Chapter 14.

660 51 6
                                    

Jangan lupa vote, comment sebelum baca ya!

Lelaki yang sedang duduk di sebuah kursi kebesarannya, terlihat begitu menatap datar orang yang berada di pangkuannya. Belaian demi belaiaan yang di lakukan oleh perempuan tersebut, hanya di diamkan oleh Ezhar.

Membiarkan perempuan lain membelai tubuhnya kecuali istrinya yang berada di rumah. Jangankan membelai berani seinci saja menyentuh dirinya maka, hati-hati akan menerima hukuman.

Terlihat perempuan tersebut mendekatkan bibirnya ke bibir Ezhar, dan tanpa izin bibir merah bak di gigit lebah tersebut mencumbunya dengan nafsu. Ezhar yang terbuai akan cumbuaan tersebut pun dengan rakus membalas ciuman tersebut, sesekali dia meremaa bokong sang empu membuatnya sedikit mendesah.

“Ahhh...”

“Di luar batas perlakuaan jalang,”ucap Ezhar sesaat, kemudian kembali mencium bibir perempuan tersebut tanpa ampun.

Hingga tidak berapa lama pintu terbuka menampilkan, sekretaris Ezhar. Dia menatap terkejut atas adegan yang dia liat, dengan cepat dia menutup kembali pintu ruangan tersebut. Ezhar marah karena dengan lancang dia membuka pintu ruangannya tanpa mengetok terlebih dahulu.

“Maaf tuan saya sudah mengganggu waktunya,”ucap sekretaris Lion yang berbalik badan dan hendak keluar.

“Tidak sopan sekali kali Lion,”jawab Ezhar berdiri dengan suara tegasnya.

“Maaf tuan, sedari tadi saya sudah mengetuk beberapa kali. Tetapi tidak ada jawaban,”ucapnya dengan sedikit takut.

Ezhar terdiam mendengar jawaban dari Lion, apa mungkin dia terlalu terbuai hingga tidak mendengar ada suara ketukan dari luar. Ah ternyata dirinya sudah di kuasai oleh nafsu hingga lupa akan tempat.

Raida kesal karena aktivitas mereka yang tadi terganggu, dia menatap marah Lion dan mendekatinya.

“Pergi sana ganggu permainan aja lo!”sinis Raida.

Lion yant mendengar ucapan Raida menatap jengah dan jijik, sungguh rasanya ingin Lion buang wanita jalang ini jauh-jauh.

“Lebih dari sampah yang busuk dan menjijikan,”sarkas Lion dengan kata pedasnya.

“APA MAKSUD LO HAH! INGAT LO CUMAN SEKRETARIS DI SINK, DAN LO HARUS NURUT SAMA GUE.”Raida marah mendengar ucapan Lion yang seperti merendahkan dirinya.

“Anda siapa, tuan saya hanya Ezhar bukan anda. Dan turunkan nada bicaramu wanita jalang, kata-kata itu memang pantas buat wanita seperti anda.”

“SUDAH!”

“Lion katakan ada urusan apa kamu ke ruangan saya?”tanya Ezhar yang sedari tadi jengah melihat drama tersebut.

“Nanti siang tuan besar ingin bertemu dengan tuan muda.”

“Untuk apa Ayah ingin bertemu dengan ku?”

“Saya juga kurang tau tuan, mungkin ada kepentingan.”

“Jam berapa?”

“Kemungkinan saat makan siang.”

“Oke, silahkan pergi.”

Mendengar perintah dari Ezhar, Lion langsung mengangguk dan pergi dari ruangan tersebut. Namun sebelum menghilang dia membisikan ke arah Raida.

“Anda tidak akan pernah bisa mengalahkan kecantikan nona Aira.”

Mendengar ucapan Lion, Raida semakin kesal. Dia berjalan dengan kesal ke arah Ezhar.

“Kamu kenapa sih milih sekretaris ngak sopan gitu,”ucap Raida dengan suara cemberut.

Di Balik Senyuman AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang