bagian 17

5.1K 374 42
                                    

𝙍𝙄𝙄𝙕𝙀 - 𝙈𝙚𝙢𝙤𝙧𝙞𝙚𝙨
_________

"Kamu?! Gak mungkin yang ada dihadapan aku sekarang itu kamu," Berlian menyangkal semua ini. Lelaki itu sudah pergi jauh. Tapi, Berlian tak kira lelaki itu kembali lagi. Dan sekarang ada dihadapannya?

"Kenapa? Kamu seneng kan, aku udah kembali? Harusnya besok itu aku baru nemui kamu. Tapi, takdir berkata lain. Sejak aku masuk ke restoran ini, lihat punggung tak asing dan aku yakin itu pasti kamu. Dan, ya. Jodoh itu emang tak kemana. Beneran kamu. Terkejut sayang?" lelaki ini tersenyum lebar. Memperlihatkan gigi panjang menawan. Di akhiri senyum miring khas lelaki itu. Senyum yang sekarang membuat Berlian merinding.

"Aku? Senang? Yang ada aku muak lihat muka kamu itu," kata Berlian tajam dengan pandangan sinis yang hadir di netra gelapnya. Sejak lelaki itu pergi tanpa alasan rasa benci menjadi hadir. Dan sekarang semakin kuat ketika lelaki itu hadir kembali dengan raut wajah tak bersalahnya.

"Sayang. Pandangan sinis itu membuat rasa rindu aku ke kamu itu terbayar. Sudah berapa lama aku tak melihatnya? Terakhir, bukannya waktu kamu masih di bangku sma kan?" Cih! Berlian makin muak bagaimana wajah itu tetap menatapnya sama seperti dulu. Memang memuja tapi sekarang Berlian tau itu semuanya palsu.

"Pergi! Kita udah gak ada urusan. Waktu kamu pergi tanpa bilang apa-apa sama aku, sejak hari itu aku benci sama kamu. Sekarang kamu pergi. Jauh. Dan harusnya kamu itu gak kembali lagi," Berlian mengusir lelaki dihadapannya dengan wajah merah padam. Menahan kesal dan amarah. Bertahun-tahun dirinya memendam semua ini.

Dan ketika sumber masalahnya hadir, Berlian hampir tak mampu mengontrol emosinya. Jika bisa, jika sekarang dirinya bukan di tempat di mana orang bakalan menontonnya, Berlian ingin meneriakinya dengan kata kasar dan meninju wajah itu.

"Kemana? Bukannya aku udah di tempat yang benar. Bersama kamu sekarang. Lagian hubungan kita tetap di tempatnya. Kamu milik aku. Gak pernah ada kata putus di antara kita. Dan benci? Aku akan menganggap kata itu tak pernah keluar dari mulut kamu," ujar lelaki itu dengan santainya. Benar-benar tidak tau diri!

Berlian ingin sekali melempar sendok dan garpu ke wajah lelaki masa lalunya ini. Bagaimana bisa Berlian dulu bisa menjalin hubungan dengannya sih?

Dan Berlian tersadar ini masih di area restoran. Dimana dirinya makan malam disini dengan suaminya. Benar, Zafran? Ke toilet mana suaminya ini sampai bisa selama ini? Tapi bukannya ini bagus dirinya bisa melarikan diri. Zafran tak boleh tau dulu.

Berlian jadi sangat bersyukur. Dengan segera membawa lelaki ini menjauh.

Tanpa kata menyeretnya secara kasar dan tanpa adanya perlawanan dari lelaki yang penampilannya berubah 180°. Dimana rambutnya menjadi mencolok dengan warna perak berkilau. Lalu gaya pakaian yang selalu identik dengan ripped jeans dan jaket kini berubah jadi kemeja dan celana bahan.

"Pelan-pelan jalannya. Aku tau dibalik pengusiran kamu, sebenarnya kamu tuh butuh kejelasan. Kamu juga rindu aku kan? Dan pengen meluk aku kaya dulu-dulu. Selalu bawa aku jauh dulu dari keramaian dan ya, bisa ditebak langsung memelukku erat," kata lelaki itu percaya dirinya di tengah seretan tangan Berlian yang mencengkeramnya. Berlian hanya mendengus malas mendengar cerita lama itu.

Lelaki jangkung ini terus mengikuti langkah gadis ini sampai keluar restoran dan membawanya ke arah belakang restoran ini. Dimana penerangan yang minim dan jauh dari populasi manusia.

Bersiap menerima pelukan dengan senyum merekah di bibir dan tangan yang terentang. Tapi apa? Yang dirinya dapatkan adalah serangan di pipi. Berupa tonjokan keras dari Berlian sampai membuatnya limbung. Gila! Berapa tahun gak ketemu tenaga gadis ini mengapa bisa sekuat ini. Kemana Berlian yang lemah lembut yang dulu?

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang