8

120 38 3
                                    

Nayeon bersandar dengan mata terpejam sembari berupaya untuk terlelap.

Entah, ia sama sekali belum merasakan tidur yang berkualitas semenjak peristiwa menyeramkan ini terjadi.


Setelah beberapa saat, ia membuka matanya dan mendapati Dahyun yang berada di sebelahnya, Momo dan Mina di depannya serta Sana yang berada di pojok ruangan.

Nayeon kembali memandang Momo yang nampak bermain bersama kedua anjingnya. Ia memutuskan untuk mengadopsi anak anjing yang ia temukan di depan pos kemarin dan menamainya Dobby.

Gadis bergigi kelinci tersenyum getir, ia masih teringat dengan Kookue. Seekor anjing pomeranian yang ia temukan dan menjadi partnernya sejak awal petualangannya. Ia merasa sedikit menyesal, lantaran tak menjaga Kookue dengan baik.




"Ppstt,Mo!. Liat tuh, dia ngeliatin lo mulu pasti mau nerkam lo, buruan keluarin dia dari sini" ucap Sana sembari menunjuk Nayeon dengan dagunya.

"San,gak usah mulai deh" ucap Mina dengan tatapan jengah yang ditujukan kepada Sana.
Ia juga nampak sudah lelah dengan kelakuan gadis itu.

"Udahlah San, Lo bakal ngundang mereka kalau sampai ribut disini" Ucap Momo sembari tetap mengelus kedua anjingnya.

"Gw bakal diem kalau dia keluar dari sini" ucap Sana lantang. Nayeon hanya memandang malas kepada gadis itu yang tampak seperti mempunyai masalah pribadi dengannya. Padahal mereka baru bertemu saat wabah ini merajalela.



"Dahyun!, pergi dari situ,jangan didekat dia. Dia terinfeksi Dahyun" Ucap Sana lagi yang tampak mencoba menjauhkan semua orang dari Nayeon.

Tanpa mempedulikan perkataan Sana, Dahyun justru semakin bergeser mendekat kepada Nayeon.

"Mikirin apa kak? Teman-teman lo?" tanya Dahyun yang sedaritadi memang mengamati Nayeon yang sorot matanya nampak sendu.

"Hmm?" Nayeon berdehem sebagai jawaban.

"Gw juga punya seorang teman, tapi gak tau sekarang dimana entah hidup atau mati" Ucap Dahyun yang cukup mengambil atensi Nayeon.

"teman?" tanya Nayeon yang masih bingung untuk merespon pembicaraan mereka.

"lebih tepatnya roomate kak.
Dia sempat ngabarin gw lewat pesan singkat katanya ia mau ke supermarket dan ketaman. Pesan itu juga jadi pesan terakhir yang masuk ke ponsel gw sebelum seluruh jaringan komunikasi tidak dapat diakses." Ucap Dahyun sendu.

"Untuk sekarang kita gak bisa berharap banyak, keadaan sangat jauh dari kata baik.Kita hanya perlu bertahan sampai keadaan sedikit memungkinkan untuk mencari mereka" ucap Nayeon ucapan yang semakin lama semakin samar terdengar.
Ia juga tak yakin dengan ucapannya sendiri.







"Udah pagi, kita gk punya persediaan sama sekali. Bagaimana kalau kita bergerak dari sini,setidaknya kita punya sesuatu untuk dimakan" ucap Nayeon meminta pendapat dari rekan rekannya.

Berbicara soal persediaan, untungnya Dahyun mengambil beberapa makanan dari toserba yang sempat ia kunjungi sehingga mereka masih memiliki persediaan hingga tadi malam.

Namun, kini mereka sudah tak punya pesediaan selain 2 botol air mineral saja.

"Gw setuju. Lagipula mahluk jelek itu agak sensitif terhadap cahaya." Ucap Mina.

R A B I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang