Happy ReadingGadis itu terbangun dengan pelipisnya dibanjiri keringat. Fa mencoba menetralkan nafasnya.
Apa itu tadi?
Apakah itu mimpi??
Fa menoleh begitu merasakan ada yang menatapnya dari arah jendela, membuatnya beranjak dari tempatnya dan membuka gorden, menatap luar dan tidak menemukan siapa-siapa.
Keesokannya, hari ini akhirnya dia masuk sekolah. Berjalan menuju kelas, dan disambut oleh sapu yang melayang ke arahnya.
"Agkh!" Fa meringis sakit, lalu mengelus jidatnya yang terkena sapu.
Gadis-gadis itu tertawa, salah satu dari mereka kemudian menghampirinya.
"Sorry Fa, you okay?"
Fa mengangguk pelan, membuat Della tersenyum.
Gadis cantik itu kemudian merangkulnya "Lo kenapa dari kemarin ga masuk? Sakit ya?"
Fa memperbaiki kacamatanya "I-iya"
Della berhenti, membuat langkah Fa ikut terhenti.
"Malam temenin gue yuk"
"Ke mana?"
"Ada, secret!"
Fa duduk di bangkunya, gadis itu lalu menoleh ke bangku belakang, dan tidak menemukan Johan.
Johan hari ini tidak masuk?
.
.
.Gadis itu berjalan di sepanjang koridor, berjalan menuju ruangan pak Ajin dan kemudian berhenti di depan pintu.
Tok Tok Tok
"Pak, ini saya, Fana"
Tidak ada balasan dari dalam.
Fa menatap kanan dan kiri memastikan tidak ada siapapun, dan mencoba membuka pintu ruangan pak Ajin dan ternyata terkunci.
Hari ini dia tidak melihat pak Ajin, bertanya ke anak-anak kelas lain yang mungkin ada mapel pak Ajin hari ini, namun mereka mengatakan jika pak Ajin tidak datang hari ini.
Malam pun tiba.
Sesuai janji Fa kepada Della, malam ini dia menemani Della membeli beberapa barang di tokoh.
Fa dengan senang hati menemani Della, karena menurutnya Della adalah orang yang baik, satu-satunya teman kelasnya yang mengajaknya berbicara selain Johan.
Setelah selesai memilih beberapa barang dan akan membayar di kasir, gadis cantik itu pun menatapnya dan meminta tolong untuk di bayarkan.
"Aduhh, lo bawa cash ga? Soalnya gua lupa bawa dompet"
Fa mengangguk dan mengambil dompetnya di dalam tas, tanpa sadar ada senyuman terukir di bibir manis Della.
"Makasih ya, besok gua ganti" Ucapnya setelah diberi uang oleh Fa.
Setelah selesai menemani Della, Fa pulang sendiri karena Della masih ada urusan lain. Fa yang sedang berjalan tidak sadar jika ada yang sosok yang memperhatikannya dari tadi.
Handphone Fa berbunyi membuatnya membuka dan melihat nomor tidak di kenal, gadis itu mengernyit, karena tidak seorang pun tau nomor handphonenya kecuali kedua orang tuanya dan satu sahabatnya dulu.
"Hallo?"
"Hai Fana"
Fa yang mengenal suara ini lantas tersenyum.
"Dea? Kamu ganti nomor baru?"
"Iya nih, ngomong-ngomong ada yang mau aku omongin sama kamu. Boleh ketemuan gak?"
"Iya, kamu sekarang di mana?"
Setelah diberitahu di mana lokasi sahabatnya ini, Fa pun dengan cepat menghampiri Dea. Akhirnya, setelah sekian lama tidak pernah berbicara, Dea pun memutuskan untuk menemuinya.
Fa berjalan sambil melihat lokasi yang dikirim sahabatnya ini, dia sedikit terkejut bahwasannya lokasi yang dikirim tidak begitu jauh dari tempatnya sekarang. Fa yang terus berjalan akhirnya berhenti di gang gelap dan sangat sepi, bahkan tidak ada lampu penerangan di sini.
Tanpa merasa ada yang aneh, gadis itu pun mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam gang tersebut.
"Dea?"
Fa mulai memanggil nama sahabatnya. Gadis itu kembali menelfon nomor tadi namun tidak ada jawabannya.
"Dea, kau di sini?"
Muncullah sesosok perempuan menghampiri Fa.
Fa yang melihat perempuan itu langsung terkejut, karena dia adalah perempuan yang kemarin. Itu artinya, kemarin bukanlah mimpi.
"A-apa yang kau inginkan!" Fa mencoba menjauhi perempuan itu.
Perempuan itu dengan cepat mencekiknya dan mendorongnya ke tembok.
"Aku harus membunuhmu!!" Teriak perempuan itu dan mencekik Fa dengan sangat kuat.
Gadis itu mengerang kesakitan, dia kesulitan bernafas dan terus memberontak.
Ada dendam di sorot mata perempuan ini, membuatnya mencoba menahan tangan perempuan ini darinya, bersamaan dengan tangan seseorang yang langsung mendorong tubuh perempuan itu menjauh darinya.
Tubuh Fa jatuh dipelukan lelaki itu.
Fa yang mencoba menetralkan nafasnya, mengangkat wajahnya menatap laki-laki yang dipeluknya ini.
"Pak Ajin?"
Lelaki itu membantu menyandarkan tubuhnya di tembok, lalu dengan cepat menyerang perempuan tadi.
Sebelum mengirim perempuan ini ke penjara di dunianya, lelaki ini bertanya kepadanya.
"Di mana yang lain?!"
Perempuan itu hanya menyeringai menatapnya.
"Kau pikir aku akan memberitahumu!"
Ajin menegakkan tubuhnya, membuang nafas panjang dan kemudian tersenyum.
"Maka dari itu tidak ada gunanya kau berada di sini!!"
Setelah mengurus perempuan itu, lelaki itu kemudian menatap ke arah sosok gadis yang tengah duduk menyandar di tembok. Ajin pun menghampiri Fa dan berjongkok di depan gadis itu.
"Kamu baik-baik saja?"
Fa menatapnya, dan mengangguk pelan.
"Malam ini kamu tinggal di rumah saya"
Gadis itu hanya diam, jantungnya masih berdegup kencang. Siapa perempuan tadi? Apa dia salah satu kutukan yang mengikutinya selama ini?
"Fana.."
Suara itu membuat lamunannya buyar.
Lelaki itu menatap pakaian yang dipakai gadis ini, lalu melepas jaketnya dan memasangkannya di tubuh kecil milik gadis ini.
"Ayo pulang ke rumah saya" Ucapnya, dan merangkul pundak gadis itu kemudian pergi.
-To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
HorrorFa, merupakan murid berprestasi yang memiliki ketertarikan pada hal gaib. Di suatu hari, ada sebuah kejadian mengerikan menimpa sekolah nya. Hal-hal aneh mulai berdatangan seiringnya waktu, bersamaan dengan kedatangan sosok guru baru yang menjadi wa...