☯ 09: let's play

547 67 89
                                    

Padatnya jadwal kuliah beserta tugas yang menjadi oleh-oleh hari ini berhasil membuat Kei tidak berhenti mengeluh. Apalagi sejak pagi, ia sibuk memikirkan sesuatu yang sukses bikin kepalanya pusing tujuh putaran. Sesuatu itu merujuk pada tingkah satu manusia yang bernama Hagi.

Entah ini Kei yang berlebihan atau bagaimana, tetapi semakin lama mengenal Hagi, dirinya juga banyak menemui kejanggalan-kejanggalan di setiap tingkah laku yang ditunjukkan Hagi padanya.

Misalnya saja sewaktu mereka nguliner di depan esde kala itu, Kei masih heran bagaimana bisa Hagi tidak mengenalinya, bahkan setelah mata mereka bertemu tatap. Sebelumnya, hal ini juga pernah terjadi saat ia tak sengaja menabrak Hagi di sekitar perpus hari itu, Hagi kembali memberinya tatapan asing. Sebut saja Kei sok tahu, tetapi ia rasa, ada sesuatu yang tidak beres tentang hal ini.

Kejadian di sport hall juga berhasil membuat Kei berpikir keras. Kalimat-kalimat yang Hagi lontarkan padanya seperti menunjukkan maksud tersendiri yang Kei tidak pahami.

"Hm, pertahankan. Gue jadi bisa ngenalin lo lewat hal ini."

"Makasih udah dateng hari ini."

Hal itu semakin membuat Kei yakin bahwa Hagi menyimpan sesuatu. Kei harus mencari tahu secepatnya mengenai hal ini. Tetapi masalahnya, semingguan ini Kei merasa jika Hagi menghindari—ah tidak, lebih tepatnya mengabaikannya begitu saja.

Seingatnya, Kei tidak melakukan kesalahan apapun sejak terakhir kali mereka bertemu—yang mana mengingatkannya pada momen yang bikin dadanya serasa dihentak hebat saat Hagi tiba-tiba mencuri ciuman di bibirnya. Setelah momen tak terduga itu, mereka berdua dilingkupi kecanggungan nyata. Hagi juga tidak mengatakan apa-apa dan pergi begitu saja setelah mengantarnya pulang.

Kei masih tidak habis pikir, bagaimana bisa cowok itu berlaku kejam padanya setelah semua hal yang terjadi? Maksudnya, Kei nggak mau kege-eran atau gimana, tetapi semua perlakuan cowok itu padanya seakan memberinya harapan jika Hagi juga mempunyai rasa yang sama untuknya.

Oke, mari kita jabarkan semuanya. Mulai dari pujian mengenai sweater lilac yang Hagi bilang cakep buatnya, lalu cowok itu bilang kalau rambutnya bagus digerai saja—yang ini sih udah bikin Kei melayang atau bahasa alaynya sih, nge-fly perkara dibilang cantik oleh mas crush.

Apalagi semua tindakan Hagi demi membantunya lepas dari jeratan si stalker alias Alvin seolah menunjukkan jika ada sesuatu di antara mereka berdua. Jangan lupakan kalimat-kalimat yang semakin membuat Kei baper nggak ketulungan.

"Lo nggak boleh begini terus. Ntar gue bisa lewatin batas dan makin nggak tahu diri."

"Jangan bikin gue makin ingin milikin lo, Kei."

Apa-apaan itu? Perempuan mana yang nggak ge-er jika secara nggak terduga, mas crush mengucapkan kalimat bernada pernyataan cinta seperti itu? Kei sudah membayangkan jika Hagi akan segera menyatakan perasaan padanya lalu mereka akan mulai menjalin hubungan yang penuh cinta.

Namun, semua hal yang dipikirkan Kei serta harapan-harapan yang tumbuh atas itu semua harus musnah begitu saja, karena yang Kei temukan adalah Hagi meng-ghostingnya. Cowok itu berhasil mempermainkan perasaannya. 

Atas nama kemarahan yang bergumul dalam dada, Kei langsung menceritakan semuanya pada Pra.

"KAN! APA GUE BILANG. DIA ITU COWOK BRENGSHAKE KEI. LO SIH NGGAK MAU DENGER—HMPPH..."

Kei cepat membekap mulut Pra diikuti pelototan menyeramkan yang ditujukan pada cewek itu. Teriakan membahana Pra berhasil membuat sebagian mahasiswa yang masih nangkring di kelas menoleh dengan tatapan sinis, jelas terusik. Bikin Kei meminta maaf sambil meringis.

Strawberry Eclairs ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang