Chapter 11.

628 49 18
                                    

Jangan lupa vote, comment sebelum baca yaa!!!

Saat ini Aira meringkuk kedinginan, menyembunyikan wajahnya di kedua kaki miliknya. Perempuan tersebut sangat kedingana saat Ezhar menyiram air di tubuhnya dan basah, baju yang ia kenakan juga masih basah hingga membuat perempuan tersebut kedinginan.

Lampu kamar mandi pun tidak lupa juga di matikan oleh Ezhar, perut miliknya berbunyi karena sedari pagi hingga malam ini dia tidak makan. Aira menggigil karena hawanya juga yang semakin dingin, dia membaca istigfhar berulang kali agar namun tiba-tiba kepalanya terasa pusing.

“YaAllah pusing banget kepala ku,”ucapnya yang memengang kepala dengan kedua tangannya.

“Perut ku juga lapar banget, sedari pagi belum makan.”

Dia mendekati pintu kamar dengan cara mengesot, karena tubuhnya sudah tidak mampu untuk beridiri. Dengan sedikit tenaganya Aira mengetuk pintu dan memanggil orang yang berada di luar.

“Mas Ezhar....”panggilnya dengan nada lemah.

“Bukain pintunya mas, aku kedinginan.”walaupun begitu tidak ada seorang pun yang mendengar teriakan Aira.

Tok...tok....

“Mas aku mohon bukai pintunya....”kini suara tersebut kian melemah.

“Nak Aira!”panggil Bu Husma yang berada di luar.

Dia mendekati kamar mandi tersebut lantaran mendengar suara lirih dari Aira, dia sangat merasa bersalah dan bingung entah yang mana harus dia lakukan.

“Bu bukain pintunya aku kedinginan,”ucap Aira merasa senang karena Husma mendengar teriakannya.

Tapi dia juga lupa bahwa Husma telah di ancam oleh Ezhar, jika berani membukakan pintu untuk Aira maka keluarganya yang akan jadi sasaran.

“Non maaf kan Ibu, bukannya tidak mau membantu cuman....”

“Cuman apa Bu?”

“Cuman Ibu di larang sama tuan untuk menolong nak Aira.”

Mendengar jawaban tersebut Aira terdiam sebentar, mencerna apa yang Husma katakan lalu dia tersenyum getir dan mengangguk di dalam. Dia paham gimana kondisi Husma saat ini, ingin menolong dirinya namun di lain sisi dia juga harus membiayai keluarganya.

“Kalo gitu nggak papa Bu aku paham kok.”

“Maaf ya nak, gimana kalo Ibu bawakan makanan sama baju ganti ke sini aja?”

“B-boleh Bu, tapi apa Ezhar nggak marah?”tanya Aira balik.

“Tuan Ezhar tadi keluar dan sekarang belum pulang. Kalo gitu Ibu mau siapin baju sama makanan buat nak Aira dulu ya,”ucapnya dan langsung pergi dari tempat tersebut.

Dia melangkah pergi ke dapur untuk mengambil beberapa lauk makanan tidak lupa juga mengambil baju yang berada di kamar milik Aira di lantai pertama.

Dengan cepat-cepat Husma berjalan menuju kamar mandi yang di mana di sana sudah ada Aira berada, namun saat hendak dirinya membuka kuncian tersebut tiba-tiba langkah seseorang terdengar di belakang membuat dirinya terkejut dan takut.

Di Balik Senyuman AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang