☯ 11: ayem sawry

335 60 22
                                    

Pra sudah tahu jika Kei bakal clueless banget perkara balas-membalas dendam ini. Cewek itu hafal betul tabiat sahabatnya yang mengutamakan prinsip sok-sokan dahulu baru usaha. Memang sedikit stupid

Sebagai sahabat yang pengertian, Pra bantu mengumpulkan senjata untuk memulai perang nanti. Senjata yang dimaksud tentunya adalah informasi mengenai kelemahan musuhnya.

Makanya, abis kelas kemarin, Pra menyempatkan diri menghampiri Oris yang sibuk nyebat di kantin. Mumpung cowok itu lagi sendirian, jadi Pra lancarkan saja siasatnya.

Pra langsung mengambil duduk di depan Oris tanpa permisi. "Merokok dapat menyebabkan serangan jantung, hipertensi, gangguan keham—"

Belum sempat Pra menyelesaikan kalimatnya, Oris sudah batuk-batuk duluan.

"Tuh kan, baru aja dibilang udah bengek duluan."

Oris masih sibuk melegakan tenggorokannya sembari berujar. "Kalo mau ngagetin tuh bismillah dulu kek!"

"Kata nenek gue, merokok itu nggak baik untuk kesehatan. Baik untuk diri sendiri maupun orang yang menghirup asap rokoknya."

"Gue udah tau."

"Kata nenek juga, kalo minta maaf itu kudu yang ikhlas dan sepenuh hati."

"Terus?"

"Nggak ada terusannya."

Oris berdecak. "Maksudnya, ngapain lo kasih tau hal itu ke gue?"

"Just info aja, siapa tau tadi lo nggak ikhlas minta maaf ke gue perkara sembur-sembur naga."

"Oh, tentu aja gue ikhlas."

"Kalo ikhlas, lo mau bantuin gue nggak?"

Oris mengernyitkan dahi. "Apa hubungannya ikhlas sama bantuin lo?"

"Y-ya ada, kata nenek gue, ikhlas itu juga tentang membantu orang lain!" Pra ngeles, untung saja Oris tidak protes lagi.

"Yaudah apa?"

"Gue mau tau sesuatu tentang konco jametie lo yang brengsek itu."

"Kalo gue ogah kasih tau gimana?"

"Nenek gue pernah cerita sebuah takhayul, yang mengatakan kalo nggak boleh potong kuku malem-malem, nanti kesurupan. Awalnya gue nggak percaya dong, nyatanya hal itu beneran kejadian di tetangga gue."

"..."

"Pernah suatu kali, ada tetangga yang pamer kekayaan, lalu nenek gue mulai bersabda, nggak boleh sesumbar tentang hal-hal yang lo miliki, nanti kejatuhan palu. Nggak beberapa lama, beneran kejatuhan palu dong kepalanya itu tetangga, sampe benjol kayak sanggul Jarjitsing."

Oris menghela napas denger cerocosan Pra, ia langsung to the point bertanya. "Jadi, inti dari cerita lo ini apa?"

"Ya gitu, kalo mau bantu orang jangan setengah-setengah, kudu full. Berhubung lo udah sepakat buat bantuin gue, makanya lo nggak boleh nolak, ntar tangannya buntung sebelah."

"KAPAN GUE SEPAKAT BUAT BANTUIN LO?!" Mendengar kalimat terakhir Pra, Oris langsung bereaksi keras.

"Kata nenek gue—"

"Oke, deal."

Pra nggak tahu, entah Oris sudah termakan siasatnya dan takut dengan takhayul tangan buntung itu atau cowok itu beneran bego, yang jelas, Pra berhasil membuat Oris membocorkan sedikit info tentang Hagi.

Makanya, pas denger cerita Kei soal dia yang berhasil merecoki Hagi, Pra jadi yang paling kenceng ketawa.

"Duh harusnya lo videoin tadi." Pra berujar di sela tawanya. "Pasti komuknya si jamet ntuh kocak banget!"

Strawberry Eclairs ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang