Happy ReadingKedua gadis cantik itu terlihat sedang bersenang-senang di taman bermain. Mereka saling mengejar dan kadang tertawa bersama.
Dia menatap Fa yang sedang melihat langit, gadis itu pun tersenyum.
"Fa," Panggilnya, membuat si empu menoleh.
"Iya?"
"Jangan pernah tinggalkan aku"
Gadis berkacamata itu membalas senyumannya.
Kedua mata itu terbuka dengan cepat. Fa menatap sekitarnya di mana dia berada di sebuah ruangan yang cukup gelap, dengan posisi berdiri dan kedua tangannya di rantai.
Apa-apaan ini? Di mana dia?
Tak berselang lama seorang pria pun datang, dengan jubah hitam dipakainya.
Gadis itu mengernyit "Pak Ajin?"
Ajin berjalan mendekatinya sambil membaca sesuatu.
"Saya dimana?!"
Fa mencoba melepas rantai yang terikat di kedua tangannya. Sedangkan laki-laki itu, dia masih membaca sesuatu dan berjalan mendekatinya.
"Lepaskan saya!! Apa yang bapak mau lakukan ke saya!!" Teriaknya.
Ajin berhenti di depan Fa, menatapnya dengan lamat dan kemudian menempelkan ibu jarinya di jidat Fa.
"Apa yang bapak coba lakukan!?"
"Fa tenanglah!"
Kepalanya sakit. Gadis itu memejamkan matanya disaat sebuah memori entah milik siapa berputar dibenaknya.
"Akk!!" Teriak Fa kesakitan.
Ajin melanjutkan bacaannya dengan tangannya masih menempel di jidat Fa.
Gadis itu semakin berteriak histeris. Dia tidak bisa bernafas!! Rasanya sangat sesak!! Fa memberontak, sampai akhirnya rantai yang mengikat dikedua tangannya pun terlepas karenanya.
Ajin berhenti.
Gadis itu terdiam dan masih menutup mata.
"Fa," Panggil Ajin.
Bersamaan dengan kedua mata Fa terbuka dan menatap Ajin dengan tajam.
"Aku akan membunuhmu!!" Teriak gadis itu dan langsung melompat ke arahnya dan mencekiknya.
Keduanya langsung berpindah tempat di dalam sebuah bathub dengan tangan Fa masih berada di leher Ajin.
Gadis itu langsung tersadar saat mereka tiba-tiba berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Kedua mata itu membelalak terkejut melihat gurunya berada di depannya, Fa kemudian melepas tangannya dari leher Ajin.
Keduanya basah, di tambah air di dalam bathub tiba-tiba berubah menjadi warna hitam.
"Pak Ajin?"
Gadis itu terlihat kebingungan.
"Akhirnya kamu sadar juga" Ucap laki-laki di depannya ini.
Laki-laki itu pun keluar dari dalam bathub dan mengambil handuk di atas meja.
"Aku akan mengurangi 10 poinmu karena mencoba membunuhku" Ucap Ajin sambil mengeringkan rambutnya.
Fa melihat sekelilingnya, tempat bernuansa merah dan hitam. Ada banyak kertas bertulisan aneh menempel di dinding.
"Saya tau kamu pasti kebingungan sekarang. Apa yang kau lihat sebelumnya hanyalah imajinasi mu"
Ajin menaruh handuk dipakainya tadi ke atas kepala Fa.
"Saya mengangkat semua kutukan yang menempel padamu. Jangan khawatir, sekarang kamu aman" Ucap Ajin membuat Fa semakin bingung.
"Dan juga... Kamu sudah terlalu dalam mengetahui semuanya. Sekarang saya akan memberitahumu semuanya apa yang terjadi" Ajin menatapnya dengan dalam, membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangannya.
"Pertama, kamu harus tau hal ini. Di dunia ini, benar-benar ada sebuah sihir. Beberapa di antaranya ada yang takhayul dan juga palsu. Ada beberapa manusia menguasai ilmu terlarang ini dan berkeliaran di muka bumi, mereka kemudian membentuk sebuah organisasi. Dan satu hal lagi, kau harus tau jika ada dunia lain selain di muka bumi ini"
Kening gadis itu mulai mengerut mendengarnya.
"Dan saya berasal dari sana" Ucap Ajin diakhiri senyumannya.
.
.
."Mereka berasal dari tempat yang sama dengan saya. Saya di kirim untuk menangkap mereka semua, para pengkhianat yang mencoba menyakiti manusia. Saya pun menyamar menjadi guru di sekolah kamu, karena hawa keberadaan mereka sangat dekat di sekolah kamu"
Fa tidak bisa tidur, apa yang dikatakan Ajin terus berputar di benaknya.
"Oh ya... Umur kami dan kalian sangat berbanding jauh, jadi bersikap sopan lah kepada saya"
Akk kepalanya tambah sakit. Dia dan pak Ajin berbeda dunia? Beda alam? Jika dia adalah manusia maka pak Ajin adalah...?
"Saya mencari orang yang menyebar kutukan di sekolah kamu, dan apa yang kamu duga adalah benar. Kamu salah satu korbannya"
"Itu sebabnya, untuk menjaga keselamatanmu dari kutukan ini, kamu harus tinggal bersama saya!"
Fa mendudukkan tubuhnya. Dia tidak bisa tidur dengan tenang. Tiba-tiba dia merasakan hawa dingin di dalam kamarnya. Dia tidak mendengarkan pak Ajin, Fa mencoba menjauhi wali kelasnya untuk sementara. Tinggal bersamanya? Yang benar saja.
Gadis itu menoleh dengan cepat ke arah jendela saat merasa seseorang tengah memperhatikannya.
°•°
Berhari-hari Fa tidak masuk sekolah. Bukan karena dia takut dengan kutukan di sekolahnya, melainkan menghindari wali kelasnya.
Selain itu juga, semenjak pulang dari apartemen pak Ajin, Fa merasa tubuhnya seperti lemah dan berat. Bukannya pak Ajin sudah mengangkat kutukan dari tubuhnya?
Gadis itu tengah berjalan sendirian di gang yang cukup gelap, dia menutupi kepalanya menggunakan topi serta masker yang tertutup sempurna di wajahnya. Tangan kanannya mengandeng tas kresek berwarna putih, sekarang dia berjalan pulang ke apartemennya.
"Sstt!"
Langkahnya berhenti.
Pandangannya masih lurus ke depan walaupun telinganya barusan mendengar seseorang memanggilnya.
"Hei!"
Suara halus itu kembali terdengar, begitupun dengan angin malam mulai terasa membuatnya sedikit kedinginan walaupun tubuhnya tertutupi hoodie.
Mencoba tidak peduli, Fa kembali melangkahkan kakinya.
Lampu jalan tiba-tiba mati, membuatnya kembali berhenti karena tempat ini cukup gelap. Fa merogoh saku celananya mencoba mengambil ponselnya, dan hal tidak terduga pun terjadi saat dia akan menyalakan senter menggunakan ponselnya.
Ponselnya terjatuh dengan sendirinya, bersamaan dengan sosok perempuan berambut panjang berdiri di sampingnya sambil tersenyum lebar.
"Hai"
Fa membelalakkan matanya dengan perempuan itu langsung melemparnya dengan mudah ke arah tembok.
Tubuh gadis itu terlempar menabrak beberapa dus dan kayu membuat kacamatanya terjatuh entah di mana. Fa meringis kesakitan dan menatap ke arah perempuan itu. Gadis itu sangat terkejut saat perempuan itu tiba-tiba berdiri di depannya.
"Wah tidak salah lagi, wajahmu sangat mirip dengannya"
Dia mencekik Fa dan mengangkat tubuhnya, membuat Fa kesulitan bernafas di buatnya.
"Bagaimana jika jalan-jalan ke tempatku?" Tanya perempuan itu.
Fa memberontak, dia kesulitan bernafas, tangannya berusaha melepas tangan perempuan ini dari lehernya. Sampai akhirnya kedua matanya pun perlahan tertutup karena kehabisan pasukan oksigen.
-To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
HorrorFa, merupakan murid berprestasi yang memiliki ketertarikan pada hal gaib. Di suatu hari, ada sebuah kejadian mengerikan menimpa sekolah nya. Hal-hal aneh mulai berdatangan seiringnya waktu, bersamaan dengan kedatangan sosok guru baru yang menjadi wa...