Cp 5 : Salbri Andrian (Brian)

342 65 7
                                    

Biasanya Maika akan duduk tenang didalam kelas sambil memakan bekal yang disiapkan Bundanya. Kadang sendirian, kadang Brian membawa mangkuk baksonya ke dalam kelas. Namun hari ini berbeda, pagi-pagi sekali Bundanya ada acara reuni di Bogor dan akan menginap 3 hari disana. Jadi hari ini Maika tidak membawa bekal.

Hal yang tidak biasa lainnya. Karena Hiro hari ini Olimpiade Fisika dan Iyori sedang turnamen Basket disekolah lain. Jadilah yang ada disekolah hanya dirinya dan juga Hitto. Dimana pulang sekolah nanti juga ia akan pulang bersama lelaki itu.

Mungkin dari Kelima abangnya, hanya Hitto yang paling jauh darinya. Bahkan saat Maika masih di rumah sakit, lelaki itu jarang sekali muncul. Kalau kata Iyori, Hitto punya kelainan sistem imun yang membuat anak itu mudah sakit. Jadi Bunda melarang Hitto untuk sering-sering kerumah sakit. Hitto juga sebenarnya seorang model dan ia cukup sibuk dengan pekerjaannya.

"Mai, mau makan apa?" Maika kembali dari lamunannya dan kembali tersadar kalau ia saat ini berada di kantin sekolah. Tempat yang tak pernah Maika datangi semenjak ia menjadi Maika yang baru.

Tempat itu sangat ramai, bahkan Maika tidak tau apakah ia dan Brian akan mendapatkan tempat untuk makan.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, kali ini Brian menyikut lengan Maika, membuat sahabatnya itu kali ini menoleh kearahnya, "Apa ya?"

"Yee malih, malah balik nanya. Gue gak tau pantangan lu apaan aja jir. Entar gue salah pesen." Oh iya, pantangan. Bundanya mengoceh panjang lebar tentang hal itu tadi pagi. Tapi menguap begitu saja. Jadi anak itu hanya menjawab, "Gue pesen yang lo pesen aja deh."

"Somay ya?" Tanya Brian memastikan, yang dijawab dengan anggukan kepala.

"Yaudah lu duduk situ aja. Biar gue yang pesen, entar pingsan lagi, rame banget yang ngantri soalnya." Brian menunjuk kearah meja panjang yang sudah ditempati oleh seorang gadis yang Maika tidak kenali. Anak itu baru akan berbicara, mana tau Brian menunjuk tempat yang salah. Namun Brian sudah lebih dahulu berjalan dan menghilang diatara orang-orang. Jadilah Maika pasrah dan berjalan menuju arah yang Brian tunjuk tadi.

"Gue boleh duduk sini? Ada orangnya gak ya?" Tanya Maika kepada gadis berambut panjang itu. Sebenarnya Maika sudah sadar kalau gadis itu sempat melihatnya mendekat. Namun gadis itu langsung menundukan kepalanya ketika sepasang mata mereka beradu.

Gadis itu pun menganggukan kepalanya, masih dalam posisi merunduk, tidak menatap Maika sama sekali. Sibuk menyantap Mie Ayamnya.

"Kalo lo gak nyaman, gue per—" tiba-tiba gadis itu memegang tangan Maika, melarang niat lelaki itu untuk pergi.

"Jangan tinggalin gue lagi Mai." Deg!

"Hah?" Kening Maika mengerut, suara gadis itu cukup pelan dan teredam oleh suara disekitar, namun Maika masih menangkap omongangnya. "Lagi?" Pertegas Maika, tidak mengerti dengan ucapan gadis dihadapannya itu.

Gadis itu langsung menarik tangannya begitu Brian datang dengan dua piring berisi somay di tangannya. "Hai Jema, gak apa-apa kan kita join?—Lu udah kenalan belom?" Brian menyenggol lengan Maika dengan tangannya pada pertanyaan terakhir.

"Hah?" Sungguh, ini terlalu membingungkan untuk Maika.

"Hah-heh-hah-heh aja lu. Ini Jema. Senior sih. Sekelas sama Iyori. Tapi dulu kita—aah!" Brian mengaduh kemudian mengelus lututnya yang ditendang oleh gadis dihadapannya itu. Gerak-gerik yang semakin membuat Maika kebingungan. Dan herannya, tak ada sebersit memoripun yang lewat di pikirannya. Tentang siapa gadis ini. Ada apa dengan dia dengan Maika dan juga Brian.

Tapi satu hal yang Maika cukup ingat. Gadis itu adalah gadis yang tidak sengaja ia temui didekat lapangan basket. Gadis yang akhirnya pergi bersama Iyori beberapa hari yang lalu.

You Better Not RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang