02

150 23 1
                                    


Happy Reading

Hari ini 12 IPA 1 kedatangan wali kelas baru. Sosok laki-laki berkacamata dengan senyum manis kini berdiri di depan mereka. Fa tidak berhenti menatap wali kelas baru nya. Wali kelas nya ini adalah laki-laki yang ditemuinya tempo hari.

"Ganteng gilak!"

"Kek nya masih muda, gas gak nih?"

Fa menatap Ajin dengan lamat. Yaa, nama wali kelas nya adalah Ajin. Hanya Ajin.

"Namanya kek familiar"

"Anjing maksud lo?"

"Bangsat! Kalau dia dengar gimana PA!"

Bisikan-bisikan mulai terdengar di telinga Ajin. Ajin tidak berhenti tersenyum menatap mereka semua. Atensinya kemudian teralihkan pada sosok gadis cantik berkacamata yang juga tengah menatapnya.

Fa yang dilihat balik sontak memalingkan wajahnya.

Ajin merupakan guru biologi, dan hari ini Ajin langsung mengajar di kelas nya. Laki-laki berkacamata itu mulai menulis materi di papan, setelah itu dia mulai menjelaskan.

Ajin yang akan menjelaskan terhenti ketika melihat ada tiga murid perempuan yang tidak berhenti berbicara. Dia menutup buku nya dan kemudian menegur mereka bertiga.

"Hei kamu!"

Della berhenti berbicara bersama kedua sahabatnya. Gadis cantik itu pun menatap gurunya dan menunjuk dirinya seolah bertanya apakah dia yang di panggil.

"Iya kamu, karena kamu berbicara di jam saya. Saya akan memberi pertanyaan ke kamu. Coba jelaskan bagaimana sistem saraf bekerja?" Tanya Ajin.

Della tersenyum canggung, dia menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

"Aku tidak-

"Lihat. Beginilah jika tidak memperhatikan pelajaran di kelas" Ucap Ajin "Biar ku jelaskan. Sistem saraf merupa-

"Maksudku, aku tidak mengerti pertanyaannya" Sela Della.

"Sistem saraf apa dulu yang kita bicarakan. Jika sistem saraf invertebrata seperti ameba, maka mereka tidak punya neuron. Mereka menggunakan pseudopodia untuk bergerak sedangkan yang umum di sebut ameboid. Tapi jika kita membicarakan sistem saraf vertebrata, aku juga bisa menjelaskan nya. Sistem saraf vertebrata ada dua jenis, yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom" Jelas Della.

Meskipun Della sering menyontek dan melihat jawaban Fa yang notabene orang terpintar nomor 3 di sekolah, kalian tidak boleh melupakan jika semua murid di SMA nusantara memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Ajin tersenyum "Apakah guru sebelumnya sudah pernah membahas materi ini?" Tanya nya.

"Belum. Sekolah kami dikenal sering mengadakan kuis mendadak, dan biasanya ujian akhir kami sangat sulit. Itu memang harus dilakukan untuk memastikan jika kami lebih pintar dibanding siswa dari sekolah lain. Karena itu, kupikir semuanya sudah mempelajari materi ini" Ucap Della membuat anak-anak yang lain tertawa kecil.

Masih dengan senyum nya, Ajin pun menyuruh mereka memberi tepuk tangan kepada Della. Setelah itu Della kembali duduk.

Ajin menghela nafas "Kudengar kurikulum di sini sangat brutal" Gumam Ajin, membuat Della mengernyit karena mendengarnya.

Laki-laki yang berprofesi sebagai guru itu mulai duduk di atas meja. Dia pun melepas kacamata nya.

"Tapi aku tak mengira akan sebrutal ini" Lanjut nya, membuat Fa mengerutkan keningnya karena Ajin mulai melihatkan ekspresi serius.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang