#5 Gluttony - Thank you for the Food [END]

0 0 0
                                    

Disclaimer:

Cerita yang disajikan berpotensi menyinggung isu-isu sensitif seperti bunuh diri, depresi, kecemasan, dll. Harap dimengerti bahwa cerita ini ditujukan untuk tujuan hiburan, refleksi, dan pemahaman lebih dalam tentang isu-isu yang rumit. Sebagian besar dari kisah ini adalah fiksi.

*

15 May 845 AD

Pagi itu, suasana di desa dipenuhi dengan kegugupan. Semua warga berkumpul di depan balai pertemuan, bangunan terbesar yang ada di desa. Father Edmund, mengenakan baju pendetanya, berdiri dengan sikap yang tegap di depan pintu masuk. Balai pertemuan itu bisa menampung hampir 100 orang, dan kehadiran warga pagi ini tampak lebih padat dari biasanya.

Warga berkumpul dengan wajah yang penuh tanda tanya. Mereka masih teringat dengan tawaran makan bersama yang aneh kemarin. Tetapi kali ini, suasana lebih resmi dan tegang. Father Edmund memandang warga dengan ekspresi yang tak bisa mereka baca dengan pasti. Beberapa dari mereka merasa tidak nyaman, teringat dengan kejadian-kejadian misterius dan perubahan drastis yang terjadi dalam desa.

Pintu balai pertemuan akhirnya terbuka, dan Father Edmund mempersilakan warga untuk masuk. Semuanya memasuki ruangan dengan hati-hati, perasaan cemas semakin mendalam. Mereka duduk di bangku-bangku yang tersusun rapi di sepanjang ruangan. Pandangan mereka tertuju pada Father Edmund yang berdiri di panggung kecil di depan, dihiasi oleh latar belakang tirai besar.

Father Edmund mulai berbicara, suaranya terdengar lebih tenang dan penuh pesona dari biasanya. Ia berbicara tentang persatuan desa, tentang mengatasi tantangan bersama, dan tentang masa depan yang lebih baik. Warga merasa sedikit terhibur oleh kata-katanya, tetapi tetap merasa ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyumnya.

Ketika pembicaraan Father Edmund mencapai puncaknya, ia tiba-tiba berhenti sejenak. Ia melangkah ke belakang panggung dan mengambil sebuah kotak yang diletakkan di sana. Dengan hati-hati, ia membukanya dan mengeluarkan secarik kertas. Warga menatap dengan penuh antisipasi, tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dengan suara yang menggetarkan, Father Edmund mulai membacakan isi kertas tersebut. Isi kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat warga semakin tercengang. Ia mengumumkan dengan tegas bahwa regulasi 66 penduduk akan dihapuskan. Ia juga mengumumkan bahwa siapa pun yang mereka mau, bisa diundang masuk ke desa ini. Warga mendengar dengan campur aduk perasaan, tak percaya dengan perubahan drastis yang dihadapi desa mereka.

Warga masuk ke dalam balai pertemuan dengan perasaan campur aduk antara kecurigaan dan harapan. Mereka tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat di hadapan mereka. Di tengah balai pertemuan terhampar hidangan makanan yang melimpah. Warga terbelalak saat melihat berbagai macam daging, mulai dari ayam, bebek, sapi, hingga babi. Semua tampak lebih menggiurkan dari yang pernah mereka jumpai sebelumnya.

Bau harum dari makanan memenuhi udara, mencuri perhatian warga yang semakin terpesona. Hidangan-hidangan itu terpajang dengan indah di atas meja panjang yang telah disusun rapi. Father Edmund, yang berdiri di samping meja, tersenyum dengan tulus sambil mengamati reaksi warga.

Tidak hanya berhenti pada itu, Father Edmund juga memperhatikan setiap permintaan warga terkait kustomisasi bumbu dalam makanan. Setiap hidangan diberikan sentuhan khusus sesuai dengan keinginan masing-masing individu. Beberapa warga terkejut melihat betapa teliti dan cermatnya Father Edmund dalam memenuhi permintaan mereka.

Di tengah perjamuan yang berlangsung, warga merasakan kenikmatan makanan yang luar biasa. Daging-daging itu begitu lezat, bumbu-bumbu menggoda lidah, dan rasa-rasanya begitu khas dan tak terlupakan. Mereka tidak bisa menyangkal bahwa mereka tidak pernah merasakan makanan sebaik ini sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seven Deadly CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang