Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Kei kembali berniat menggoda Hagi. Cewek itu menyusul Hagi ke dapur. Biarin aja, mumpung situasinya lagi mendukung.
Hagi masih sibuk bengong di depan meja pantry ketika Kei melangkah mendekati cowok itu.
"Wiw kayaknya ada yang masih kepikiran nih."
Hagi noleh, lalu mendengus. "Jangan ngeledek gue."
"Oh lo nggak suka diledekin?"
"Iya."
"Yaudah gue bakal selalu ledekin lo ntar, tenang aja."
Hagi berdecak, sedangkan Kei puas ketawa.
"Ngapain lo?"
"Oh ini." Kei raih gelas lalu nuangin susu yang tadi dia ambil dari kulkas. "Oma minta gue ambilin susu. Lo mau jug—AAAAA KORMA!"
Hagi belum sempat mencerna situasi saat Kei melompat memeluk lehernya. Posisi cewek itu sudah seperti koala yang nemplok di pohon. Hagi sempat terkejut luar biasa hingga terhuyung mundur, namun cowok itu berhasil berdiri kokoh menahan beban tubuhnya juga tubuh Kei sekaligus.
"KORMAA GI KORMAAA!!"
Buru-buru, Hagi noleh ke arah yang ditunjuk Kei. Ternyata ada kecoak yang sedang bersemayam di sela kaki meja.
"Yailah cuma kecoak doa—"
"NGGAK MAU TAU SINGKIRIN NTUH KORMA DARI HADAPAN GUE, GI!" Kei teriak tepat di telinga Hagi, bikin cowok itu menutup kupingnya yang kayaknya udah hampir-hampir budek.
"CEPETAN, GI! GUE GELI BANGET!"
Kei bergidik ngeri, memelototi kecoak yang belum juga beranjak dari tempatnya.
"Gue mau tangkepin gimana kalo lo nemplok begini? Turun dulu."
"NGGAK MAU! NTAR KALO ITU KECOAK MERAYAP KE KAKI GUE GIMANA?!"
Hagi hela napas, lalu melangkah bawa Kei ke meja pantry. Hagi mendudukkan Kei di situ tanpa kesulitan.
"Diem di sini."
"LO MAU KE MANA?"
"Masih nanya? Ya beresin ntuh korma!"
"TERUS LO MAU NINGGALIN GUE DI SINI GITU?" Kei melotot sambil mengeratkan pelukannya di leher Hagi. "NGGAK MAU! OGAHHH!"
Kei bersikeras, nggak tau aja kalo Hagi udah nggak tahan sama posisi mereka yang ambigu begini. Cewek itu juga nggak berhenti bergerak-gerak heboh tiap kali si kecoak mondar-mandir lalu kembali ke tempat semula. Hagi ingatkan saja kalau ia laki-laki normal yang bisa bergejolak ketika bersentuhan dengan wanita.
"Terus lo maunya gimana? Ikut gue beresin itu kecoak?"
Kei menggeleng cepat. "Nggak mau sih."
"Yaudah diem."
"AAA ITU KORMANYA JALAN GI! YAAMPUN YAAMPUN JANGAN MENDEKAT!"
Hagi refleks tutup kuping. "Bisa nggak jangan heboh gitu, ntar si kecoak malah makin ke mana-mana!"
Dengan semena-mena, Hagi mengambil kedua tangan Kei lalu menumpukkannya di wajah cewek itu untuk menutup matanya. "Paling aman, lo diem sini, jangan buka mata atau ngintip biar lo nggak terlalu geli."
Kei menurut saja, diam menutupi kedua matanya. Selama menunggu, terdengar bunyi gedebug diikuti suara grasah-grusuh sebelum bau parfum Hagi memenuhi indra penciumannya.
Kei udah tau wanginya sih, cuma dia baru sadar aja kalau parfum yang Hagi pakai ini adalah tipe parfum yang baunya nggak semerbak ke seluruh ruangan, tetapi hanya akan tercium jika Hagi berada sangat dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Eclairs ✔
Roman d'amourIni hanya tentang Kei yang diam-diam menyukai Hagian. Menjadi fangirl Hagian sejak jaman maba tidak lantas menjadikan Kei menaruh harapan berlebih pada cowok itu. Jangankan mengajak berkenalan, menyapa saja Kei tidak berani. Kei hanya sanggup mengkh...