L A D A N G G A N D U M
Di kamar Felix terlihat Minho yang belum menyerah terus mencari keberadaan adik nya setelah penelusuran para pelayan.
Pemuda itu mengaku tak percaya jika Felix benar-benar tak di temukan di dalam kamar nya.
Mana tau ia bersembunyi di dalam sudut kecil dengan tubuh nya yang mungil bukan?
Ejek nya, sebelum kenyataan benar-benar menampar keras wajah nya yang sempat mendengus tertawa.
"Feliix!! Keluar!!"
"Kau bisa bermain-main dengan mereka tapi tidak dengan ku!"
"Kubilang Keluaarr!!"
Ia terus berteriak, membongkar segala macam tempat-tempat tersembunyi yang ia jumpai di atas indra nya yang mencoba ia tutupi.
Namun lambat laun gelagat dan ekspresi wajah nya yang semula congak penuh ejekan kini mulai terlihat abstrak menanggapi setiap seruan tajam nya yang tak kunjung mendapat jawaban.
"FELIX!!?"
Karena itu arti nya Felix benar-benar melampaui ekspetasi nya dan sekarang ia pergi entah kemana setelah nekat melompati lantai dua dengan kaki nya.
Dan pada akhir nya Minho pun sampai pada titik menyerah, dan memutuskan untuk mencari nya ke tempat lain namun sebelum itu
Pandangan nya malah berakhir kepada sebuah laci terbuka yang memperlihatkan sehelai kertas dengan tulisan nama di dalam nya.
Si penulis seperti nya ingin merahasiakan hal ini, jadi ia menyimpan nya di sela-sela tumpukan buku dalam laci agar semua orang tak tahu.
Namun setelah Minho membaca nya, malam ini rahasia kecil yang memperlihatkan nama nya dan nama si tukang kebun yang sempat ia tulis
Di antara lambang hati ketika terserang bosan itu akan segera tersebar saat lembaran kertas yang kini terjun bebas tersebut mengakhiri keberadaan nya.
...
Minho berlari keluar rumah, menyusuri setiap jalanan berumput yang selalu Felix datangi secara diam-diam saat kesepian.
Dari kejauhan kaki nya terus berlari mengejar sosok Felix yang mulai terlihat untuk ia hampiri.
"FELIX BERHENTI!!"
Namun sayang nya sebuah teriakan keras dengan suara lantang itu masih belum cukup untuk membuat nya yang terlanjur tersakiti terhenti.
Ia menangis, air mata nya justru keluar semakin banyak juga menetes semakin deras mengingat semua bayang-bayang yang tercipta oleh alunan suara nya.
"Feelix kembaliiㅡ
"Lepaskan aku!! Hiks.." Sentak nya saat uluran tangan Minho berhasil menggapai alunan tubuh nya yang lemah dari arah belakang.
Tangan nya tercampak dengan kasar kebawah, mengiringi ledakan emosinya yang lagi-lagi di buat membuncah
Tak mampu lagi untuk di bendung menanggapi perkataan kakak tiri nya yang seolah terasa menyelubung.
Apakah ia sengaja mengatakan itu dan berniat membuat nya semakin sakit dengan sederet kenyataan tersebut?
"Kau Telah Merebut Semua Apa Yang Seharus Nya Menjadi Miliku!!!"