#4 Gluttony - Catatan

0 0 0
                                    

Disclaimer:

Cerita yang disajikan berpotensi menyinggung isu-isu sensitif seperti bunuh diri, depresi, kecemasan, dll. Harap dimengerti bahwa cerita ini ditujukan untuk tujuan hiburan, refleksi, dan pemahaman lebih dalam tentang isu-isu yang rumit. Sebagian besar dari kisah ini adalah fiksi.

*

Lahir di tengah keluarga yang sangat religius, Edmund tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi dengan dogma gereja dan keyakinan yang kaku. Namun, sayangnya, dogma-dogma tersebut telah merenggut perhatian dan kasih sayang orang tua Edmund, menjadikannya korban dari pengaruh keras gereja yang merajalela.

Orang tua Edmund, meskipun memiliki niat yang baik, telah terperangkap dalam belenggu dogma gereja yang mendorong mereka untuk menjalani hidup sesuai aturan-aturan yang ketat dan tanpa kompromi. Mereka mengabdikan diri kepada ibadah dan ketaatan, tetapi sayangnya, dalam prosesnya, mereka mengabaikan anak satu-satunya mereka, Edmund.

Dalam upaya untuk memenuhi tuntutan gereja, orang tua Edmund seringkali sibuk dengan aktivitas-aktivitas keagamaan dan persembahan. Mereka merasa terikat oleh dogma yang mengajarkan bahwa kesucian dan keselamatan jiwa tergantung pada ketundukan mutlak terhadap ajaran gereja. Namun, hal ini menyebabkan mereka kehilangan kontak dengan kebutuhan dan perasaan anak-anak mereka.

Edmund merasakan efek dari pengabaian tersebut dengan sangat kuat. Ia tumbuh dalam rasa kesepian dan ketidakberdayaan, merindukan kehangatan dan perhatian dari orang tuanya. Namun, semakin ia melihat ketundukan buta orang tuanya, semakin ia merasa bahwa ia harus menemukan jalan keluar dari lingkaran yang menghimpit dirinya.

11 May 845 AD

Ekspedisi yang dipimpin oleh Robert, bersama empat warga desa lainnya, tiba-tiba menghilang dalam kegelapan malam. Mereka adalah orang-orang yang menolak membayar pajak yang dikenakan oleh pihak kerajaan, suatu tindakan yang dianggap melawan ketidakadilan yang telah lama terjadi. Namun, saat mereka menghilang tanpa jejak, rasa khawatir dan kegelisahan merayap di antara penduduk desa.

Father Edmund, pendeta dan pemimpin desa, menjadi pusat perhatian setelah kejadian itu. Kehadirannya yang tertutup dan misterius menimbulkan pertanyaan di kalangan warga. Mereka mulai meragukan motif dan tindakannya yang tak terlihat sejak itu.

Ketidakpastian semakin merajalela di desa. Warga merenung tentang nasib ekspedisi yang hilang dan peran Father Edmund dalam segala kejadian. Suasana hati menjadi gelap dan tegang, karena desa yang dulu harmonis kini dipenuhi dengan rasa curiga dan tanda tanya.

12 May 845 AD

Keresahan di kalangan warga semakin terasa mendalam. Dua kelompok pandangan mulai terbentuk di antara mereka. Sebagian warga merasa bahwa pertanggungjawaban harus dituntut atas kematian rekan-rekan mereka yang hilang. Mereka merasa bahwa kejadian tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja dan berharap ada kejelasan mengenai nasib yang menimpa mereka.

Di sisi lain, ada juga sebagian warga yang ingin mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh anggota-anggota ekspedisi yang hilang. Mereka merasa bahwa mantan anggota keluarga mereka yang diusir dari desa dapat menggantikan posisi yang kosong tersebut. Mereka berharap agar desa kembali menjadi utuh dan memiliki stabilitas seperti sebelumnya.

Sementara itu, suasana di desa semakin tegang. Perpecahan pandangan ini menambah beban emosional warga, dan kekhawatiran akan masa depan desa semakin tumbuh. Tanpa kejelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada ekspedisi yang hilang, warga merasa terjebak dalam ketidakpastian yang mengganggu perdamaian yang pernah mereka nikmati.

Namun, suara atau tanda-tanda keberadaan Father Edmund tetap tidak pernah terdengar. Rumahnya menjadi seperti sebuah tempat yang sepi, tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat. Seakan-akan kesunyian dan misteri semakin mengitari dirinya dan desa yang tengah dihadapkan pada berbagai pertanyaan yang tak kunjung terjawab.

13 May 845 AD

Sosok Father Edmund terlihat terkadang berkeliaran di luar rumahnya, namun hanya dalam pandangan yang sekilas. Warga desa mulai merasakan adanya aura misteri yang semakin dalam mengelilingi dirinya. Spekulasi dan cerita-cerita aneh mulai beredar, menciptakan lapisan-lapisan misteri yang semakin membuat mereka merasa tidak nyaman.

Beberapa warga bahkan berani bersumpah bahwa mereka pernah melihat Father Edmund bergerak dengan cara yang aneh, hampir seperti hewan, saat ia berjalan di tengah hutan yang gelap. Namun, semua pengamatan ini hanya berupa sekilas dan samar-samar, sehingga kebenarannya sulit dipastikan.

Masyarakat desa semakin terbelah antara yang percaya bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Father Edmund dan yang berusaha mengabaikan desas-desus misterius tersebut. Tetapi, aura keanehan dan ketegangan semakin kuat menyelimuti desa, seolah-olah menjadikan kehidupan sehari-hari menjadi semakin tegang dan tak menentu.

14 May 845 AD

Dalam suatu hari yang penuh misteri, desa tersebut dihadapkan pada tawaran yang tak terduga. Setelah berbagai peristiwa aneh yang telah terjadi sebelumnya, kini sosok Father Edmund hadir dengan cara yang sama sekali baru. Mengenakan pakaian yang lebih rapi dari biasanya dan berbicara dengan sopan yang tak pernah mereka dengar sebelumnya, ia mengunjungi setiap rumah warga satu per satu.

Dengan nada yang ramah, Father Edmund mengajak warga untuk makan bersama pada esok hari. Tawaran ini punya daya tarik yang sulit untuk ditolak. Ia berjanji menyajikan makanan yang tidak hanya berbeda, tetapi juga melebihi apa pun yang pernah mereka nikmati sebelumnya. Porsinya bahkan melebihi populasi warga, membuat semua orang merasa tercengang.

Yang lebih menakjubkan, Father Edmund dengan tulus menawarkan untuk mengabulkan segala permintaan terkait makanan. Ia siap untuk mengakomodasi kustomisasi bumbu sesuai dengan keinginan masing-masing warga. Tawaran ini begitu menarik, hingga beberapa dari mereka yang sebelumnya meragukan Father Edmund sekarang merasa tergugah untuk menerima undangannya.

Namun, yang lebih mengejutkan adalah niat Father Edmund untuk mengubah aturan regulasi 66 penduduk. Ia berjanji untuk menghilangkan batas tersebut dan mengundang siapa pun yang mereka inginkan. Perubahan sikap ini sangat kontras dengan apa yang telah terjadi sebelumnya, dan warga pun semakin terperangah.

Seven Deadly CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang