aku jadi yakin, apa yang terjadi selama ini ada kaitannya dengan bapak"

Ajin diam sesaat. Dan kembali bersuara "Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan"

Gadis itu pun berhenti setelah berdiri dihadapan wali kelasnya ini.

"Kematian Cantika dan hal aneh selama ini itu karena bapak bukan?"

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang