𝐋 𝐀 𝐃 𝐀 𝐍 𝐆 𝐆 𝐀 𝐍 𝐃 𝐔 𝐌
Pada waktu libur di siang hari pemuda manis dengan gaya berpakaian nya selalu terlihat manis dan rapih itu tampak menghampiri Minho yang tengah terduduk memainkan ponsel nya.
"Minho Hyung.." Sapa nya pelan, namun Minho yang tengah asyik hanya bergumam tanpa melirik nya barang satu detik pun
Membuat Felix merenggut kemudian mendaratkan tangan nya untuk mendapatkan sebuah atensi yang sangat ia inginkan.
"Minho Hyunngg!"
"Felix berhenti mengganggu kakak mu" Ucap Nyonya besar Lee, yang sedari tadi menyertai keduanya di dalam ruang keluarga dengan sebuah televisi menyala.
"Kau sudah Enam belas tahun, jangan bersikap kekanak-kanakan" Tambahnya.
"Felix hanya ingin bermainㅡ"
"Bermain di tempat lain" Sanggah nya, membuat Felix yang terlanjur dilanda kesepian berakhir melarikan diri meninggalkan ruangan.
Wajah nya yang tertunduk bukan karena bersedih menyembunyikan setitik air mata, melaikan dengusan nafas akan sebuah kebebasan.
Kini kaki-kaki nya yang dipakaikan sepatu bermerek berbahan dasar kulit setia melangkah menjejaki lantai marmer rumah besar nya menuju dapur
Kemudian memasuki lumbung penyimpanan mengabaikan para penghuni belakang yang menatap nya pasrah dalam keputusasaan.
"Tenang saja aku tidak akan melakukan hal membosankan seperti mengacak-acak periuk beras dan menebar isinya di lantai hari ini"
Sindir nya dengan nada bicara khas nya yang mulai terdengar menunjukan keangkuhan memahi sejumlah tatapan istimewa yang tertuju kepada nya.
•••••
Di kandang sapi yang di hiasi tumpukan jerami, pria dengan sebuah celemek sintetis itu tampak betah berjongkok mendalami kesibukan nya
Tangan kekar nya yang terbiasa menggarap muatan berat yang padat kini terpakai untuk mengurut sesuatu yang lembab dan lunak disana.
Dengan sebuah ember baja yang sudah terisi penuh oleh cairan susu, ia pun mulai beranjak menenteng gagang besi itu menuju rekan nya di sisi lain
Kemudian kembali berjalan dengan membawa ember baru untuk memerah jejeran sapi di sekat lain
Tanpa menyadari kehadiran sesosok kecil yang kini turut berjalan semakin dekat menuju arah punggung nya tersebut setelah memasuki pintu.
"Aku suka susu" Ujar nya, langsung berjongkok di samping Hyunjin seraya menatap gerakan tangan yang naik turun itu dengan seksama.
"Kenapa Kau Berada Disini??" Ucap pemuda berambut hitam yang agak kecoklatan itu, hanya melirik kedatangan nya dengan tatapan sekilas
Membuat setitik lengkungan kecil yang terkandung pada bibir kemerahan nya terlihat semakin melebar saat wajah mereka bersahutan tak sampai bertahan lama.
Pekerja ini benar-benar sangat menjaga jarak dengan nya.
"Bosan, jadi aku bermain kesini" Katanya.
"Kembalilah, Dan Jangan Datang Lagi"
Balas Hyunjin, mengingat fakta jika sosok majikan muda nya tersebut bukanlah orang yang seharus nya berada di tempat seperti ini.
Namun ia tak tahu jika remaja kecil yang sejatinya adalah anak manja kekurangan perhatian itu mempunyai hobi melanggar