Cp 10 : Mencari 'Tapi' dipelupuk Ragu

273 57 2
                                    

Maika kira, setidaknya setelah ia dirawat 3 hari dirumah sakit dan 2 hari istirahat dirumah. Masalah tentang Jema sudah selesai. Atau paling tidak sedikit teredam. Namun datangnya dua orang polisi berseragam dengan sebuah surat ditangannya membuat Maika mengernyitkan dahi.

"Maaf Pak, kita bukan gak mau kooperatif, cuma anak saya baru keluar rumah sakit." Seru Papa Tirinya menjabarkan. Disampingnya, Bunda terlihat begitu pucat membaca surat panggilan yang diantar langsung kerumah oleh pihak kepolisian. Sempat Maika menguping kalau surat panggilan itu sudah dikirimkan berkali-kali kerumah, namun tidak ada juga yang datang ke kantor polisi hingga mereka harus datang sendiri.

"Kalau begitu sekarang bisa ikut ke kantor?" Seru salah satu polisi yang mengapit topinya dilengan.

"Iyori dan Maika ya, Pak?" Kini semua mata kecuali kedua polisi itu, memandang kearah Maika dan Iyori yang berdiri berdampingan sedari tadi. Tidak tau apa yang terjadi.

Namun didetik berikutnya, mereka pun dibawa bersama kedua polisi tersebut. Menimbulkan banyak tanya dari tetangga yang turut menyaksikan.

"Mai, Yo, Bunda dibelakang ya, sayang." Seru Bundanya yang setelahnya langsung bergegas bersama suaminya untuk mengeluarkan mobil dari dalam rumah dan mengikuti mobil polisi yang melaju tanpa sirine tersebut.

***

Iyori memandangi kertas print yang berasal dari screenshot chat dirinya dengan Jema. Wajah Iyori terlihat gusar, namun anak itu mencoba menutupinya dengan mengusap punggung tangannya satu sama lain.

 Wajah Iyori terlihat gusar, namun anak itu mencoba menutupinya dengan mengusap punggung tangannya satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chat terakhir di ponsel Jema di tanggal ia memutuskan untuk lompat, yaitu ke kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Chat terakhir di ponsel Jema di tanggal ia memutuskan untuk lompat, yaitu ke kamu. Kamu ketemu sama Jema?" Tanya Pak Polisi yang duduk dihadapannya, menunjuk kertas diatas meja tersebut.

"Call log terakhir di ponsel Jema juga ke nomor kamu, Iyori."

Iyori terdiam merundukan kepalanya. Ia tak tau apa yang akan terjadi, ia tak tau apakah jawabannya akan memberatkan. Terlebih, ia tak tau kalau semuanya akan berakhir seperti ini.

"Perkiraan kematian Jema di jam 11 Malam. Dan dia menghubungi kamu di jam 10 Malam. Sedangkan kalian berjanji untuk bertemu dijam 9 Malam. Kenapa dia harus menelpon kamu sedangkan kalian bertemu sejam sebelumnya? Apa yang kalian bicarakan? Jawab."

You Better Not RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang