08

105 20 0
                                    


Happy Reading

Fa berdiri di depan pintu kelas Ipa 2, dia diam menatap satu bangku paling depan. Seseorang yang melihat Fa, pun mulai menghampirinya.

"Fana?"

Sosok gadis cantik menghampirinya.

"Cari dea ya?"

Fa mengangguk pelan.

"Dea udah lama ga masuk" Kata Gorya, gadis cantik ini adalah ketua kelas Ipa 2.

Fa diam mendengarnya.

"Kamu ga tau kabarnya? Aku ga bisa hubungin dia nanyain alasan dia ga masuk selama ini" Ucap Gorya lagi.

Fa mulai menatap gadis dihadapannya ini "Semalam dea nelfon aku, minta ketemuan"

"Oh ya? Terus gimana kabarnya?"

Gadis berkacamata ini terdiam ketika kembali mengingat sosok perempuan yang menyerangnya semalam.

"Fa?" Panggil Gorya, karena Fa hanya diam.

Johan diam memandangi Fa di sana. Lelaki tampan itu kemudian pergi sebelum menatap sosok yang bersembunyi karena tidak sengaja berkontak mata dengannya.

Di sisi lain, Ajin telah selesai menempel kertas jimat diberbagai sudut sekolah. Bel masuk pun telah berbunyi, dan hari ini adalah jadwalnya di kelas Ipa 1.

.
.
.

Fa yang sedang fokus mendengar pak Ajin menjelaskan materi, langsung terkejut begitu suara lonceng berbunyi jelas di telinganya.

Gadis itu terlihat terkejut dan menatap kanan kirinya. Bagaimana bisa suara lonceng terdengar jelas di telinganya? Suara lonceng ini mengingatkannya dengan suara lonceng di mana dia menemukan pecahan kaca yang menampilkan simbol berdarah.

Melihat gerak gerik Fa, membuat Ajin mengernyit bingung dan menegurnya.

"Fana, ada apa?"

Gadis berkacamata itu langsung menatapnya.

"Ti-tidak pak" Ucap gadis itu, lalu menundukkan wajahnya.

Fa memejamkan matanya dengan kuat, mencoba menulikan pendengarannya begitu suara lonceng kembali berbunyi di telinganya.

"Baik, saya mulai lagi" Ucap Ajin, dan langsung terdiam saat melihat sosok kutukan lewat penglihatan lebah miliknya.

"Sial" Gumamnya "Ketua kelas, jaga kelas sebentar, saya ada urusan" Ucap Ajin dan langsung pergi meninggalkan kelas.

Sepeninggalan Ajin, anak-anak terlihat bingung sesaat melihat wali kelasnya tadi. Fa masih memejamkan matanya kuat, karena tak tahan dengan suara lonceng ini, membuatnya langsung pergi meninggalkan kelas.

"Fa mau ke mana!?" Tegur ketua kelas.

Johan beranjak dari tempatnya mengikuti gadis itu.

"Woi Johan!" Teriak ketua kelas lagi.





















Fa akhirnya bernafas lega ketika suara lonceng berhenti berbunyi di telinganya. Dia pun tersadar melihat suasana sekolah yang terlihat sepi karena sekarang masih jam pelajaran.

Di tempat Ajin berdiri, lelaki itu tidak menemukan sosok yang ia lihat lewat penglihatan lebahnya.

"Sial! Di mana dia" Kesal Ajin, dan kembali mencari sosok itu.

Kembali ke tempat Fa, sosok bayangan hitam melaju mendekatinya, bayangan itu melaju sangat cepat dan akan menyerang gadis itu sebelum seseorang lebih dulu menahannya dan membawanya ke tempat lain.

Fa membalikan badannya ketika merasa seperti ada pergerakan di belakangnya tadi.

"Fana!"

Gadis itu menoleh.

Ajin menghampirinya "Apa yang kau lakukan di luar?"

"Pak, saya mendengar suara lonceng lagi"

Ajin mengernyit "Lonceng?"

Dilihatnya wajah Fa yang terlihat gelisah dan juga takut.

Lelaki berkacamata itu membuang nafas panjang, dia benar-benar kesal karena tidak menemukan sosok tadi. Kembali menatap Fa, dia pun merangkul pundak muridnya ini membuat Fa sangat terkejut dengan perbuatannya.

"Kamu tidak perlu khawatir, saya pastikan kamu aman bersama saya" Ucap lelaki itu, menatap wajah Fa yang sedang gugup karenanya.

Della menutup mulutnya tidak percaya melihat pemandangan di depannya ini. Pak Ajin dan Fa menjalin hubungan? Di belakangnya, ada Johan ikut memperhatikan wali kelasnya dan Fa.

°•°

Setelah keluar dari gerbang sekolah, Fa terus berjalan sampai berhenti di tempat pemberhentian Ajin tadi, pak Ajin tidak mau ada yang melihat mereka pulang bersama, karena itu Ajin menyuruhnya menunggu di tempat tadi dan pulang bersamanya.

"Fa!"

Gadis itu menoleh, kemudian berhenti.

"Johan?"

Johan mematikan mesin motornya, turun dari atas motor kemudian menghampiri Fa.

"Pulang bareng gue yuk?"

Fa sontak menggoyangkan tangannya di udara menolak tawaran Johan "Maaf, aku gak mau ngerepotin"

"Ngerepotin apanya, gue loh yang nawarin. Perasaan lo nolak mulu deh tawaran gue" Ucap Johan, mengingat Fa pernah menolak tawaran pulang sekolah bersamanya.

Fa terlihat berpikir sejenak, kemudian menoleh melihat Ajin lewat dengan sepeda motornya, keduanya sempat berkontak mata langsung sontak membuatnya dengan cepat menundukkan wajahnya.

Johan menoleh melihat pak Ajin, dia pun langsung menarik tangan Fa dan membawanya naik ke atas motornya.

Fa yang diperlakukan seperti ini hanya bisa diam dan menurut, keduanya kemudian pergi menaiki motor Johan, dan Fa terdiam melihat Ajin berhenti di tempat tadi.

Ajin memicingkan matanya melihat Johan membawa Fa. Dia merasakan energi aneh setelah keduanya melewatinya, sejenak dia kembali diam mengingat apa yang dilakukan nak Johan selama ini. Tidak ada yang mencurigakan dari muridnya itu. Tapi kenapa dia merasakan energi itu? Energi yang berasal dari tempat asalnya.



















-To Be Continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang